Happy reading ❤️
——————————————————————————
"Eh, terus lo gimana sama kak Lang? Udah jadian?"
Rain merutuki adiknya berkali-kali dalam hatinya. Kenapa Langi terus memancing tentangnya dan kak Lang?
"Gue-" Rain terbata, karena sejujurnya dia gak tahu harus jawab apa. "Gue sama kak Lang gak ada apa-apa."
"Bohong trosss!" sergah Tari.
"Iya, Ra, kalian kenapa gak jadian aja sih? Greget tau gak!" ucap Langi.
"Greget kenapa?" tanya Bunga, Rain pun mengangguk menyetujui pertanyaan Bunga.
"Ya gitu, kalian tuh saling suka, saling sayang juga, kenapa gak jadian aja?" Langi tertawa.
Rain menoyor kepala Langi. "Siapa yang bilang kalau gue suka kak Lang, hah?!"
Langi terkekeh. "Eum- lo sih emang gak bilang, tapi kita cukup peka kok, kalau lo suka kak Lang. 'Ya gak guys?" Tari dan Bunga mengangguk.
"So' tau emang kalian!" ucap Rain sebal, "Gue 'kan udah bilang berkali-kali kalau gue gak ada perasaan lebih dari sekedar teman ke kak Lang tuh!"
Mereka bertiga tertawa puas membuat Rain kesal.
"Terus lo sukanya sama siapa, hah?" tanya Bunga terkekeh.
Rain tampak berpikir. Dia sekarang tidak merasa sedang dekat dengan cowok mana pun. Tapi dia merasa nyaman kalau berada dekat—
Tidak! Rain buru-buru mengenyahkan pikirannya itu. Dia tidak boleh mempunyai perasaan lebih dari sekedar teman kepadanya!
"Gatau!" ucap Rain tegas, lalu dia bangkit dan pergi keluar. Teman-temannya tertawa melihat Rain yang kesal itu.
"Baperan dia, hahaha." Tari melihat kepergian Rain.
"Dasar Rain-rain!" tambah Bunga, "Eh dia beneran marah?"
"Nggak, Nga. Nanti pulang sekolah dia pasti balik lagi kek awalnya." Langi mencoba meyakinkan teman-temannya, karena dia tahu betul sifat keplin-planan Rain.
🌧️🌧️🌧️
Hari Minggu sekarang Rain sudah menyiapkan semua hal untuk mereka belajar bareng. Baik itu, makanan, minuman, alat tulis atau pun yang lainnya sudah tersedia di meja yang berada di sebuah gazebo belakang rumahnya.
Sekarang Rain sedang menyiram tanaman yang berada di sekitar gazebo tersebut. Hatinya terasa sangat senang, tetapi dia tidak mengetahui alasan dia bisa merasa sesenang ini.
Tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang.
"Langi lepasin! Gue lagi nyiram!" ucap Rain.
Langi pun melepaskan pelukannya. "Eh buset sensi amat, sanss dong!"
"Lo sih ganggu gue aja! Gue lagi bahagia nih!"
Langi mengernyitkan dahinya. "Bahagia? Kenapa? Cerita dong!"
"Nanti lo juga tau!" Rain pergi untuk mematikan keran air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Story [END]
Novela JuvenilPernahkah kamu merasakan hidup kamu berubah 180 derajat? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini berputar? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini tidak adil? Pernahkah kamu dibenci oleh semua orang, karena kamu bisa mendapatkan segalanya? Aku pernah merasa...