Ara kesal karna ia harus mengikuti langkah Alvi yang menyeretnya, Ara yakin bahwa laki-laki ini akan membawanya ke gudang sekolah karna arah dia membawanya memang kesana, sesampainya disana Ara melepaskan cekalan tangan Alvi dan Ara meringis merasakan perih disertai panas di pergelangan tangannya.
"Lo kenapa sih!" Bentak Ara sambil mengibaskan tangannya yang memerah dengan wajah yang meredam tangis.
"Lo yang kenapa? Kenapa Lo berubah? Lo marah-marah ga jelas tau ga? Lo senyum ke semua orang tapi ke gue Lo malah marah! Lo yang kenapa Ra?" Tanya Alvi beruntun.
Ara yang mendengar itu tercengang, apa orang yang didepannya ini Alvi? Alvi yang beberapa bulan ini memilih untuk 'pendekatan' dengan alasan supaya lebih mengenal? Ara menatap Alvi dengan senyum sinis, "Lo sadar dengan apa yang Lo ucapin dengan posisi Lo Al? Apa Lo udah mikirin semua kata-kata yang keluar dari mulut Lo itu udah bener?"
"Lo ga lupa kan, kalo status kita ini hanya sebatas 'pendekatan' untuk saling mengenal? Kita hanya sebatas itu al, ga lebih dan ga seharusnya lo bertindak seperti ini, melebih-lebihkan reaksi yang Lo tunjukkan ke gue sedangkan kita hanya sebatas itu!"
"Dan Lo tau? Tindakan lo barusan membuat gue sakit tanpa lo sadari!" Tegas Ara, kini darah tinggi nya mulai disulut untuk naik, pemicu ya lumayan ampuh.
Alvi terdiam mencerna itu, "bahkan sekarang Lo ga bisa berkata-kata, buat ngedukung tindakan yang lo lakukin barusan!"
Ara mulai menghentakkan kaki melangkah pergi dari sana, namun baru beberapa langkah kini Ara kembali berhenti
"Ia Ra, Lo bener! Lo bener dengan kita hanya sebatas 'pendekatan' dan ga lebih dari itu, gue inget malah sangat hafal, tapi, tapi gue ingin ini semua berubah gue ingin status pendekatan itu berubah!" Mengatakan semuanya dengan menggebu Tampa memikirkan kembali, memang suatu hal yang bodoh, namun sebuah harapan untuk tidak menyesali semua menyertainya.
Ara membalikkan badannya, "Lo sadar dengan apa yang lo ucapin?"
Alvi memandang Ara dengan tegas,"gue yakin! Sangat yakin, gue ingin lebih jauh dari ini, gue mau kita merubah status ini Ra"
"Lo mau jadi pacar gue?" Tidak romantis memang, tapi hanya itu yang terfikir kan sekarang.
Tersenyum masam Ara menatap Alvi dengan tatapan tak terbaca, "gue anggap Lo lagi ga sadar al, gue pergi dulu"
"Adisti Ara! Gue serius dan gue menyatakan ini dengan sadar! Gue mau Lo jadi pacar gue merubah pendekatan ini menjadi sebuah ikatan!"
"Pendekatan Lo masih kurang al, Lo masih belum mengenal gue! Dan seperti nya pendekatan Lo gagal dan sia-sia"
"Gue kenal Lo Ra! Gue tau Lo ga suka dengan hal ini, tapi dengan sebuah ikatan setidaknya gue bisa menyampaikan apa yang gue rasa dengan adanya sebuah ikatan yang jelas begitu juga dengan Lo! Gue ga akan mengulang hal yang sama, gue bakal selalu ada di setiap hari lo, disamping Lo, akan selalu ada buat Lo" perlahan-lahan Alvi mendekat pada Ara yang memunggunginya.
"Percaya sama gue, gue ga akan ngebuat lo kecewa lagi, gue akan selalu buat lo" perlahan Alvi membalikkan tubuh yang mulai bergetar itu.
"Hei, jangan nangis gue ga suka liat Lo nangis, apalagi alasan tetesan ini mengalir keluar adalah gue" kata itu meluncur bebas dengan jari yang menyapu tetes-tetes air dipipi itu
"Lo percayakan sama gue ra?gue ga akan ngecewain lo, gue akan selalu sama Lo" kemudian mendekap tubuh itu membuat sang empu yang dipeluk menjadi lebih tenang.
"Kita mulai dari awal ya ra"
***
Keesokan harinya sekolah dihebohkan dengan hiruk pikuknya hubungan dua most wanted SMA Arum itu, dengan kedatangan yang berbarengan dengan menggunakan satu motor yang sama, itu semua membuat hati kaum Adam maupun kaum hawa menjadi potek.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARALVI [Completed]
FantasyKepergian orang yang menjadi panutan dan cinta pertama baginya, membuat dirinya berubah! Hingga sebuah rasa yang dulu ada kini kembali menggerogoti dirinya, kesulitan yang telah dirasakan selama penantian panjang membuat dirinya tegas akan pendiria...