Semua kata bermakna, hanya saja kata-kata tertentu yang tak sengaja terucap menimbulkan goresan akibat maknanya yang terlalu berat😇
#rararianis👉👈
Happy reading semuaa❤️❤️~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sesampainya di dalam vila Ara menyuruh Alvi untuk beristirahat di kamar tamu tapi ntah kenapa sangempu yang disuruh hanya memejamkan matanya sembari menyenderkan punggungnya pada sofa yang tersedia di ruang tengah di vila Ara.
Ara yang melihat tak ada pergerakan dari Alvi pun hanya mendengus dan berlalu mengabaikannya. Ia terus menuju dapur untuk mengambil segelas minum lalu menegak nya hingga tandas.
Balik lagi ke ruang tengah, masih sama dan dalam keadaan yang sama Alvi masih duduk memejamkan mata sembari menyenderkan punggungnya ke sofa, Ara yang penasaran pun mendekat dan berusaha membangunkan nya, "Al woii Al, istirahat di kamar aja sana jangan di sini ngerusak pemandangan tau ga" ujarnya dengan menggoyangkan lengan Alvi namun tak ada gubrisan dari Alvi.
Merasa lengan yang dipegang terasa hangat lantas Ara langsung menempelkan punggung tangannya pada dahi Alvi.
"Omaygat panas banget" ujar nya kaget.
Sementara itu Alvi yang sedari tidur terbangun dari tidurnya kala sebuah tangan menempel pada dahinya sontak membuka mata perlahan, mata nya terasa berat walau hanya untuk melihat, "eeunghh...," Lenguh nya
"Lo gapapa?" Satu pertanyaan konyol mendarat dari mulut Ara, padahal dia sudah tau Alvi panas dia sendiri lagi yang ngecek.
"Hm?" Balas Alvi dengan setia masih memperhatikan raut wajah gadis yang berada di depannya.
Sadar akan pertanyaan nya yang konyol Ara berdehem untuk menetralisir rasa canggung yang menerpa mereka saat ini lalu berkata, "Lo istirahat dikamar aja dulu, gue bantu" kata nya kemudian membantu Alvi berdiri dan memapahnya menuju kamar tamu.
Sesampainya dikamar Ara lantas memposisikan Alvi dikasur supaya dia bisa beristirahat dengan tenang, maksudnya nyenyak kali ya.
"Lo istirahat aja, gue keluar bentar" lalu berjalan keluar dari kamar ini, namun baru dua langkah ia berjalan kini langkahnya terhenti kala Alvi mencekal pergelangan tangannya.
"Ada apa?" Tanya Ara
Alvi pun menjawab yang justru malah membuat Ara mengernyit heran, "jangan pergi, gue takut sendiri" kata Alvi masih dengan mata yang tertutup dan tangan yang tak melepaskan cekalan tangannya pada tangan Ara.
Niat hati ingin mengambil kompres tapi malah ditahan seperti ini, Ara mendengus kesal, "gue mau ngambillin kompres lepas dulu"
Namun tak juga dilepas malahan cekalan itu semakin kuat, kalao Ara sedang tidak punya hati maka cekalan di lengannya ini akan dilepas paksa sesuai dengan prinsip nya ' berani ganggu, otomatis tulang udah kuat, kalo ga patah ya hancur' terdengar mengerikan namun bermanfaat.
"Untung Lo lagi sakit kalo ga patah tangan Lo" ujarnya lalu duduk menyandar pada headboard, ia lantas mencari hp nya untuk menghubungi orang yang dibawah untuk dimintai tolong membawakan kompres namun hp nya ntah berada di mana sekarang, ia lupa.
Untuk dimasing-masing kamar tersedia sebuah telepon untuk menghubungi orang yang berada dibawah, bukannya apa-apa karna kamar di vila ini kebanyakan kedap suara jadi kalau berteriak sekalipun tak Kana dan yang mendengar, tapi tidak semua nya yang kedap suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARALVI [Completed]
FantasyKepergian orang yang menjadi panutan dan cinta pertama baginya, membuat dirinya berubah! Hingga sebuah rasa yang dulu ada kini kembali menggerogoti dirinya, kesulitan yang telah dirasakan selama penantian panjang membuat dirinya tegas akan pendiria...