🐰
"Ceking! Ayo ke kantin. Lo ngapain sih, elah, kayak orang cacingan aja lemes banget." Tamara datang menghampiri Caka dan menggoyang-goyangkan tubuh cowok yang menidurkan kepalanya di meja itu.
"Iya, King. Lo kenapa, sih?" Fuad yang ada di sebelah Tamara tampak terheran-heran.
"Udah kayak duda ngenes tau nggak lo," sahut Ozi dengan sarkas.
Caka tak beranjak. Dia masih tetap dalam posisinya. Hal ini tentu membuat ketiga temannya heran. Bagaimana tidak, sedari jam pertama dimulai, Caka tampak tak bersemangat. Padahal tiga jam pelajaran dikelasnya sedang jam kosong lantaran gurunya menghadiri kelas. Biasanya, cowok itu tak akan melewatkan jam kosong sedetik pun. Dia akan mempergunakan jam kosong dengan dangdutan di kelas bersama Ozi dan yang lain.
Namun, kali ini Caka benar-benar berbeda dari biasanya. Seperti cewek yang sedang PMS dan badmood.
"Bangun nggak lo! Ayo ke kantin!" Tamara terus menarik tubuh Caka dan memaksanya agar bangkit.
"Tam, gue males banget. Apaan, sih!" dengkus Caka tampak lemas.
"Nggak mau tau!" balas Tamara acuh tak acuh. "Gengs, angkut paksa dia ke kantin," titahnya pada Ozi dan Fuad.
Keduanya pun langsung tanggap dan menarik tubuh Caka. Hingga cowok itu benar-benar pasrah dan mengikuti ketiga temannya itu dengan langkah gontai.
Setibanya di kantin, Caka langsung duduk dan kembali meletakkan kepalanya di meja, seperti orang yang tidak bertenaga.
Seperti biasa, Fuad-lah yang bertugas memesan makanan. Dan kali ini cowok itu tidak membutuhkan waktu lama untuk kembali ke tempat duduk membawa makanan miliknya serta teman-temannya.
Caka tampak tidak nafsu dalam menikmati makanannya. Dia hanya asal memasukkan makanan ke dalam mulut lantaran perutmya minta diisi.
"Lo tuh kenapa, sih, King, sebenernya? Cerita aja sama kita-kita." Fuad berucap seraya menatap Caka dengan tulus.
"Gue tuh kangen banget sama Laila, Fu!" ungkap Caka dengan nada kesal. "Udah dua minggu nggak ketemu, rasanya kayak hampa banget hidup gue.
Ketiga teman Caka itu sontak melebarkan bola mata, tak menyangka alasan di balik kegalauan Caka tersebut. Bahkan Tamara yang tengah minum sampai menyemburkan air ke muka Ozi yang ada di hadapannya.
"Jorok banget, sih, lo, Tam!" seru Ozi seraya membersihkan wajahnya dengan tisu.
Tamara meringis seraya mengacungkan dua jarinya. "Peace, Zi. Gue kelepasan." Tatapannya kemudian beralih pada Caka. "Lagian lo kenapa bucin banget, sih, King? Udah seberat apa rindu lo itu? Ngalahin rindunya Dilan? Lebay banget perasaan."
Caka mendengkus keras. "Lo nggak bakalan ngerti, Tam."
"Aelah, bucin mah bucin aja," cibir Tamara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolase Bratadika [End]
General FictionBratadika bersaudara memiliki kehidupan yang sederhana. Hidup tanpa ibu menjadikan mereka kuat dengan caranya masing-masing. Lantas, bagaimana cara mereka saling menjaga satu sama lain? Rank: #1 in Winmetawin (23/06/21) #5 in Chimonwachirawit (22/06...