Perjalanan pulang yang diharapkan berjalan lancar itu nyatanya tak selancar yang diharapkan. Ternyata masih banyak yang diluar ekspektasi seperti saat ini, saat menuju ke mobil untuk mereka kembali sepasang remaja tengah di hadapi masalah.
"Lo tenang Ra, jangan panik tenang, dan tenang, gue disini oke relax" peringat nya.
Sementara ara, ya Ara ia hanya berdiam seperti patung dengan raut pucat pasi, ingin berlari tapi di perintah untuk tenang ia hanya bisa mengeluarkan tetesan-tetasan kristal dari matanya.
"Hush... Hussh" usir Alvi pada hewan melata itu, hanya mereka berdua disana yang lain sudah pergi menuju mobil.
Setelah hewan melata yang menakutkan itu pergi baru lah Ara bernafas lega, begitu juga Alvi namun tak lama karna Alvi harus menghela nafas tegang lagi sebab gadisnya.
Ara, setelah kepergian ular itu ia bisa bernafas lega dan sekelibat bayangan ular itu muncul lagi dalam pikirannya detik itu jualah dunianya menggelap, pendengarannya memburam tubuhnya Kelu tak bisa bergerak, ia pingsan di tempat Tampa kata, yang membuat Alvi panik setengah mampus.
Alvi panik, tak ada yang bisa dimintai pertolongan saat ini, untuk sekian kalinya Ara lagi dan lagi didapatinya dalam kondisi tak berdaya seperti saat ini. Dengan kepanikan yang melanda ia menggendong Ara dengan gaya bridal style berlari mencari jalan untuk kembali ke mobil.
***
Di tengah ramai nya suasana didalam bus, guru masuk untuk melihat kelengkapan muridnya namun dalam sekejap suanasa yang ramai tadi digantikan dengan raut kegelisahan tak semua nya ada beberapa yang malah tersenyum mendengar ketidak lengkap nya murid di dalam bus ini.
"Kurang Ara dan Alvi, dimana mereka" kata buk Nilam selaku pembimbing acara tersebut dengan nada risau.
Dengan kurang nya dua anggota membuat satu bus riuh, ntah mereka harus berbuat apa untuk temannya, "baik semuanya tenang dulu! Kita akan cari Ara dan Alvi kembali ke dalam hutan, dan kita akan bagi perkelompok supaya memudahkan pencarian" saran pak Suryo yang disetujui seluruh anggota.
Dengan tergesa-gesa mereka mencari mencari dan terus mencari, namun nihil tak ada yang bisa menemukan keberadaan Ara dan Alvi, sementara senja sudah mulai menampakkan dirinya namun mereka belum ditemukan.
" Untuk anak-anak Semua alangkah sebaiknya kalian beristirahat dulu, saya akan meminta bantuan pada tim SAR" lagi dan lagi mereka hanya bisa mengiyakan, mau melanjutkan pencarian juga tak bisa toh di suruh istirahat. Gundah gulana rasanya hati Delia, nada, olive, Andra, Yudha dan Edrick mereka sama-sama menghawatirkan temannya itu tapi mereka tak bisa berbuat apa-apa.
Ini lah definisi sakit, sakit saat kita tak bisa memberi pertolongan pada teman yang selalu ada buat kita, rasanya tu kek mana ya, sesak aja gitu mau bantuin tapi ga tau harus ngapain hanya bisa duduk dengan hati resah itulah yang hanya bisa dilakukan.
Sementara di dalam hutan belantara sana, dua orang remaja tengah kesusahan mencari jalan, oh tidak hanya satu karna yang satu lagi tak sadarkan diri.
"Udah mau gelap lagi, gua ga bisa nerusin nyari jalan buat keluar yang ada bisa mampus di terjang hewan buas gue" sementara yang didalam gendongan nya menggeliat resah, terpaksa ia beristirahat di bawah sebuah pohon rindang dan meletakkan Ara dengan kepala beralaskan tas ransel miliknya.
"Ra, Ara bangun Ra" ucap nya sembari menepuk-nepuk pelan pipi Ara.
Ara mengeliat dan perlahan membuka matanya, mata nan tajam seperti mata elang itu kini terlihat sayu mulai menelusuri tempat nya kini, beberapa detik setelah nya ia terjengkit kaget, lalu berhambur kepelukan Alvi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARALVI [Completed]
FantasyKepergian orang yang menjadi panutan dan cinta pertama baginya, membuat dirinya berubah! Hingga sebuah rasa yang dulu ada kini kembali menggerogoti dirinya, kesulitan yang telah dirasakan selama penantian panjang membuat dirinya tegas akan pendiria...