Masih dimalam yang sama, malam adalah saksi dari perjuangan Ara dalam menanti selama ini, malam menjadi saksi tumpahnya semua air mata gadis itu, menjadi saksi bahwa ini adalah terakhir kalinya ia akan menjadi seperti orang bodoh yang hanya akan menunggu dan terus menunggu hingga semuanya berakhir dengan sia-sia.
Malam ini Ara pergi ke markas tempat the black Tiger biasa berkumpul, niat hati ingin melakukan perpisahan, dan penyampaian beberapa hal yang penting namun hal itu harus dipendam dulu karna reaksi anggota dan teman-teman nya yang membuat suasana sedikit tak kondusif.
"Bilang sama gue, kenapa Lo nangis? Siapa yang bikin Lo nangis hah!?" Ucup yang petakilan pun akan marah jika melihat Ara saat ini, mata memerah dan sedikit sembab, hidung merah, serta apa ini? Tangan nya yang sedikit memar serta rambut yang biasanya sudah acak-acakan Pun kini tambah acak-acakan.
"Ara kenapa hm? Habis nangis kenapa, sampe merah gini loh matanya, kenapa?" Tanya Atha lembut, kalian ingat dengan Agatha Wicaksono? Ya sipengatur strategi paling baik, yang berbicara jika ada hal penting dan sangat jarang mengeluarkan suara.
"Ara nya Adri kenapa bisa matanya merah ditambah sembab gitu? Siapa yang jahatin Ara? Bilang sama adri biar Adri samperin" itu celoteh Adrian sang pecinta Ara, yang akan selalu mengutamakan Ara dari pada dirinya.
Ara tersenyum dan menggeleng pelan kepada semua teman-teman nya, "Ara ga papa" itu tentu saja ditujukan untuk Adrian karna Ara akan memanggil dirinya Ara jika berbicara dengan Adrian.
Agatha menyela, "gapapa apanya hah!? jangan bohong deh ra, bilang ke kita-kita Lo kenapa, siapa yang bikin Lo seperti ini" Atha emosi, bagaimana dibilang tidak apa-apa kalau nyatanya keadaan Ara seperti ini, cuman orang bodoh yang percaya bahwa Ara baik-baik aja.
"Kalian kenapa sih, gue tuh kesini ada tujuan kalian malah interogasi gue kek gini" ucap Ara dengan wajah masamnya.
Alif yang sedari tadi diam memperhatikan pun mengeluarkan suara yang mana bisa menandakan bahwa ia sedang dalam posisi jabatannya dan tak ada yang bisa membantah termasuk Queen black Tiger, "masuk keruangan! Sepertinya ada sesuatu yang perlu kita bicarakan" kemudian melengos pergi dengan tegasnya.
Semua mata tertuju pada Ara dan dibalas senyuman serta bahu yang diangkat oleh Ara.
"Lah ni anak ngapain tidur disini lip, ga ada ruangan lain apa?" Tanya Ara ketika mendapati jovhan yang tengah rebahan santai pada sofa ruangan itu.
"Kamar buat mereka tidur yang biasa belum diberesin karna Ucup bawa kucing tanpa perlengkapan dan dia main pergi-pergi aja, alhasil ya seperti yang Lo bayangin, Halim berak sembarangan terus barang-barang diberantakin semua pusing gue" gerutu Alif sambil membangunkan jovhan.
Bukannya bangun ketika sudah melihat Ara dan juga Alif jovhan malah merentangkan tangan nya pada Ara membuat Ara mengernyit heran, "napa nih bocah?" Alif hanya mengendurkan bahu acuh.
"Keluar Sana Jo, gue ada perlu sama Ara" ucap Alif namun tak dihiraukan oleh jovhan yang malah masih merentangkan tangannya pada Ara dengan tatapan yang iwh, haha.
"Araaaaa, Miss me? Hug me" rengeknya.
Ara geli namun tetap membalas pelukan itu, rasanya aman jika Ara berada dalam dekapan orang-orang yang dekat dan juga sayang padanya.
"Udah ah, keluar dulu sana gue mau bicara sama Alif" Ara mengurai pelukannya dan berjalan menuju kursi dekat dengan meja tempat Alif berada.
Jovhan pun keluar dan dimulai lah pembicaraan ini, dimulai dari Ara kenapa dan Tampa ragu Ara menjawab semuanya dengan jujur menceritakan nya dari awal sampai tadi, sampai dimana kejadian ia memukuli seorang bajingan yang sialnya adalah masalalu yang ia tunggu-tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARALVI [Completed]
FantasyKepergian orang yang menjadi panutan dan cinta pertama baginya, membuat dirinya berubah! Hingga sebuah rasa yang dulu ada kini kembali menggerogoti dirinya, kesulitan yang telah dirasakan selama penantian panjang membuat dirinya tegas akan pendiria...