Kembar tidak seiras. Wkwk
Boleh sambil dengerin lagu yang ada di mulmed ya!
🐰
Caka menengadahkan tangan dengan segenap jiwa yang diliputi ketulusan. Dia memohon ketenangan dan kebahagiaan dalam keluarganya dan mengirimkam doa untuk Mami yang telah menjalani kehidupan selanjutnya.
Sungguh, Caka hanya rindu.
Rindu pada kehangatan sang mami yang selalu dibanggakannya. Rindu pada setiap ucapan penuh penyemangat yang tak putus diuntai oleh wanita itu.
Di antara saudaranya, Caka memang bisa dibilang dekat dengan Mami setelah Naka. Masa kecilnya selalu dia habiskan bersama Mami. Entah itu berbelanja, berkebun, bahkan mengunjungi tempat-tempat yang mengajari Caka banyak hal tentang kehidupan.
Caka tahu, di antara anak-anak Mami, dialah yang paling nakal. Tapi Mami tak pernah sekalipun memarahinya. Beliau juga tidak pernah pilih kasih dan selalu memberikan yang terbaik kepada seluruh anak-anaknya tanpa membedakan.
Bahkan meskipun Caka atau Naka yang sering bersama Mami, yang lain tidak akan merasa cemburu, termasuk si bungsu. Karena mereka mengerti bahwa Mami tidak akan pernah memberi perlakuan khusus pada anak-anaknya, semua diperlakukan sama dan sewajarnya.
Empat tahun lalu adalah masa terberat untuk keluarga Bratadika. Mereka kehilangan penopang dan tempat sandaran paling nyaman. Masih teringat jelas kala Caka menemukan Mami yang terbaring di atas sajadah dengan balutan mukena dan tasbih yang tergenggam di tangan kaku wanita itu.
Mami terkena serangan jantung mendadak. Bahkan sebelum tidur, beliau masih datang ke kamar Caka dan memberikan kecupan hangat untuk putra tengahnya itu.
Masih terngiang betul jeritan kehilangan Cilla, tangis Mas Wildan, ratapan Papi Adul dan Bang Banyu. Semua itu terekam jelas dalam ingatan Caka. Menyayat hati dan pilu untuk dirasakan.
Hingga di tengah duka, Caka harus bangkit sendirian di kala semua orang tenggelam dalam kehilangan. Caka bak orang bodoh yang berusaha mengembalikan suasana. Dan usahanya tidak sia-sia, sebulan kemudian semua pulih dan kembali seperti sedia kala.
Namun tidak dengan Naka. Cowok itu berubah. Dia menutup diri seolah tidak ingin didekati oleh siapa pun. Caka kembali hancur. Dia merasa gagal. Bukan hanya maminya yang pergi, jiwa Naka seolah ikut mati bersama sang mami.
Mi, Caka kangen .... istirahat yang tenang ya.
Merasa sedikit lega, Caka melipat sajadah dan melepas sarungnya. Cowok itu lantas melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul dua. Dia melirik Naka yang masih terlelap, sebelum kemudian bergegas keluar.
Sesampainya di dapur, Caka mendapati tunpukan piring kotor yang dibiarkan menumpuk di wastafel lantaran Mas Wildan rapat organisasi dan tidak pulang. Sedangkan Naka yang biasanya paling mengerti, harus pulang larut malam karena bimbingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolase Bratadika [End]
General FictionBratadika bersaudara memiliki kehidupan yang sederhana. Hidup tanpa ibu menjadikan mereka kuat dengan caranya masing-masing. Lantas, bagaimana cara mereka saling menjaga satu sama lain? Rank: #1 in Winmetawin (23/06/21) #5 in Chimonwachirawit (22/06...