🐰
"Ih, Abang apaan sih! Jangan tarik-tarik rambut Cilla!" Cilla yang tengah duduk sembari memainkan ponselnya itu menggerutu kesal ketika Caka menarik-narik rambutnya yang terkuncir rapi.
"Lagian kamu main HP mulu, Cil. Kapan belajarnya? Udah mau UN, loh. Awas kalo nggak lulus." Caka kemudian mengambil alih tempat duduk kosong di samping sang adik. Dia lantas melirik apa yang tengah ditonton gadis itu. Dan seperti biasa, Cilla menonton oppa-oppa Korea-nya yang sedang live dengan bahasa yang tidak Caka mengerti itu.
"Ih, Abang mah gitu. Cilla tuh tadi abis les tau. Pusing. Pengen refreshing lihat Oppa."
"Oppa terus!" cibir Caka sembari meraih remot, lalu menyalakan TV di hadapannya.
"Biarin lah. Bosen Cilla lihat Abang yang jamet ini."
"Jamet-jamet gini, Abang kalo jadi artis banyak yang nge-fans tau, Cil."
"Hilih, pede amat."
"Eh, nggak percayaan."
Cilla mencibir dengan gerakan bibirnya lalu kembali pada aktivitas fangirling-nya. Sedangkan Caka menonton kartun yang tidak dia ketahui judulnya. Lantaran terlalu asyik, Cilla akhirnya tidur di pangkuan sang abang yang sama sekali tidak protes dan justru mengelus lembut rambutnya.
"Dek, dek!" Mas Wildan yang datang dari arah kamarnya di lantai atas tampak buru-buru menghampiri adiknya.
"Ya, Mas?" Cilla bangun dari posisi berbaringnya lantas menatap sang kakak.
"Menurut kamu bagusan yang mana?" Mas Wildan menyodorkan ponsel yang menampilkan gambar dua pilihan topi bucket berwarna merah dan biru.
Cilla menepuk dagu dengan jari telunjuknya. "Buat siapa emangnya, Mas?"
"Buat Mbak Laila," jawab Mas Wildan dengan nada santai.
Seketika, muka Cilla berbinar cerah. Gadis itu lantas melirik jahil ke arah Caka yang tampak meredam emosi.
"Wah, Mas Wil so sweet banget, sih! Mbak Laila beruntung banget deh," seru Cilla seraya melirik Caka yang pura-pura tidak peduli. Padahal Cilla tahu betul kalai abangnya itu sangat cemburu berat.
"Iya. Cocokan yang mana ya buat Mbak Laila? Kamu kan rada deket gitu sama dia."
"Yang merah sih Mas kalo kataku. Cocok banget sama Mbak Laila yang ceria!"
Mas Wildan mengambil kembali ponselnya lalu memperhatikan topi berwarna merah yang dipilih Cilla. "Iya, pas deh kayaknya. Laila bakalan suka nggak ya? Soalnya kan kita besok mau ke pantai, jadi biar dia nggak kepanasan gitu, Dek. Gimana menurutmu?"
"Aaaa! Mas Wil perhatian plus romantis banget, ih. Mbak Laila jelas suka lah. Apalagi kalo dari Mas Wil. Jelas suka banget."
"Semoga aja deh. Mas udaj nggak sabar buat ngabisin waktu berdua sama dia besok. Mbak Laila tuh partner yang hebat tau, Dek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolase Bratadika [End]
General FictionBratadika bersaudara memiliki kehidupan yang sederhana. Hidup tanpa ibu menjadikan mereka kuat dengan caranya masing-masing. Lantas, bagaimana cara mereka saling menjaga satu sama lain? Rank: #1 in Winmetawin (23/06/21) #5 in Chimonwachirawit (22/06...