Melakukan sholat istikharah selama seminggu Aqila tidak kunjung mendapatkan jawaban apapun. Tapi pikirannya selalu tertuju pada Alif. Apakah itu adalah jawaban?.
Banyak yang Aqila pikirkan. Kenapa Alif mau menerima perjodohan ini, bukankah dulu ia sangat membenci dirinya? Kenapa dia tidak menolak, bukankah mudah baginya untuk menolak karena dia memiliki banyak alasan, Kenapa tidak dia lakukan? Seharusnya itu yang dilakukan oleh seseorang jika dia membenci bukan? Tapi kenapa sekarang malah sebaliknya? Atau Alif lakukan itu karena paksaan atau balas dendam? Karena Aqila dulu orangnya kayak memaksa tidak mau di cuekin gitu. Kan bisa saja itu yang terjadi, tapiii--- dari caranya bicara tidak ada paksaan sedikitpun yang ada hanyalah rasa percaya diri, apakah ini yang dimaksud dari email nya tempo hari? Kesempatan untuknya menebus kesalahan yang ia perbuat. Jujur, disatu sisi ia sangat ingin bersama dengan Alif karena hatinya masih tertuju pada satu nama. Tapi haruskah secepat ini? Pusing, itulah yang terjadi.
Tu kan, kenapa nggak nanya langsung pada dia Qil, kalo gini kan kamu yang menambah beban pikiran sendiri. Jika kamu bertanya pasti akan dijawabnya. Percaya deh, Alif itu udah berubah, bukan dia yang dulu lagi. Hadeehh. Aqila berdialog dengan dirinya.
Namun dengan mengucapkan bismillah akhirnya Aqila menerima pinangan Alif. Tanggal pernikahan sudah ditentukan dan sekarang tengah melakukan persiapannya. Aqila meminta pernikahannya dilakukan secara sederhana dan hanya dihadiri oleh para kerabat saja. Tentu masih ada resepsi tapi tidak semewah pernikahan orang-orang biasanya karena tamunya hanya kerabat-kerabat terdekat saja.
Walau masih ada keraguan tapi Aqila menyakinkan diri mungkin memang inilah yang terbaik. Disaat dia tahu bahwa Alif lah orangnya disaat itu pula akal dan pikiran Aqila langsung menolak. Bagaimana bisa seorang Muhammad Alif Mudzakky meminangnya, orang yang dulu sangat membencinya sekarang ada di rumahnya sambil membawa kedua orang tua.
Setelah kepergian Alif, Aqila meminta penjelasan kepada anggota keluarganya. Disaat itulah Afnan bicara. Dan menjelaskan semuanya, bagaimana bisa Alif datang pun diceritakan olehnya. Disana Aqila baru paham.
Sebenarnya ia sangat ingin menolak ini, tapi disatu sisi ia sangat ingin pergi kuliah ke negeri Timur Tengah. Demi impian dan keinginannya ia rela melakukan ini. Apakah Aqila egois? Tidak, Aqila sangat ingin mengetahui kebenaran ini secara utuh dari mulut Alif sendiri. Aqila tidak mengorbankan masa depannya justru meraih masa depannya melalui Alif. Dan hati kecilnya memang menginginkan Alif sebagai pendampingnya.
____________
"Apakah Dzaky yakin ingin menikah dengan Aqila nak?" Tanya Delina.
"Iya bun" mendengar itu Delina tersenyum. "Bunda bahagia melihat Dzaky bahagia dan bunda akan selalu mendukung apapun yang Dzaky lakukan selama itu berada di jalan Allah" ucapnya mengusap lengan Alif. "Makasih bunda" ucapnya tulus sambil menggenggam tangan orang yang sangat ia cintai ini.
"Oh iya, gimana tempat tinggal di sana?"
"Udah Dzaky urus semuanya kok Bun, bunda jangan khawatir. Oh iya, untuk sementara kafe dan rumah makan, Dzaky percayakan pada ayah dan kakak ya"
"Iya, tenang aja Ayah akan urus semua yang ada disini. Laporan keuangan, perkembangannya akan Ayah kirim tiap bulan. Walau Dzaky tidak ada disini mengurusnya tapi setidaknya bisa memantau dari jauh" Alif setuju usulan itu.
"Dzaky dengarkan bunda nak, perempuan itu menyukai orang yang bisa mengarahkannya. Ia mencintai kata-kata cinta yang diungkapkan dengan jelas. Jangan pelit untuk mengucapkan kata-kata cinta karena kalau tidak engkau lakukan, akan ada jurang pemisah antara dirinya dengan dirimu." Wejangan Delina.
"Walau sekarang Dzaky belum mencintainya tapi berusahalah untuk menjadikan dia satu-satunya perempuan yang ada dalam hidup mu nak, jangan pernah duakan dia dengan perempuan manapun, jangan kotori ikatan suci ini dengan itu" tambah Delina dengan terus menggenggam tangan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Menentukan [End] ✅
Teen Fiction{Part Lengkap} Bagaimana jadinya jika seseorang yang awalnya bersahabat baik tiba-tiba menjadi diam tanpa alasan yang jelas? Waktu demi waktu jarak itu tercipta sangat jauh. Itulah yang dirasakan oleh Afifah Mariah Aqila seorang perempuan manis nan...