.
.
.
Hellooo, mau ngenalin seseorang nihCIAKKKHHH
Ganteng ga? Ganteng lah masa kaga!
Btw ada yang tau dia siapa?
Jawab kalau tau ya, whe
.
.
.Bulan demi bulan berlalu semenjak kejadian itu, semuanya berlalu dengan baik-baik saja, dan normal-normal saja, hanya saja hari ini tepat saat ujian terakhir kenaikan kelas Ara kehilangan sebuah barang berharga baginya, sebuah foto yang berisikan dua orang anak kecil disana.
"Ck! Mana sih, tadi beneran gue simpen di binder ga mungkin ilang kan?" Paniknya sendiri.
Hingga salah seorang siswa berseragam sama dengan nya memanggil dirinya, "kak Ara di panggil keruang OSIS karna ada rapat dadakan sebentar"
"Ah i-iya, bentar ya, lo duluan aja" jawab Ara dengan linglung antara mencari foto itu atau menunaikan kewajibannya.
"Cepet ya kak, soalnya cuman sebentar, ga lama kok, mending barengan aja"usul cowo itu lagi.
"Ah, iya iya, eh jangan-jangan Lo takut ya sama kumpulan laki-laki disana jadi Lo mau bareng sama gue kesana?"
Laki-laki itu tersenyum malu, dan Ara sudah tau jawaban dari senyumannya itu (🌈), ck merepotkan ya sudahlah nanti fotonya pasti ketemu.
Ara lebih memilih untuk segera ke ruang OSIS dan membiarkan foto itu dulu, semoga nanti bisa ia temukan dengan cepat.
Sampai di ruangan OSIS Ara ngamuk kepada adik kelas yang memanggilnya tadi, "Lo bilang rapatnya dadakan kan!"
"I-iya kak"
"Lo nyuruh gue buru-buru, sedangkan yang lain belum ada di sini Lo gila apa ya! Gue lagi nyari sesuatu yang penting dan Lo! Arggh" Ara frustasi dengan dekelnya ini, Ara ingin keluar tapi tak jadi karna pengurus OSIS yang lain sudah keburu masuk.
Ternyata setelah mereka semua masuk lima menit mereka menunggu sang ketua OSIS dan satu anggota yang paling meresahkan dan itu membuat Ara merasa jengkel, "kalo masih lama gue ga usah ikut aja, gue ada urusan penting!" Ucapnya menahan kesal, sembari melemparkan tatapan tajam pada dekel yang memanggilnya tadi.
Sementara itu di tempat lain, "hei barang Lo jatuh" Itu suara alvi, ia mengambil selembar kertas yang seperti foto itu dan ternyaata memang foto dan dia melihatnya sebentar sebelum menghampiri si pemiliknya.
Degg
'Apa-apaan ini, ini i-ni bukannya... Tapi kok s-syila? ' batin Alvi berkata-kata tiada henti, keningnya mengernyit pertanda ia memikirkan sesuatu yang tak sesuai dengan logika.
Lamunan nya buyar kala syila menepuk bahunya, "Lo m-manggil gue?" Tanyanya malu-malu tai kambing.
Alvi cengo, "h-hah? Ah i-iya ini punya Lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARALVI [Completed]
FantasyKepergian orang yang menjadi panutan dan cinta pertama baginya, membuat dirinya berubah! Hingga sebuah rasa yang dulu ada kini kembali menggerogoti dirinya, kesulitan yang telah dirasakan selama penantian panjang membuat dirinya tegas akan pendiria...