🐰
Seminggu telah berlalu sejak insiden Papi Adul yang terjatuh dari pohon mangga. Semuanya telah membaik. Keluarga Bratadika perlahan mulai kembali menata hidup mereka lagi.
Papi yang sudah tidak diperban lagi, Naka yang perlahan pulih, Banyu yang tidak berjalan dengan tongkat. Semua telah kembali ke sedia kala. Bedanya, kini Naka banyak tersenyum.
Senyum manis yang selama bertahun-tahun menghilang itu kini hadir lagi dan membawa keceriaan tersendiri bagi seluruh anggota keluarga Bratadika.
Malam ini, Caka berencana mengadakan pesta barbeque sederhana di depan rumah. Sebagai wujud syukur atas membaiknya keluarga Bratadika katanya. Alasan yang membuat Banyu mencak-mencak lantaran Caka menghabiskan uang di ATM-nya.
Padahal Banyu sudah tidak bekerja dan baru pulih dari kecelakaan. Namun, adik laknatnya itu memalaknya, bahkan merebut ATM-nya saat dia hendak mengambil uang di dompet. Dan yang membuat Banyu tambah marah, Haris tukang kompor yang memang selalu kemusuhan dengannya itu ikut berbelanja dengan Caka. Banyu sudah paham kedok kedua manusia super jail itu bila disatukan.
Rasanya, Banyu ingin menyembelih Caka saat dengan sok polosnya bocah biadab itu memberikan ATM kepadanya sambil berkata, "Makasih, Abang. Saldo lo tinggal dua ribu, lumayan tuh masih bisa buat beli permen."
Banyu mungkin sudah menggebuk pantat Caka dengan rotan apabila Tamara tidak segera datang dengan segala kerusuhannya. Saat itu, kemarahan Banyu langsung menguap tergantikan dengan debar di dadanya. Sepertinya Caka harus beesujud di hadapan Tamara yang telah menyelamatkannya dari amukan serigala buas dan menakutkan itu.
Caka memang mengundang banyak orang agar datang. Ada Laila---gadis pujaannya, Liana, Haris dan sang kekasih, Ozi, Fuad, Vini yang telah digadang-gadang menjadi calon istri Wildan ... ah, dan jangan lupakan calon menantu lelaki satu-satunya di keluarga itu. Siapa lagi kalau bukan Micko.
Caka bahkan telah mengutus Ozi dan Fuad untuk menjemput paksa cowok itu. Bagaimanapun caranya, cowok itu harus datang.
Agenda mereka malam itu tidak hanya pesta barbeque saja. Atas usul Caka, mereka mengadakan dangdutan gratis yang disponsori oleh Ozi sebagai pemilik sound system. Untungnya, RT di kompleks itu merupakan Pakdhe Mul yang baik hati. Beliau bahkan langsung mengizinkan saat Caka menjelaskan keinginannya untuk dangdutan.
Sejak sore Ozi dan Fuad telah memboyong sound system ke halaman rumah Caka. Mereka sama sekali tidak peduli saat Wildan berkomentar nyinyir tentang rencana mereka.
"Norak banget."
"Alay."
"Jamet."
Begitulah kata yang diucapka Wildan dengan ekspresi julid andalannya.
Saat ini semua sudah siap. Tinggal menunggu kedatangan Ozi dan Fuad yang ditugaskan Caka untuk mengangkut paksa Micko saja.
Bahkan Vini yang baru saja datang langsung bisa beradaptasi dengan keluarga itu. Vini disambut dengan hangat oleh mereka. Bahkan Caka sesekali tampak menggodanya secara terang-terangan dan langsung dipelototi oleh Wildan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolase Bratadika [End]
Ficción GeneralBratadika bersaudara memiliki kehidupan yang sederhana. Hidup tanpa ibu menjadikan mereka kuat dengan caranya masing-masing. Lantas, bagaimana cara mereka saling menjaga satu sama lain? Rank: #1 in Winmetawin (23/06/21) #5 in Chimonwachirawit (22/06...