61. Luapan Kegembiraan

235 29 7
                                    

🐰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐰

"Woy, bangun, woy!"

Wildan memukul tutup panci tepat di hadapan Caka yang tengah tertidur pulas. Sontak saja cowok itu terlonjak kaget. Dia bahkan sampai mengeluarkan jurus api Boboiboy. Hal itu tentu mengundang tawa Wildan yang memang tengah membalas dendam perihal kelakuan Caka semalam.

“Apaan, sih, ganggu orang tidur aja!” Caka kemudian menguap lebar sambil menggaruk telinganya.

“Hey, Pemalas! Coba lihat jam itu udah nunjuk angka berapa,” seru Wildan dengan berapi-api.

Caka lantas melirik ke arah jam yang tergantung di dinding kamarnya. Pukul setengah delapan. Tadi Caka sempat bangun untuk salat subuh. Dan setelahnya, dia kembali tidur lantaran semalam dia hanya terlelap beberapa jam.

Berhubung hari ini sedang libur Nasional, Caka berencana untuk bermalas-malasan seharian. Namun, saat dia hendak kembali merebahkan tubuh, Wildan tiba-tiba menjewer telinganya.

“AW! ANJIR! SAKIT TAU, MAS!” Caka mengaduh keras dan memohon pada Wildan agar melepaskan jewerannya.

"Cepet mandi, udah pada ditunggu buat sarapan." Wildan berujar sinis sebelum akhirnya berlalu.

Caka pun menirukan ucapan Wildan dengan gerakan bibirnya, lalu dengan malas-malasan cowok itu bangkit dan melangkah menuju kamar mandi.

Dua puluh menit berselang, Caka menghampiri keluarganya yang berada di meja makan. Dan rupanya, ada Haris juga di sana. Mereka tampak sangat gembira dan tertawa bersama.

"Wah, ada apa, nih? Roman-romannya pada happy banget." Caka menarik kursi yang berada di sebelah Naka, lalu mendudukinya.

"Alhamdulillah, King, Papa sama Mama udah ketemu!" seru Haris dengan wajah berseri-seri.

Caka membulatkan matanya yang seketika tampak berbinar. "Hah, seriusan, Mas?!"

"Iya, Alhamdulillah. Mereka sehat. Nih, kita baru selesai video call-an. Lo sih, telat bangunnya."

Saking senangnya, Caka langsung melakukan sujud syukur. Dia sangat gembira mendengar kabar tentang om dan tantenya itu.

Matanya tampak berkaca-kaca. Sungguh, dia sangat bahagia. Karena jika Om Gun dan Tante Jia ditemukan dalam kondisi tak baik-baik saja, dia akan sangat membenci dirinya sendiri.

Usai bersujud, Caka langsung merampas ponsel dari tangan Haris, kemudian berlari menuju kamarnya. Semua orang di meja makan sampai ternganga melihat tindakan Caka.

Kolase Bratadika [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang