#08_sifat

85 39 5
                                    

Aku lebih suka sendiri
Kalau aku suka kamu,
Emang kamu mau?

_adistiarapratama_

Happy reading guyyss
Semoga suka
#####

Pranggg

Kira kira begitulah bunyi suara yang terdapat di ruang keluarga rumah Ara sekarang, beling sudah berceceran di mana mana, tapi itu belum selesai, emosi Ara semakin memuncak

Ya, Ara yang sedang membuat keributan, bukan keributan lebih tepatnya ara melampiaskan emosinya pada benda-benda yang berada disekitar nya, bukan membuat lebih tepatnya ini semua diluar kendali Ara, ia tak bisa mengontrol semuanya hingga dengan melampiaskan semuanya ke pada barang-barang disekitarnya membuat dirinya sedikit lebih baik.

"Asstagfirullah nak, Ara sudah nak sudah" ujar disti menenangkan Ara tapi itu tak mempan sama sekali walaupun disti adalah ibu Ara sekalipun.

"Kamu bilang apa ke Ara mas, kok Ara jadi gini?!"tanya disti tegas pada sang suami

"ARAAA GAA MAUU DIJODOHIN"

Pranggg

Untuk keduakalinya Ara memecahkan kaca rumah nya, merasa tak puas dengan itu Ara segera berlari menuju kamarnya sesampainya di kamar

Bukhh

Bukhh

Ara mulai menyalurkan emosinya pada samsak yang berada di dalam kamar nya, dengan meninju samsak tersebut tanpa sarung tangan Sekarang tangan nya sudah mulai mengalir darah segar
Masih merasa tak puas meninju, melempar, dan kembali meninju cermin yang terdapat di dalam kamarnya pun jadi

Pranggg

Sementara itu dibawah, ayah dan bunda Ara panik tak tau akan melakukan apapun untuk menenangkannya putrinya tersebut, mau di tenangkan juga percuma karna tidak akan mempan hingga suatu fikiran terlintas di benak disti.

"Penenangnya mas! Cepat telfon " ujar disti
Pratama yang mendengar hal tersebut bingung

"Penenang? siapa?" Tanya Pratama pada istrinya karna seketika otaknya lupa dengan hal-hal yang cukup penting.

"Telfon Riki Sekarang, minta dia untuk kembali ke Indonesia sekarang juga!"ujar disti tegas

Bukannya apa-apa ini juga kesalahan Pram yang ingin mendekati macan tanpa pawangnya sehingga mengusik ketenangan macan tersebut.

"Iya, ayah sampai lupa saking paniknya, ayah ga ekpeks kalo reaksi Ara seperti ini" kata Pram dan segera mengeluarkan benda pipih nan canggih itu dan men menelfon Riki dan mengucapkan kerisauan nya

"Halo"

"Kamu pulang sekarang!" Kata Pram tegas tak terbantahkan

"Iya yah" balas orang diseberang sana, bukannya apa-apa Riki pun tau jika sudah seperti ini pasti ada sesuatu yang sedang tidak apa-apa, makanya ia tak menolak bahkan membantah ucapan sang ayah ketika meminta dirinya untuk pulang.
.
.
.

Sementara itu di rumah lain dua orang pemuda berbeda usia kini tengah duduk di sofa

"Al,, papah mau to the point aja "ungkap seorang pria yang memanggil dirinya sendiri dengan kata papah

"Apa?"tanya Alvi jutek

"Kamu akan papa jodohin dengan anak temen papa"ungkap Aditama pada anak bungsunya itu

"Lah apaan, papa kenapa sih? Papa ga mau ngeliat Alvi bahagia ya pa , sampe sampe papa juga nentuin masa depan Alvi?!"tanya Alvi yang sekarang sudah mulai tersulut emosi

"Bukan begitu Al, papa ingin yang terbaik untuk kamu nak"

"Tapi ga gini juga cara nya pa" kata Alvi sembari meninggalkan Aditama yang sedang memanggil nya

"Al dengerin papa dulu, all"

"Alvi!" Teriak Aditama namun tak dihiraukan oleh putranya itu

"Kamu kenapa sih mas?tanya seorang wanita yang sepantaran dengan Aditama

"Alvi" kata Aditama

"Kenapa?"tanya Renata, ya Renata adalah istri dari Aditama seorang mama dari Alvi Aditama

"Seperti yang udah aku ceritakan ke kamu, tapi Alvi malah ga mau"

"Ya udah aku temuin dulu" katanya dan Adit pun mengiyakan, ia sudah cukup pusing menghadapi anak nya yang cukup keras kepala menurutnya, tujuannya tidak hanya semata-mata menjodohkan lalu menikahkan, tidak bukan itu, ia ingin anaknya belajar untuk memikul sebuah tanggung jawab namun malah disalah artikan oleh sang putra.

.
.
.
"All...," Panggil Renata lembut

"Iya, masuk aja mah"

"Kamu kenapa hmm?" Tanya Renata dengan mendudukkan bokongnya di kasur king size milik putranya tersebut

Kalau sudah begini Alvi pun akan berubah kek bunglon, bukan warna tapi sikap dari dingin ke mode manja nya

(Bunglon berubah warna untuk sembunyi, Ga kek kamu berubah sikap tuk pergi)

"Mahh,, Al ga mau di jodohin" rengek Alvi pada mamanya

"Kenapa? Hmm?" Tanya Renata

" Aku mau nentuin masa depan aku sendiri mah, ga di jodoh jodohin, Al ga syuka"

" Udah lah Al, papa kamu itu tau yang terbaik untuk mu, jadi nurut aja ya?" Bujuk Renata

" Terserah...," Alvi menjeda ucapannya, "Mama sama papa sama aja, ngekang aku terus" sambungnya.

Mungkin bagi Alvi tindakan orang tuanya ini seperti mengekang ataupun terlalu mengatur kehidupan nya, yang bahkan ia yang menjalani semuanya, namun tujuan dari orang tuanya juga baik untuk dirinya namun caranya yang salah.

Alvi belum siap untuk semua itu, apa tadi perjodohan? What umur Alvi baru delapan belas tahun, belum tiga puluh tahun dan ia juga laku, bahkan ia menjadi rebutan diantara para kaum hawa di sekolah nya, tidak hanya di sekolah namun Dimana saja.

Apakah ia harus menerima ini semua atau tidak? Ini terlalu membuatnya pusing sekarang.

.
.
.

Bersambung

ARALVI [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang