🐰
Caka memanfaatkan waktu akhir pekannya untuk mengunjungi panti asuhan. Sudah cukup lama dia tak ke tempat itu. Bahkan Nina merajuk dan pura-pura tak mengenalinya saat Caka datang.
Alih-alih menyambut Caka dengan riang, gadis kecil itu malah langsung memeluk Naka yang datang bersama sang kembaran. Tentu saja Caka tidak terima akan hal itu. Dia langsung mengangkat tubuh Nina dan melayangkannya di udara, membuat bocah itu berteriak, antara histeris dan kesenangan.
Untuk menebus keabsenannya dalam mengunjungi panti beberapa bulan terakhir ini, Caka akhirnya memutuskan untuk mengajak sebagian anak panti berlibur ke DUFAN---Dunia Fantasi Ancol.
Caka yang memang sudah merencanakan hal ini dari awal pun meminjam mobil Banyu untuk mengangkut anak-anak panti. Bersama Naka, dia mengajak kurang lebih dua belas anak panti yang berumur lebih dari tujuh tahun.
Bunda Utari memintanya mengajak anak-anak yang sudah bisa diatur saja. Maka, anak-anak di bawah umur tujuh tahun beliau ajak bertamasya di taman dekat panti.
Kecuali Nina tentu saja. Gadis cilik itu merupakan anak di bawah tujuh tahun satu-satunya yang Caka ajak. Hal itu sama sekali tidak menyulut keiriaan anak-anak lain. Karena sedari awal Bunda Utari sudah menjelaskan bagaimana kedekatan Caka dan Nina. Bahkan sebagian anak-anak mengira bahwa Caka merupakan kakak kandung Nina.
"Yey! Sampe!" Anak-anak itu berseru kegirangan begitu sampai di tempat tujuan. Mereka langsung berhamburan keluar dari mobil dan tampak antusias saat memasuki tempat wisata tersebut.
"Jangan pada pencar, ya. Kita harus sama-sama. Jangan ninggalin temennya. Saling menjaga. Masuknya nunggu Kak Naka parkir mobil dulu. Paham, kan?" Caka menatap satu per satu anak panti yang berbaris rapi di hadapannya.
"Paham, Bang!" seru mereka dengan sangat kompak dan antusias.
Setelah Naka datang, mereka langsung memasuki tempat tersebut. Wahana pertama yang mereka kunjungi adalah istana boneka.
Mereka terlihat begitu takjub saat melihat berbagai jenis boneka yang menggambarkan keberagaman Indonesia maupun mancanegara.
Diiringi alunan musik khas anak-anak, rombongan dibawa berkeliling melewati lorong penuh boneka dengan perahu yang bergerak stabil.
"Ih, bonekanya lucu banget! Bisa gerak-gerak." Nina tampak terkagum-kagum melihat boneka-boneka berukuran besar di sekelilingnya itu mampu bergerak.
Naka yang memang banyak pengetahuan pun menjelaskan. Tentang kapan tempat itu dibuka, jenis boneka yang mereka lihat, dan pakaian serta aksesori apa yang boneka tersebut gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolase Bratadika [End]
General FictionBratadika bersaudara memiliki kehidupan yang sederhana. Hidup tanpa ibu menjadikan mereka kuat dengan caranya masing-masing. Lantas, bagaimana cara mereka saling menjaga satu sama lain? Rank: #1 in Winmetawin (23/06/21) #5 in Chimonwachirawit (22/06...