6. Ada Untuk Menjaga

312 38 1
                                    

🐰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐰

"Oke, Guys, jadi dagingnya kita potong dadu dulu, baru ditu----"

"Mas Wil, dress ungunya Cilla udah dicuci belum, ya?"

"Mas, bantuin gue nyari kuncinya si Pika, dong."

"Mas, bisa buatin Papi kopi dulu, nggak?"

"Wil, cucian kotor gue lo taruh di mana?"

Sembari menghela napas panjang, Wildan mematikan kameranya. Hari ini ia berencana untuk merekam aktivitas memasak sebuah menu resep yang baru ia pelajari. Namun, belum apa-apa keluarganya itu sudah mengganggu.

Wildan memang memiliki akun Youtube yang berisi vlog seputar masak memasak menu rumahan. Viewers dan subscriber-nya memang belum banyak, tapi Wildan melakukannya karena dia menyukail hal tersebut.

Wildan  berjalan ke ruang tamu dengan muka suntuk dan siap menelan anggota keluarganya itu hidup-hidup. Di sana, dia langsumg mendapati Papi Adul yang menonton Uttaran, Cilla yang baru turun tangga, Naka yang membersihkan meja makan, Bang Banyu yang berjalan dari arah luar, dan Caka si biang kerok yang memainkan ponsel sembari rebahan.

"Kalian bisa nggak sih sehari aja nggak ganggu Mas? Tuh, kayak Naka, rajin! Minimal nggak usah ngerepotin dulu lah!"omel Wildan seraya menatap satu per satu anggota keluarganya yang tampak cengo.

Papi Adul nyengir kecil. "Mas lagi sibuk ya? Maaf, ya. Papi kira nggak lagi ngapa-ngapain."

"Lagian lo nge-vlog pas hari Minggu. Ya jelas bakal banyak gangguannya lah," sahut Bang Banyu.

Sembari memainkan ponsel, Caka menyeletuk, "Kali ini gue setuju sama lo, Bang!" ucapnya seraya mengacungkan jempol.

Wildan mendengkus panjang. "Kan gue baru ada waktu sekarang, Bang."

Caka baru hendak bersuara ketika Wildan tiba-tiba menginterupsi dengan mengangkat tangannya. "Gue jawab dulu pertanyaan kalian. Dek, dress kamu udah Mas lipet di lemari, tuh." Cilla sontak berlari ke kamarnya.

"Pi, tadi kan Papi udah minum kopi, jadi demi kesehatan ginjal dan lambung Papi, minumnya nanti lagi. Dan lo, King. Gue tahu ya lo bahkan belum nyari kunci motor lo. Lo cuma mau nyuruh gue yang nyari, kan?!"

"Betul, betul, betul!" Caka berujar riang seolah hal itu biasa saja.

Sebisa mungkin Wildan meredam emosinya. "Cucian lo bentar, Bang, gue ambilin." Cowok itu melirik sekilas ke arah sang kakak, lalu berlalu untuk mengambil cucian yang dimaksud.

Kolase Bratadika [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang