Epilog

31 4 0
                                    

Di pagi yang cerah ini Ara dengan riang gembiranya menikmati udara di pagi hari dengan berjalan kaki menuju tempat kerjanya yang baru RS Arum yang mana ini adalah titipan opa nya pada sang ayah dahulu yang sekarang dikelola oleh orang kepercayaan Pratama.

Entah nasib baik atau buruk ditengah perjalan yang tidak terlalu jauh Ara dihadang oleh tiga orang pria yang berbadan cukup besar membuat Ara menatap mereka datar dan tetap berjalan dengan santainya ingin melewati para pria-pria itu namun ia justru dihentikan, "eittss, sepertinya buru-buru banget neng, mau kemana nih?" Tanya salah satu pria berkumis tebal.

Ara mendelik kan matanya kesal, "minggir bang gue mau lewat" kata Ara yang mendapat tawaran dari tiga pria itu.

Ara mengernyit, "ada yang lucu?" Tanyanya tetap santai.

Salah satu pria yang memiliki perut buncit menyahuti pertanyaan Ara, "neng yang lucu temenin akang dong" godanya, rasanya Ara ingin memuntahkan wajah pria itu.

"Minggir bang, gue buru-buru mau kerja kalau ga ada kerjaan nanti tungguin gue disini gue kasih ntar kerjaan" Ara hendak melangkah namun tangannya dicekal oleh pria yang berbadan tinggi daripada Ara.

Kekesalan Ara memuncak pasca disentuh oleh tangan orang yang tidak bertanggung jawab ini, "lepas atau Lo bakalan terima akibatnya!" Peringat Ara namun tak kunjung dilepas, yang ada Ara semakin di perolok-olok kan.

Dan entah jalanan ini memang sepi atau bagaimana sejak tadi tak ada seorang yang dilihat Ara di sekitaran sini, dulu sangat ramai dan dipenuhi oleh anak-anak kecil yang berlarian kesana-kemari, "wih jangan serem-serem atuh neng akang jadi takut" ucapnya lalu mencolek dagu Ara.

Cukup! Sudah cukup Ara bersabar tiga pria brengsek ini memang tidak bisa diajak bicara baik-baik, "anjing emang Lo!" Bentak Ara kemudian memutar tangan orang yang sudah mencekal lengan nya tadi sehingga pria itu berbalik dan mengaduh.

"Cih banci Lo!" Sentak Ara kala satu dari dua orang pria lain ikut menyerangnya, Ara mendorong pria yang tangannya sudah hampir patah tadi kedepan hingga membuat pria yang hendak melawannya tadi ikut terjerembab kebelakang.

Bukhh

Bukhh

Pukulan demi pukulan Ara layangkan hingga membuat dua diantara ketiganya sudah ngacir kabur.

"Beli kaca dikasih lumpur" teriak Ara ketika melihat dua orang yang berlari tergopoh-gopoh itu.

"Cakeppp" sahut dua pria yang kabur tadi di sela-sela mereka kabur.

"Hampir rata kok kabur" Ara tertawa remeh ketika tidak lagi melihat dua pria yang sudah hilang di Alik tikungan didepan sana.

Melihat teman-teman yang meninggalkannya, pria itu mengeluarkan senjata tajam dari balik tubuhnya, Ara tersenyum remeh, "ciaaa takut Lo sama gue? Haha " dan itu semakin memacu adrenalin pria itu.

Setiap serangan berhasil Ara elak kan, namun saat serangan ketiga pisau pria itu menggores perutnya, tidak terlalu dalam tapi mengeluarkan darah yang cukup banyak, melihat darah yang keluar dari tubuhnya membuat Ara menatap pria itu nyalang, "mau cari mati kau!" Ara berjalan mendekat pada pria itu namun dia mundur dengan tangan yang bergetar, Ara menunjukkan smirk nya yang menambah kesan kejamnya.

"You should to go now, ashole!" Umpat Ara, namun pria itu seperti nya hirau, atau tidak mengerti ucapan Ara? Ah sudah lah Ara lelah jadi mari akhiri ini.

Menendang tangannya yang memegang pisau kuat, hingga membuat pisau kecil yang sialnya sudah merobek perutnya itu terjatuh, melihat kesempatan Ara mengambil pisau itu, "bukan denganku jika kau ingin bermain ini paman" kata Ara menunjukkan pisau itu.

ARALVI [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang