50. Carut-marut

181 23 2
                                    

🐰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐰

Selama seharian Caka berada di rumah Om Gun bersama Haris untuk terus memperbarui kabar tentang Om Gun dan Tante Jia. Haris bahkan telah meminta berbagai pihak untuk mencari keberadaan sang papa. Namun, hasilnya masih sama. Belum ada perkembangan terbaru tentang mereka.

Hingga hari menjelang malam, belum ada kabar terkini. Keduanya terus mengecek komputer, namun tak ada tanda-tanda yang menunjukkan tentang informasi yang mereka cari.

"Mas, gue ke dapur dulu, ya. Mau cari sesuatu buat di makan. Lo di sini aja, nanti gue bakal bawa ke sini makanannya." Caka bangkit berdiri sembari menatap ke arah Haris.

Haris mengangguk. "Thanks, ya, King," ucapnya.

Caka kemudian beranjak keluar dari ruang kerja Om Gun dan berjalan menuju dapur. Dia memutuskan untuk membuat nasi goreng setelah melihat bahan-bahan yang tersedia di dapur. Baginya, membuat nasi goreng bukan perkara sulit. Karena semua anggota keluarga Bratadika telah dilatih untuk setidaknya menguasai dalam memasak dua menu makanan. Termasuk si bungsu. Wildan-lah yang membuat aturan tersebut.

Saat Caka membuka pintu kulkas untuk mengambil telur, dia mendapati dua minuman sari kacang hijau kotak yang ditempeli sticky notes bertuliskan, 'Untuk Caka'. Melihat itu, dada Caka terasa dicengkram kuat. Dengan tangan yang kaku diraihnya kotak minuman tersebut.

Caka tahu betul siapa yang menyiapkan ini untuknya. Ya, Om Gun. Omnya itu selalu menyetok minuman kesukaan Caka di kulkas.

Mata Caka memburam melihat kotak minuman kesukaannya yang telah disediakan Om Gun itu. Biasanya, Om Gun selalu membelikannya satu dus untuk dibawa pulang ke rumah. Dan bisa-bisanya sebelum pergi pria itu masih sempat memikirkannya, sementara Caka melupakan keberangkatannya begitu saja.

Sedikit tersadar, dia mengembalikan kotak minuman itu dan melongok ke atas. Dan ya, seperti sebelum-sebelumnya, Caka menemukan kotak obat berisi vitamin yang juga selalu disediakan Om Gun untuknya.

Kali ini, saat membuka kotak obat itu Caka menemukan sebuah catatan.

Jangan lupa diminum vitaminnya, Caka. Jaga kesehatan ya selama Om pergi :)

Caka sedikit menyandarkan tubuhnya di kulkas. "Om sekarang di mana? Cepet pulang, Om. Caka pengen peluk."

🐰

Cilla berjalan menunduk sepanjang melangkah menuju kelasnya. Sejak kejadian itu, Cilla memang tak seceria dulu lagi. Dia mulai krisis percaya diri. Hanya saja, gadis itu sebisa mungkin untuk terlihat baik-baik saja.

Kolase Bratadika [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang