#02_PUSING

157 57 16
                                    

Haii guyss

I'm back yuhuuu
this is my imagination yeah guyss,
Jadi aku harap Kelen semua syuka
______

Setidaknya dengan sedikit air mata akan meredakan emosi

______

Hari ini seperti hari hari biasanya, hari dimana hari yang baru akan di mulai.

"Ara bangun sayang"panggil disti bunda Ara sembari menggoyang goyangkan lengan putri nya itu.

Namun Ara tak kunjung bangun, "Ara, sayang bangun nak", ujar disti lagi sambil melakukan berbagai cara untuk membangunkan Putri nya itu.

"Hemm ..., bentar lagi ya bund, kepala Ara sakit," balas Ara dengan suara serak khas orang bangun tidur, dan tak biasa biasanya kepala Ara sakit di pagi hari.

Disti-bunda Ara , lansung panik dengan jawaban putri nya itu,

"Yang mana yang sakit? Heumm? Kita kedokter aja ya?" Tanya bunda Ara bertubi tubi

"Ga usah bund ..., Ara istirahat aja ya, palingan bentar lagi juga hilang."

"Ya sudah kamu istirahat lagi aja bunda mau kebawah mau siapin sarapan buat ayah sama kakak kamu," Yap mereka di rumah hanya berempat, ya kalian tau lah siapa aja

"Iya bund ...," Sebelum disti benar benar hilang Ara kembali memanggil nya, "Bund" panggil ara

"Iya sayang..., kenapa? Ada mau sesuatu?" Tanya disti

"Ga kok bund..., Ara cuma mau bilang, Ara sayang sama bunda," ucap Ara dengan senyum manisnya

"Hmm..., Bunda jauh lebih sayang dari Ara," jawab bunda ara di Sertai senyuman nya.

----

"Loh bund, Ara nya mana kok ga turun?" Tanya ayah Ara.

"Ara sakit, dia bilang kepalanya pusing," jawab disti

"Yaudah ayah liat Ara dulu," balas ayah arah disertai dia yang sudah menuju lantai atas tempat kamar Ara berada.

"Sayang, ara...," Panggil ayah nya lembut

Sedangkan Ara yang merasa namanya di panggil pun langsung membuka matanya
"Hmm..., Ada apa yah" tanya Ara sopan

"Kamu sakit? Kita kedokter aja yuk?" Ucap pertama sambil mengusap usap puncak kepala Ara.

"Ayah kenapa sih, lebay deh" balas Ara sambil cengiran,
"Ara tuh cuma pusing aja yah, ini Ara juga udah mau siap siap ke sekolah," ucap Ara disertai dengan senyum manisnya

"Kamu mah gitu ra, sakit kecil aja kamu sepelein, inget sakit sakit parah itu berawal dari sakit kecil yang kamu sepelein nak."

" Ihh, ayah mah do'ain Ara sakit parah yah?" tanya Ara tak santai

"Ehh bukan gitu sayang ayah cuman ngingetin kamu supaya kamu ga nyepelein sakit kamu."  balas Ayahnya mencoba memberi pemahaman pada putri bungsunya itu,

"Iya yah, Ara tau kok, mana mungkin ayah pengen Ara sakit parah kan ayah sayang banget sama Ara ya ga yah?" Tanya Ara menggoda ayah nya.

"Yaudah Ara mau siap siap ke sekolah ayah turun gih ntar telat lagi ngantornya."

"Yaudah ayah turun yah, tapi kamu beneran pengen kesekolah?" tanya ayah Ara sedikit ragu meluhat wajah putrinya yang cukup pucat dan juga lemah itu, "dirumah aja dulu istirahat nanti kamu kenapa napa lagi di sekolah." Sambung Pram ayah ara

"Iya yah Ara seriuss,  Ara udah gapapa kok."

"Yaudah ayah turun duluan yah,"

Selang 25 menit Ara sudah rapi dengan seragam sekolah nya, Ara pun bergegas kebawah untuk mengisi perut nya.

(Skip aja ya Ara udah selese makannya)

"Ra, kamu beneran udah gapapa?" Tanya disti lagi, entah sudah keberapa kali kalimat itu disti lontarkan terhadap Ara.

"Iya bundd beneran, nih Ara udah make seragam kan, bunda kok cerewet sih Sekarang"

"Bukannya cerewet tapi perhatian Ra." jawab disti gemas sambil mengacak rambut sang putri, "Yaudah sana pergi hati hati bawa mobilnya"

"Ehh, bunda ngusir Ara ya? Yaudah ada pergi deh."  pamit Ara sambil mencium tangan bunda nya

"Astaga ra, kamu kok goblok nya tiap hari nambah mau bunda tabok hah?" Disti mengelus dada sabar jika menghadapi putri bungsu nya ini

"Udah ah bund ara pamit assalamualaikum" pamitnya.

"Wallaikumsalam," jawab disti.

Ara pergi sendiri mengendarai mobil sport nya dengan kecepatan yang tidak bisa diajak bersahabat. Sekitar 10 menitan Ara pun sudah sampai didepan gerbang sekolahnya.

Tanpa berlama lama menunggu, gerbang pun sudah di bukakan oleh seorang satpam yang suadah tau siapa orang yang memakai mobil sport itu, setelah memarkir kan mobilnya Ara berjalan dengan santai menelusuri koridor menuju kelasnya

Tak peduli dengan pasang mata yang melihat nya melalui jendela, terlebih lagi kaum Adam yg mengagumi seorang Adisti ara, Yap orang-orang hanya mengenal Ara dengan Adisti Ara karna Ara sengaja menyembunyikan identitas nya,
Menurut Ara itu lebih baik daripada nanti banyak orang yang berteman dengan nya hanya karna harta Ara saja, teman teman nya pun juga tidak mengetahui soal ini, kecuali Adel, yahh secara kan Adel sepupu nya Ara, serta para guru.

Sesampainya di depan kelas,
"Assalamualaikum buk maaf saya terlambat,"  kebetulan hari ini Bu tina yang mengajar matematika juga sekaligus menjabat sebagai walikelas nya sudah mengetahui alasan Ara kenapa telat datang ke sekolah kemudian mempersilahkan Ara masuk.

"Wallaikumsalam, yaudah masuk Ra"

"Makasih buk." Ucap Ara yang dibalas anggukan serta senyuman oleh Bu tina.
.
.


.
BERSAMBUNG...

Okeyy guyyss

Happy reading

Jangan lupa vote and komen nyaaa

Babay

ARALVI [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang