Balutan gaun pengantin sangat indah melekat di tubuh Aqila walau dengan polesan make up yang tipis tapi tak menampik bahwa Aqila sangat cantik saat ini. Mendengar lantunan surat Ar-Rahman yang dilantunkan oleh seseorang diluar sana membuat hati Aqila bergetar tanpa terasa air matanya mengalir begitu saja. Ketika mendengar lantunan fabiayyiala irobbikuma tukazziban 'maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?' Nikmat yang mana lagi di dustakan.
Momen ini adalah momen sekali seumur hidup. Ketika mendengar seseorang mengucapkan ijab qobul dengan lantang atas namanya. Membuat Aqila terharu, inilah pernikahan yang ia inginkan, dengan mahar hafalannya. Tentu mahar yang Alif berikan tidak hanya hafalan saja tapi juga dengan seperangkat alat sholat dan beberapa gram emas.
"SAH"
Setelah kata SAH terucap disambut dengan banyak doa dari para tamu dan keluarga. Memang ini bukanlah pernikahan yang mewah tapi ini hanya pernikahan sederhana yang mungkin hanya mengundang para kerabat terdekat saja. Bahkan teman-teman mereka hanya beberapa yang tahu.
__________
"Qil, cium tangan suaminya""Lif, angkat tangannya"
Mendengar itu mereka berdua sama-sama malu dan jantungnya jangan ditanya. Dengan sedikit ragu dan malu Aqila mengangkat tangannya hendak mencium tangan Alif dan Alif langsung memberikan tangannya. Bukan adegan cium tangan yang para tamu lihat tapi Aqila yang ragu dan malu untuk menyentuh tangan Alif. Sedikit lagi menyentuh tangan Alif, Aqila langsung menarik kembali, ada perasaan takut, malu bercampur aduk untuknya menyentuh tangan itu padahal sudah halal. Dan apa kata Syafira dan Nindi
"Ciyee, pengantin baru malu-malu"
"Nggak apa-apa adek ipar, pegang aja tangannya" itu suara Syafira yang membuat Aqila semakin dalam menundukkan kepalanya. Ia sangat malu, tapi juga tidak berani menyentuh tangan Alif.
Setelah itu mereka menyalami tamu undangan, begitu banyak doa yang dipanjatkan oleh mereka.
"Nggak gua sangka ini akan terjadi, mungkin inilah takdir, siapa sangka orang yang dulu saling membenci kini bersanding di pelaminan. Ternyata benar kata-kata itu?" Mendengar ucapan Reno membuat pengantin itu malu. Bagaimana tidak ketika Reno menceritakan masa-masa itu kembali.
Ya, Reno sendiri sudah ikhlas dan ridho mungkin inilah yang dinamakan dengan takdir, walau hatinya masih mengharapkan Aqila tapi ternyata jodoh tidak berpihak padanya. Sekarang ia berusaha untuk menghilangkan perasaan ini, karena perasaan ini tidak halal baginya. Reno berkata demikian hanya untuk menghilangkan kecanggungan antara dirinya dan Alif. Mungkin inilah yang disebut pengorbanan dalam persahabatan.
"Kata-kata yang mana?" Tanya Aqila
"jangan terlalu membenci seseorang karena boleh jadi dia yang kau benci adalah dia yang sangat kau cintai sepenuh hati." Setelah mengucapkan itu Reno tertawa dan mendapat pukulan dari Alif.
"Galak amat sih suaminya mbak, awas loh Qil nanti Lo dimakan"
"Udah-udah pergi sana, masih banyak tamu lain" usir Alif, bisa kacau kalo Reno masih tetap disitu.
"Jangan dengerin Reno, dia suka ngomong nggak jelas" Aqila hanya diam melihat Alif bicara, kenapa segitu gugupnya Alif? Bikin Aqila bertanya-tanya.
"Hwuaa, gua nggak nyangka sahabat gua nikah sama musuhnya sendiri" kata Nindi sambil memeluk Aqila. Mendengar ucapan itu membuat Alif maupun Aqila melotot tak percaya. Bisa-bisanya Nindi berbicara seperti itu. Bukan karena apa, tapi ini didepan orang banyak loh. Siapapun pasti akan mendengarnya
"Au, sakit kok di cubit Qil"
"Kalo ngomong itu di saring dulu, nggak malu apa didengar orang" ucap Aqila geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Menentukan [End] ✅
Teen Fiction{Part Lengkap} Bagaimana jadinya jika seseorang yang awalnya bersahabat baik tiba-tiba menjadi diam tanpa alasan yang jelas? Waktu demi waktu jarak itu tercipta sangat jauh. Itulah yang dirasakan oleh Afifah Mariah Aqila seorang perempuan manis nan...