#_34. bukan dendam tapi selalu di ingat

51 17 1
                                    

Say hello....

Mau cerita dulu sebelum kita masuk ke next chapter ogheeyy°•°

Jadi kan kemaren aku promot nah kan, berhubung mau mencapai 1k gitu, trus ada yang mau feedback an, ya udah kan aku baca ceritanya aku vote ceritanya, gitu kan.

Nah permasalahan nya disini, nama nya juga feedback an, dan aku kan promot nya cerita yang ini, eh tau nya di back ke cerita yang satu lagi🥺, kecewa dung, tapi gapapa lah yang penting di back kan😇, oke mari kita masuk ke cerita nya

HAPPY READING

================================
Ara mendengus pelan, "awas aja gue bales nanti kalian" batinnya sambil menyorot para orang yang berada diruang tamu tersebut dengan perasaan kesal.

***

Sedari tadi Ara hanya diam sambil menikmati makan malam bersama keluarga nya dan juga keluarga Alvi, ia mendiami seluruh orang yang berada di ruangan tersebut.

Bukannya apa-apa, ia masih kesal perkara yang tadi, masa iya mereka tertawa di atas penderitaan nya. Kan ga ngotak!

Berbagai pertanyaan di ajukan padanya yang hanya di jawab anggukan, gelengan, dan juga deheman dan jawab lupakan dengan wajahnya yang masih kentara akan rasa kesal.

"Ara, anak mama kok diem terus?" Tanya Renata lembut, dan berharab akan mendapatkan Jawaban Ara. Namun sang empunya hanya terlihat acuh tak acuh, tak memperdulikan sekitarnya. Mungkin ini adalah pembalasannya (?).

Kesal karena tak mendapatkan respon sesuai ekspektasi, Renata kini mengode suaminya agar turut ambil andil dalam hal ini.

Aditama yang paham pun kini mulai mengajak berbicara dengan lemah lembut, "calon mantu papa kenapa hmm? Ada yang sakit?" Tanya nya.

Cih! Calon mantu katanya? Tadi kemana aje lu Suprianto.

"Baru calon kan? Kalo di batalin aja kek nya bagus" ungkap Ara, ia tak serius hanya ingin mempermainkan mereka semua atau lebih tepat nya balas dendam. Eh ga deng Ara tu ga dendam cuman dia ingat!

Semua yang mendengar itu sontak memberhentikan kegiatan makan malam nya dan menatap Ara dengan raut wajah yang berbeda-beda.

Apalagi sang ayah kini menatapnya dengan tatapan tajam yang mampu membuat Ara merinding seketika, namun ia tak mau jika mereka tak mendapat kan yang setimpal, Kan ga adil! Sebisa mungkin ia mengatur ekspresi wajah nya agar misinya ini berhasil.

"Kamu apa-apaan sih Ra!" Bentak Pratama.

Disti yang berada di samping suaminya itu mengelus lembut lengan suami nya agar tak terlalu masuk dalam emosi.

"Kamu ngomong apa sih sayang" kini Renata juga ikut andil dalam bersuara, ia tak ingin pertunangan ini dibatalkan, ia tak mau kehilangan kesempatan untuk menjadi kan Ara menantunya.

Ara menahan tawanya yang hendak keluar melihat raut panik Renata, sementara mereka yang berada di meja tersebut saling pandang dengan alis yang saling bertautan seolah bertanya 'apa yang terjadi'

Tak kuat menahan lebih lama lagi kini tawa renyah Ara keluar setelah lama ditahan, mereka yang melihat itupun tambah bingung di buat nya, "biasa aja kali mukanya ga usah panik gitu" ujarnya.

ARALVI [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang