#_46. hari yang melelahkan

23 6 16
                                    

Pagi hari atau lebih tepatnya pukul 5.45 dua insan yang tengah bergelung itu dibangunkan oleh sebuah alarm yang memekakkan telinga, mereka sama-sama membuka kelopak mata supaya bisa melihat sekitar, mereka saling tatap-tatapan kemudian mengangguk sambil bergumam, "oh Alvi" itu gumam si perempuan, "oh Ara" gumam laki-laki nya, setelah kembali menutup mata ingin tertidur lagi.

Tak lama mereka berdua saling terperanjat kaget dan kembali mengamati, "aaaa" pekik Ara kemudian mendorong Alvi menjauh dengan ekspresi terkejutnya begitu juga dengan Alvi yang sama-sama memegang ekspresi terkejut.

"L-lo ngapain m-meluk-meluk gue hah?" Tanya Ara nge gas sekaligus terbata-bata karna syok.

Alvi hanya diam, ia juga tak tahu apa yang terjadi, hening melanda kedua orang yang sama-sama berada di sisi ujung headboard itu sambil memikirkan ulang kenapa bisa seperti ini.

Sekitar sepuluh menit berlalu mereka masih setia dalam posisi mereka masing-masing, ingin memeluk pembicaraan namun canggung melanda mereka, Ara bangkit dan langsung menuju kamar mandi tanpa kata.

Alvi pun hanya duduk memperhatikan punggung Ara yang mulai menghilang ke dalam kamar mandi, Alvi fikir gadis itu akan mandi, lalu ia kembali berbaring di rasa kepalanya kembali berdenyut.

Entah sudah berapa lama Alvi terlelap hingga ia terbangun kala tangan dingin menyentuh dahi nya, ia membuka mata perlahan dan melihat Ara dengan wajah memerah nya, ia tersenyum geli melihatnya.

"Eh, g-gue cuman nge cek suhu Lo aja kok, ga ngapa-ngapain, suer" gugup nya, kentara sekali lagi salting.

Alvi mengangguk, "yang bilang Lo ngapa-ngapain juga siapa? Gue ga bilang loh ya" goda Alvi dan Ara menggaruk tengkuknya tetap dengan wajah yang sedikit memerah, arghh sungguh menggemaskan.

"Y-ya ga ada sih, udah lah Lo kalau mau mandi, mandi aja disana terus juga ada baju gue yang mungkin bisa lo pake, gue mau masak dulu" sebelum mendengar respon dari Alvi Ara sudah keburu ngacir menghilang dari sana.

"Aih gemesinn" gumam Alvi dengan kedua tangan yang di kepal gemas.

Di dapur, Ara kini menggerutu sebal, ia sebal karna sikap nya yang seperti itu juga... Ia malu, ia memasak dengan telaten, mengiris memotong semua dilakukan seperti sudah ahli di bidang masak-memasak.

Disaat ingin memotong wortel, ya dirinya berencana untuk membuat sup ayam, ia dikagetkan karna kedatang Alvi yang tiba-tiba, hingga tangannya tergores pisau.

"Ra, handphone lo-"

"Awws" ringis Ara seketika Alvi langsung meletakkan hp Ara di atas pantri dan menghampiri Ara, membawa jari Ara yang terluka menuju wastafel guna membersihkan nya dan berlari ke dalam kamar untuk mengambil kotak p3k yang kemarin di beli Ara.

Kembali ke dapur, memberi Betadine dan membalut luka Ara menggunakan hansaplast yang senada dengan hansaplast yang berada di ujung bibirnya.

"Lo ngapain tiba-tiba Dateng sih! Ngagetin tau ga!" Gerutu Ara, rasa nya itu seperti sebuah bentakan karna nada yang digunakan cukup tinggi.

Alvi menggaruk kepalanya, "yaa, gue mana tau Lo lagi motong-motong, lagian tuh salahin hp Lo ngapain bunyi-bunyi terus" oceh alvi, Ara tak memperdulikan Alvi maupun hp nya ia kembali fokus pada masakannya yang sebentar lagi akan matang namun terganggu oleh Alvi.

"Wihh, wangi banget Ra, masak apa?" Tanya Alvi riang, seolah tak ada masalah di antara mereka.

Ara risih bila ada yang melihatnya memasak, "masak sup biawak Lo suka kan? Nanti Lo tinggal makan, jadi sana sana! Jauh-jauh jangan liat gue masak!" Usirnya, namun bukan Alvi namanya jika di usir akan pergi begitu saja, ia malah berdiri disamping Ara memperhatikan lekat-lekat wajah gadis yang anteng dalam memasak itu, Alvi rasa kharisma Ara meningkat saat memasak hingga membuat sudut bibirnya terangkat, ia tersenyum!

ARALVI [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang