Chapter 48

73 7 2
                                    

Perpisahan tidak menandakan itu adalah akhir dari sebuah perjalanan, namun awal dari sebuah tantangan. Tantangan baru untuk menuju masa depan.

__________

Hari-hari berjalan seperti biasanya tidak ada yang berubah, semua orang melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Tidak ada yang bisa menghentikan waktu untuk tetap dimasa lalu atau berhenti saat ini, semuanya berjalan normal seperti biasa.

Tidak terasa satu tahun lagi sudah terlewati.Tetap sama orang yang dulu pertama kali mereka kenal dikelas sepuluh kembali disatukan dikelas dua belas dan sekarang tinggal menghitung detik-detik perpisahan dan semuanya akan berubah. Tiga tahun lamanya mereka menuntut ilmu disini terlewati begitu saja tanpa disadari, kenangan demi kenangan semuanya teringat kembali.

Dimana mereka dulu yang merasa malu-malu untuk berkenalan bahkan untuk menyapa sekalipun, namun kini itu semua berubah manjadi tangisan, tangisan kebahagiaan. Hari ini akan menjadi masa lalu untuk masa depan, semanis apapun hari kita saat ini tak akan bisa menapik bahwa esok akan menjadi kenangan.

Perpisahan tidak menandakan itu adalah akhir dari sebuah perjalanan, namun awal dari sebuah tantangan. Tantangan untuk menuju masa depan.

"Huf. Capek juga ternyata"

"Capek apaan, lu cuman duduk sambil makan cemilan aja. Capek darimana nya" semprot Nindi pada Lia

"Duduk itu juga butuh tenaga apalagi makan. Jika nggak punya tenaga mana bisa tangan gue bergerak dan mulut gue mengunyah, apalagi duduk, pantat gua pegal duduk lama-lama belum lagi makeup gua yang berantakan lagi da--."

"Astaghfirullah. Lo itu bi--"

"Guys guys kita ke aula sekarang foto bersama" tiba-tiba teriakan Dara menggelar disana, sebenarnya acara perpisahan sudah selesai dan hanya sesi berfoto inilah yang ditunggu-tunggu.

Setelah itu mereka semua berfoto bersama, mulai dari foto normal yang tersenyum sampai foto absuard dengan gaya yang aneh-aneh.

"Sekali lagi ya"

Capek! Hanya satu kata yang bisa Aqila ucapkan. Bibirnya capek untuk tersenyum sampai kedua pipinya terasa pegal dan keram. Tapi tetap menampakkan wajah bahagianya karena inilah momen yang ditunggu-tunggu selama ini.

"Aqila, boleh foto bareng?" Tanya Reno padanya, ketika foto bersama-sama telah usai.

"Boleh"

Cekrek

Cekrek

"Gua ikut" teriak Raka langsung berdiri disamping Reno.

"Gua juga" Lia yang juga ikut nimbrung.

Dan Aqila? Hanya pasrah.

Tak dipungkiri hari ini mereka semua terlihat anggun dan cantik, sama halnya dengan Aqila yang memakai kebaya namun tetap dengan hijab yang menjuntai panjangnya, ditambah dengan polesan makeup tipis. Yang sebelumnya tidak pernah pake apapun tetap cantik apalagi sekarang. Siapa yang melihatnya akan terpana.

Sama halnya dengan perempuan, laki-laki juga tak kalah gantengnya. Mereka semua terlihat tampan dan berwibawa apalagi Alif. Jangan ditanya seberapa berkharisma nya dia apalagi memakai setelan jas lengkap. Siapa saja yang memandangnya akan kagum. Dan itu diluar prestasi, jika diikutsertakan dengan kekaguman pada prestasi? Jangan ditanya Alif lah siswa yang memiliki segudang prestasi di sekolah ini.

"Aqila Alif" panggil Raka, Reno, Azhari, Nindi, Zahira dan Lia bersamaan. Orang yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh ke sumber suara. Setelah Reno dan Aqila berfoto tadi, Aqila langsung pergi ke pojok kelas menemui Mutia yang sedang memakan cemilan disana, Aqila juga sedikit lapar.

Takdir Yang Menentukan [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang