#_48. berbunga-bunga

27 5 18
                                    

Terimakasih mas pacar

Mas pacar

Pacar

Pacar

Arggh semua ini membuat Alvi gila, pacar? Mas pacar? Apakah Ara sudah menganggap dirinya sebagai pacar? Ah ini sungguh seperti mimpi baginya.

Kemarin ketika mendengarnya secara langsung jantung nya seolah-olah berhenti berdetak, nafas nya tersendat, seluruh anggota tubuhnya seakan membeku tak bisa bergerak, arrgh rasanya begitu manis.

Pagi ini Alvi dibuat seperti orang dongo yang tiba-tiba melamun dan tersenyum sendiri, teman-teman nya juga takut melihat nya seperti itu, namun apa boleh buat, garis itu tak bisa ia hilang kan, garis itu otomatis terbuat ketika kata-kata mas pacar melintas dibenaknya.

"Al woi sadar njirrt, Lo nyeremin tau ga!" Takut-takut edrick berbicara seperti itu.

Andra mendelik tajam pada edrick, "Lo kenapa-kenapa kan Al?" Tanya Andra sambil menepuk pundak Alvi hingga membuat sang empu terlonjak kaget.

"Hah? Apa apa?" Tanya Alvi seperti tak mendengar apapun sedaritadi.

"Lo ga dengerin kita dari tadi Al?" Tanya Yuda tak percaya, sudah hampir berbusa-busa mulutnya dan juga edrick membacotkan keanehan Alvi namun ia tak didengar? Hah sungguh mengecewakan.

"Sorry, la ga fokus gue, ada apa?" Tanya nya namun matanya malah mengarah pada seorang wanita yang menghantui fikiran nya sejak kemarin, teman-temannya nya pun juga ikut mengikuti arah pandang Alvi kemudian menghela nafas lega.

"Hah, untung si Ara, awas aja kalo yang lain gue bunuh Lo" lalu mereka mengusir Alvi agar segera kembali ke tempat duduknya, supaya bisa lebih dekat gitu.

Alvi tersenyum ketika melihat Ara yang juga melihat nya dan Alvi dibuat semakin mleyot ketika Ara membalas senyumannya, arrgh nikmat mana lagi yang kamu dustakan alvii.

Alvi berdehem canggung, "pagi Ra"

"Pagi juga" Ara mendekat lalu berbisik, "mas pacar" lagi jantung Alvi kini tengah jedag jedug, rasanya sakit namun manis.

Alvi tak tahan lagi untuk tak mengembangkan senyum nya, "Ra gue baper, tanggung jawab" gumamnya pelan dan dapat di dengar Ara.

Ara terkekeh pelan, "kan gue udah  tanggung jawab mas pacar" goda Ara lagi.

Alvi menggeram, "Ra ishh, malu gue" ungkap nya dengan pipi yang memerah menelungkup kan kepalanya ke atas meja.

Ara tertawa, kemudian mengusap pelan kepala Alvi, "laki-laki kok gampang baper, situ laki apa aki?"

"Ke Lo doang Ra baper nya, serius" Alvi tak sanggup untuk mengangkat kepalanya karna sudah dipastikan wajah nya sudah seperti cewe-cewe yang tengah blushing ketiga di goda pacar, tapi ini malah kebalikannya, apakah Alvi dan Ara jiwanya tertukar?

...

Setelah lama menunggu akhirnya kini waktu pulang telah tiba, waktu pulang memang disukai oleh setiap siswa SMA Arum makanya setiap pulang sekolah pasti akan ricuh namun sekarang tambah ricuh akibat sepasang dara yang tengah bergandengan tangan itu, ah siapapun yang melihat pasti merasakan hatinya hancur sekarang, bagaimana tidak seorang Qing and Queen SMA Arum bergandengan tangan?

Alvi yang mendengar teriakan serta suara siulan itu mendekat pada Ara, "jujur Ra, gue malu" jujurnya, satu sekolah sedang memperhatikan mereka.

"Lah gue risih Al, Lo sih pake gandeng-gandeng gue segala, emangnya gue truk apa?" Kesalnya, kemudian mempercepat langkah yang otomatis Alvi tertarik karna genggaman itu tak dilepas.

ARALVI [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang