Chapter 21

124 42 9
                                    

Akan aku hadapi apapun yang akan terjadi nantinya yang jelas kamu harus kembali seperti sediakala

Alif
_________

"Bang" Panggil Aqila lirih sebelum dia jatuh dan pingsan.

"Qilaa" teriak Alif melihat Aqila sudah terjatuh dilantai. Sebelum kesadarannya benar-benar hilang, Aqila bisa mendengar teriakkan seseorang yang begitu khawatir itu, ia tidak akan berpikir yang lain karena ia tau siapa pemilik suara itu.

"Awas lif" teriak El.

Bugh

Tidak, Alif tidak bisa menghindari tinjuan itu, seketika rasa sakit di area wajahnya menjalar begitu cepatnya dan darah segar mengalir ditepi bibirnya. Dengan kekuatan yang masih tersisa Alif berusaha untuk membantu Aqila agar bangun kembali.

'Ya Allah apakah aku harus melakukan ini? Jangan sampai terjadi apa-apa pada dia, Ya Allah maafkanlah hamba mu ini karena telah berani menyentuh seorang perempuan selain bunda hamba ya rabb?' lirihnya.

"Alif, cepat bawa Aqila ke UKS" teriak El.

Tidak, Alif tidak bisa berpikir panjang saat ini, jika ia tidak membawa Aqila segera, tidak akan ada yang tau apa yang akan terjadi nantinya, karena dirinya juga sungguh terkejut, kenapa Aqila bisa pingsan? 'Qil maaf', Setelah mengucapkan itu Alif mengendong Aqila dan segera membawanya ke UKS. Disepanjang jalan menuju UKS Alif tidak henti-hentinya beristighfar karena semua tatapan tertuju padanya yang sedang mengendong Aqila ala bird style itu, ditambah lagi dengan samping bibir Alif yang berdarah akibat tinjuan tadi.

Dan Alif sudah siap-siap akan dirinya dan Aqila menjadi topik utama disekolah nantinya. Tapi Alif harus melakukan ini jika tidak nanti Aqila semakin parah, dan nanti apapun resikonya Alif akan menerimanya.

Akan aku hadapi apapun yang akan terjadi nantinya yang jelas kamu harus kembali seperti sediakala, ucap Alif ketika berjalan di koridor yang tangannya masih mengendong Aqila dan bibirnya tak berhenti untuk menyebut nama Allah.

Sesampainya di UKS Aqila langsung dibaringkan Alif diatas brangkar yang tersedia. "Astaghfirullah kemana semua orang" Alif menjambak rambutnya frustasi karena sudah mencari keberadaan buk Yani selaku pembina UKS dan anggota yang lainnya juga tidak terlihat satupun. Sedangkan Aqila masih belum membuka matanya.

"Kenapa Aqila lif"seorang guru masuk dengan wajah khawatir, juga ditambah ketika melihat wajah Aqila yang begitu pucat, buk Yani pun tak kalah khawatirnya melihat keadaan Aqila sekarang.

"Aku juga nggak tau buk, tadi dia langsung pingsan ketika dikantin, mungkin dia phobia terhadap sesuatu buk" jelas Alif yang nggak tau asal usulnya Aqila pingsan, yang ia lihat adalah Aqila sudah tergeletak dilantai kantin.

'Ini semua salah gue ,gue nggak bisa melindungi seorang perempuan yang sudah gue anggap sebagai adek gue  sendiri'. Untuk saat ini Alif merutuki dirinya.

Ia mengatakan itu karena dirinya tidak pernah melihat seorang perempuan terluka didepan mata kepalanya sendiri, begitulah Alif meyakinkan dirinya karena dia membantu Aqila karena peduli. Tidak ada hal lain yang ia pikirkan saat ini, kecuali Aqila sadar kembali.

Begitu banyak siswa bergerumun didepan pintu UKS untuk melihat apa yang terjadi, apalagi melihat Alif yang juga kacau seperti itu dan mungkin bibir Alif juga sobek karena darahnya masih mengalir.

"Alif bilang sama pak Zul untuk segera menyediakan mobil sekolah kita bawa Aqila ke rumah sakit sekarang" Kata buk Yani setelah memeriksa keadaan Aqila. Dan langsung diangguki oleh Alif. Alif langsung keluar dari UKS itu dan berlari kearah kantor karena mungkin pak Zul sekarang sedang berada dikantor guru.

Takdir Yang Menentukan [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang