Extra Chapt. 1

33 5 8
                                    

Waktu selalu berputar kan? Mau bagaimana pun kita menginginkan waktu untuk berhenti sejenak bahkan waktu tak akan pernah berhenti sedetik pun, dan jika diberikan waktu untuk mengulang masalalu kalian akan memilih lakukan apa?

Kalau jalan terbaiknya sebaiknya kalian ga ngerubah apapun ya, karna saya pernah mendengar entah itu siapa dan dimana saya mendengar tapi itu membuat saya faham akan segalanya 'jangan mau merubah seinci masalalu mu jika kamu diberikan waktu untuk kembali mengulang! Karna apa? Karna jika kamu mengulang maka kamu ga akan pernah berada pada titik ini, bayangkan bagaimana perjuangan mu hingga kamu bisa sampai pada titik sekarang, dan apakah kamu tega untuk mengubah satu hal dari masalalu mu yang ingin kau ubah? Itu hanya akan membuat perjuangan mu yang sekarang sia-sia'

Dari situ saya belajar bahwa kita tidak perlu merubah apapun, kita hanya harus berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih lebih baik lagi, seperti perjuangan seorang yang telah menyiakan waktu yang sangat cerobohnya dulu.

Dia berusaha untuk menjadi lebih baik lagi, dengan merubah segalanya, dan lebih gencar dalam hal perjuangan nya, sudah cukup ia diperjuangkan sudah saat nya ia berjuang bukan?

Seperti saat ini, disaat rumahnya sedang mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan hari besar pernikahan kedua orangtuanya ia hanya diam memperhatikan di sudut ruangan. Karna bukan apa-apa semenjak kejadian sepuluh tahun silam hubungan nya dan juga kedua orang tuanya cukup renggang tak seperti dulu yang mana obrolan hangat selalu mengimbangi dirinya jika dirumah.

Fokusnya pada seorang gadis yang bolak-balik dari dapur menuju meja makan teralihkan oleh sebuah tepukan dibahunya, "bengong aja Lo! Gue rasa itu hobi baru Lo" itu adalah Yuda temannya.

Alvi balas tersenyum, "gue ngerasa gue bukan siapa-siapa disini padahal gue adalah seorang putra Aditama tapi kehadiran gue ga dianggap, sebaiknya tadi gue ga Dateng ke sini" ucapnya sambil terkekeh kecil, jika harus berkata jujur ia merindukan kedua orang tua nya dan diabaikan seperti ini membuat dadanya sangat sesak.

Alvi menoleh pada Yuda yang tengah tertawa meremehkan, "ini yang Lo bilang mau berjuang? Buktiin Al jangan bersikap impulsif gini dong, mana semangat Lo yang mau bilang berjuang?" Tanya nya, Alvi terdiam.

Ya memang benar ia ingin berjuang tapi rasanya sakit, "gue tau ini ga mudah Al, gue faham, tapi perjuangin jika Lo benar-benar ingin semua kebahagiaan berada pada pihak Lo Al, gue yakin Lo bisa" Yuda tersenyum menguatkan membuat Alvi tersenyum dan mengangguk kan kepalanya yakin.

"Cheeffff" teriakan itu tidak pernah berubah dengan suara cemprengnya yang khas membuat beberapa orang yang mendengarnya tertawa kecil, termasuk Renata.

"Ada apa sih anak mama hm?" Tanya Renata lembut sambil memeluk anak gadis temannya itu, awal ia tahu Ara pulang ia bahagia namun mendengar berita Ara sudah menikah membuatnya sedikit kecewa tapi semua rasa kecewa itu lenyap seketika karna klarifikasi Ara sendiri.

"Pertama-tama Ara mau ngucapin selamat dulu atas pernikahan chef sama om papa, semoga makin langgeng, dan yang kedua Ara cape terus lengket banget pakai baju kek gini dan Ara mau ganti baju" Renata terkekeh geli.

"Yaudah Ara ganti baju aja sana dikamar Alvi, Alvi nya ga ada dikamar" kata Renata dan mendapat raut yang aneh dari wajah ara "kalau Ara gantinya dikamar bunda atau dikamar tamu emang Ara ga malu? Kan kerabat mama sama papa yang jauh pada pulang terus pada dikamar semua, Ara mau emang?" Mendengar itu sontak membuat Ara menggeleng keras.

"Yaudah sana, mandi dulu terus ganti baju habis itu jangan turun lagi istirahat sebentar disana oke, dan terimakasih anak cantik mama" ujar Renata mengapit kedua pipi Ara gemas.

Ara cemberut dan melangkah menuju lantai dua kamar Alvi, "ingat jangan turun lagi, istirahat dulu" teriak Renata dari bawah dan diacungi jempol oleh Ara dari pertengahan anak tangga.

ARALVI [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang