Chapter 42

48 7 0
                                    

Bukan keinginan

_____________

"Sebenarnya Lo jauhin Aqila itu kenapa sih Lif? Heran gua lihat lo?". Tanya Reno saat mereka jalan bersamaan di koridor untuk pulang, sebenarnya ini sudah lama ingin ia tanyakan tapi ia kembali sadar, kenapa ia ikut campur urusan Alif. Namun saat ini perlakuan Alif tidak bisa didiamkan.

Alif hanya diam, ia tidak ingin membahas ini. Diamnya Alif mendapat sebuah pukulan pelan di lengannya dan itu yang membuat Alif berbicara.
"Kenapa gue dipukul?" ucapnya sembari mengusap bekas pukulan Reno.

"Kenapa Lo jauhin Aqila dan tidak pernah berbicara padanya lagi?"

"HA" sebenarnya pikiran Alif saat ini itu dimana?

"Kenapa Lo jauhin Aqila?" Ulang Reno dengan sabarnya

"Nggak ada" jawab Alif santai.

"Nggak ada Lo bilang?" Suaranya naik satu oktaf. Bisa-bisanya Alif ngomong seperti itu? Sungguh tega hati.

Reno memaklumi ini, dia terus beristighfar dalam hati. Inilah sifat Alif yang paling tidak ia sukai.

"Gua nanya serius Lif" ulang Reno yang berusaha meredam emosi

"Gua juga serius" jawabnya sambil melihat mata Reno dengan serius. Saat ini Reno benar-benar berada diambang batas kesabaran.

"Gue nanya kenapa sikap Lo berubah kepada Aqila dan tadi Lo melihat dia kesakitan tapi Lo diam aja, dimana rasa peduli Lo?" Ucapnya yang berapi-api. Alif diam, kemungkinan ini pasti akan terjadi, dia sudah siap untuk menghadapi.

"Gue nggak peduli dia" jawabnya sambil mengalihkan pandangan dari Reno.

"APA LO BILANG?" Tanpa mendengarkan ucapan Alif selanjutnya tangan Reno lebih dulu mendarat di rahang Alif.

Bugh

Bibir Alif sobek dan mengeluarkan darah disana, tubuhnya juga terjatuh akibat tonjokan Reno tiba-tiba dan jangan ditanya seberapa kuat pukulan Reno padanya.

"ALIIIIIFF" Teriak para perempuan yang ada disana histeris melihat itu.

"KENAPA LIF? KENAPA HA?" Tanya Reno yang sudah dikuasai emosi.

Bugh

Bugh

Bugh

"Aaaaaaaaaa" teriak para perempuan itu kaget bercampur takut menyaksikan ini. Apalagi melihat Reno yang menghajar tanpa peduli bagaimana keadaan Alif saat ini, dia benar-benar sudah dikuasai emosi. Sementara yang menjadi korbannya adalah sang ketua Osim. Siapa yang tidak kaget melihat ini.  Dua sejoli saling berkelahi.

Alif tidak melawan sedikitpun, ia membiarkan Reno menghajarnya, mungkin dengan cara begini Reno akan tenang, dan dirinya juga pantas mendapatkan ini.

"RENO SUDAH HENTIKAN" Lerai Raka yang langsung menahan tangan Reno. Jangan ditanya Alif sekarang, dia sudah tersungkur di tanah, mukanya lembam dan bibirnya robek.

"Lif, Lo nggak apa-apa?" Azhari dan Bilal langsung datang dan membantu Alif untuk berdiri. "Sudah, gua nggak apa-apa!" Jawab Alif yang masih berusaha untuk tetap berdiri sendiri tapi apalah daya badannya terlalu lemah, akhirnya Azhari dan Bilal tetap memegangnya.

"Lo kenapa Ren?" Tanya Raka yang masih tetap menahan Reno. Reno melihat Raka sekilas setelah itu dia tersenyum sebuah smirk iblis kepada Alif.

"Tanya sama dia!" Jawab Reno menunjuk Alif dengan matanya, dalam tatapannya tersirat sebuah kemarahan dan kekecewaan.

Takdir Yang Menentukan [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang