"Hal sekecil apapun yang kamu alami saat ini, tak akan pernah terulang lagi maka manfaatkanlah hal kecil yang kamu lakukan itu sebaik mungkin"
________
“Hey, tunggu kamu yang pake tas abu-abu” Teriak Zahira ketika barisan dibubarkan dan mempercepat langkahnya menyusul laki-laki yang sedang diincarnya. Laki-laki itu langsung berhenti ketika ia merasa panggilan itu tertuju padanya.“Ra, udah jangan dilanjutin Aqil hanya ingin tahu orangnya aja kok nggak perlu kayak gini, gimana nanti kalo bukan dia orangnya. Udah yuk kita ke aula aja” cegah Aqila karena ia tidak ingin memperpanjang masalah.
“Udah tenang aja, aku nggak ngapa-ngapain dia kok cuma ingin tahu apa alasan dia lempar Lo pake krikil itu aja kok, setelah itu gue janji kita akan langsung ke aula” Baiklah sekarang Aqila mengalah dan mengikuti kemauan temannya itu. Teman yang baru ia jumpai beberapa saat yang lalu, tapi tidak dipungkiri bahwa ada rasa nyaman ketika bersamanya.
Tepat didepan laki-laki itu Zahira berdiri tegak pinggang dan mengangkat kepalanya sedikit agar bisa melihat wajah itu. Sama dengan Zahira, laki-laki itu melipat kedua tangannya didepan dada dan melihat Zahira seolah menantang balik, sedangkan kedua teman laki-laki itu hanya diam menyaksikan karena mereka tidak tau apa yang terjadi. Sedangkan Aqila dia hanya menunduk dan mengucapkan beribu-ribu istighfar, apakah harus seperti ini di hari pertama sekolah baru nya?
“Lo kan yang melempar batu kerikil ke teman gua tadi?” mendengar ucapan Zahira, Aqila sedikit tercengang karena Zahira bisa dengan mudah mengganti cara bicaranya, yang awalnya pakai aku-kamu berubah jadi lo-gue. Ini bukanlah hal yang baru apalagi di zaman sekarang ini, namun Aqila hanya belum terbiasa saja untuk mengucapkannya.
“Emangnya kenapa?” jawab laki-laki itu santai, mendengar jawaban itu membuat Zahira semakin kesal tapi masih berusaha untuk menahannya.
“Oh, berarti emang lo kan? Kenapa? apa alasan lo ngelakuin itu?”. Dengan suara yang sedikit meninggi dari sebelumnya, Zahira kembali sadar bahwa posisi mereka sekarang adalah murid baru tidak baik untuk mencari masalah di hari pertama.
“Baiklah, kalo lo diam berarti emang lo yang pengen cari masalah duluan, lihat aja nanti akan gue balas perbuatan lo”. Pungkasnya setelah itu Zahira berbalik dan menarik tangan Aqila agar pergi dari situ tapi sebelum itu terjadi laki-laki itu berbicara.
“Tunggu” Zahira dan Aqila langsung menghentikan langkahnya ketika mendengar suara itu.
“Masalah lo sama gue apa?”
“Masalah lo tanya? lo nggak sadar apa yang telah lo perbuat dan lo ma---“ udah Ra, jangan dilanjutin mending kita ke kelas sekarang. Potong Aqila cepat. “tapi Qil di---“
“udah jangan diladeni”sambung Aqila, Zahira membuang nafasnya kasar setelah itu ia mengikuti Aqila yang menarik tangannya.
“Lihatlah bro mereka sama saja seperti cewek lain yang mencari perhatian kita” ucap laki-laki itu.
“Apa lo bilang barusan? Gue denger ya apa yang lo ucapkan!” Sambung Zahira, walau mereka sudah sedikit jauh tapi ucapan itu masih bisa ia dengar. “Udah Ra” tarik Aqila lagi untuk melajutkan langkahnya.
“Narsis lo, sok ganteng padahal wajah pas-pasan aja” cibir Raka pada Reno.
“Sudah berapa cewek yang dekatin kita dari tadi padahal ini hari pertama kita disini, semua cewek itu sama saja. Lihatlah kakak kelas yang minta nomor Whatsapp kita tanpa malu sedikitpun. Gue kan emang ganteng jadi nggak heran” Ucap Reno menyombongkan diri.
“idih jijik gue” Raka bergidik.
“tidak semua cewek itu sama” Alif angkat bicara.
“Wih bro, tumben temen kita mau ngomong tentang cewek biasanya cuek bebek ” ucap Reno sambil menepuk bahu Raka dan berusaha menggoda Alif yang biasanya nggak tertarik dengan ucapan nggak berfaedah seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Menentukan [End] ✅
Teen Fiction{Part Lengkap} Bagaimana jadinya jika seseorang yang awalnya bersahabat baik tiba-tiba menjadi diam tanpa alasan yang jelas? Waktu demi waktu jarak itu tercipta sangat jauh. Itulah yang dirasakan oleh Afifah Mariah Aqila seorang perempuan manis nan...