Chapter 37

77 12 23
                                    

bagaimana cara kita mengontrol diri sendiri jika ada seseorang yang membenci kita padahal disini kita tidak tahu apa-apa. Dan bagaimana cara kita menyikapinya?.

_________


Materi yang disampaikan oleh Aqila dengan judul 'Indahnya Hidupku dengan Menjaga Toleransi dan Etika dalam Bergaul'  pada Bab ini sebenarnya tidak Aqila sendiri yang menjelaskan nya tapi dibagi-bagi oleh guru untuk menyampaikan kedepan, bisa dikatakan bahwa ini persentase.

Dan bagian Aqila adalah menjelaskan maksud dan arti ayat Qur'an surat Al-hujurat ayat sepuluh. Tidak menunggu lama dengan mengucapkan bismillah Aqila langsung memulainya, pertama ia bacakan terjemahan surat

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itulah damaikan antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat Rahmat'".

"Persaudaraan memang merupakan kunci sukses dalam menciptakan dan melestarikan kehidupan masyarakat yang baik, terhormat dan bermartabat. Persaudaraan yang dicontohkan oleh Rasulullah seperti mempersatukan kaum Muhajirin di Mekkah dan kaum Anshar di Madinah, seperti Abu Bakar beliau persaudarakan dengan Harits bin Zaid, Umar bin Khattab dengan Itbah bin Malik, begitupun dengan sahabat yang lain." Aqila mengambil nafas sejenak

"Oleh karena itu tepatlah suatu pepatah mengatakan 'Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh'.

"Begitu juga dengan suatu gambaran atau iktibar yang menerangkan bahwa seorang muslim itu ibarat sebatang lidi" sambil melihatkan telunjuknya, mengibaratkan itu adalah satu buah lidi "maka ia akan mudah dipatahkan, berbeda bilamana ia bersatu dengan muslim lainnya diikat dalam satu ikatan laksana seratus atau ribuan lidi, maka sangat berat untuk dipatahkan". Ucapnya tersenyum melihat para audiens yang masih setia mendengar, dan selanjutnya ia menyampaikan kesimpulan dari materi yang ia sampaikan

"Jadi, hakikat persaudaraan sebenarnya diikat oleh keimanan. Begitu pentingnya persaudaraan yang diikat dengan keimanan atau yang disebut dengan ikhwatul iman".

"Baiklah setelah saya menyampaikan maksud dan arti yang terkandung dalam Qur'an surat Al-hujurat ayat sepuluh, jika ada yang kurang tepat silahkan ditambahkan, jika ada yang ingin bertanya In Saya Allah akan saya jawab. Namun jika saya tidak bisa menjawabnya, saya akan meminta waktu atau bisa jadi nanti saya akan melemparkannya ke umi, biar umi yang melengkapi " kata Aqila sambil tersenyum ditambah tertawa kecil kearah Guru yang mengajar, untung gurunya baik dan juga suka bercanda.

"Wow, kalo begitu Umi harus siap-siap ini" jawab umi dengan terkekeh juga, sambil memperbaiki duduknya seolah-olah dia sedang bersiap-siap dengan pertanyaan itu.

"Hehehe" hanya itu yang keluar dari mulut Aqila karena sekarang keadaannya sedang gemetar bercampur takut. Bagaimana nanti pertanyaannya susah? Terus Aqil nggak bisa jawab? Atau pertanyaannya--- dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pikirannya sendiri.

"Ya, silahkan Alif ajukan pertanyaannya atau mau menambahkan?" Kata umi sambil menyuruh Alif berdiri karena memang Alif menunjuk tangan untuk bertanya.

"Tebakan gue nggak salah", kata Nindi berbisik sambil menyombong ke arah Zahira dan Lia

"Ck. Kebetulan aja kali" jawab Zahira acuh yang membuat Nindi kesal.

'Astaghfirullah kenapa tebakan Nindi itu benar? Atau jangan-jangan dia yang nyuruh Alif bertanya?'. Batin Aqila kaget ketika melihat Alif menunjuk tangan. Haruskah Aqila bersuudzon pada Nindi saat ini? Tidak boleh.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu, saya disini ingin bertanya, tadi saya mendengar saudari--"

"Segitu bencinya dia sama Aqil! Sampai menyebutkan nama Aqil aja dia nggak mau', batinnya meratapi.

Takdir Yang Menentukan [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang