Dia yang memilih menjauhi Lo, tidak pantas Lo tangis kepergiannya
_______________
Waktu berjalan begitu cepat tanpa kita sadari ternyata kematian sudah hampir menghampiri, sementara bekal yang kita bawa nanti belum dipersiapkan dari saat ini. Kita terkadang masih lalai terhadap perintahnya, meyakinkan diri untuk segera memperbaiki iman, namun itu hanya sebatas menyakinkan tidak dengan melakukan.
Terkadang begitulah manusia terlalu sibuk dengan urusan dunia sampai lupa bahwa akhiratlah kehidupan yang kekal abadi selamanya. Ingin mencapai surga-Nya tapi tiket untuk mendapatkannya tidak dibawa. Sebenarnya diri kita sendirilah yang rugi karena menyia-nyiakan tiket ke surga itu. Ya, kenapa saya bilang begitu?, karena kita lalai terhadap perintahnya padahal salah satu tiket ke surgaNya Allah itu adalah dengan melakukan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Benarkan?
Ya, terkadang saya juga begitu.
Salah satunya yaitu sabar ketika mendapatkan ujian ataupun cobaan yang Allah berikan.
Tidak ada hujan dan badai tapi tiba-tiba seseorang bisa membenci tanpa sebab yang diketahui, itulah sekarang yang terjadi diantara mereka.
"JUARA 3 DIRAIH OLEH ANAK KAMI ZAHIRA "
"selamat Zahira" ucap teman-temannya termasuk Aqila. Rasa bangga juga bahagia bercampur aduk ketika mendengar salah satu sahabatnya meraih juara. Aqila sangat bangga sekali, ia sekarang melambai-lambai kearah Zahira yang berdiri di depan.
"JUARA 2 DIRAIH OLEH ANAK KAMI AFIFAH MARIAH AQILA"
"Yeyy, selamat Qil" ucap teman-temannya pada Awila. "Selamat untuk apa?" Tanya Aqila bingung. "Pergi maju kedepan gih" dorong Lia kedepan.
"Kok Aqil didorong sih Lia, ngapain Aqil maju? Buat malu aja". Astaghfirullah Sabar Qil, punya teman kayak gini harus sabar, batinya istighfar. Qila tidak tahu padahal teman-temannya sudah mengucap beribu-ribu istighfar untuk dirinya.
"AQILA HARAP MAJU KEDEPAN" panggil dari pengeras suara itu kembali karena melihat orang yang dipanggil tidak muncul-muncul. "Loh, kok nama Aqil dipanggil?" Tanyanya takut.
"Allahuakbar, Aqla Lo itu yang juara dua nya, ya Allah gua pen nangis rasanya" Nindi sudah menahan kekesalannya.
"HA" Kaget Aqila. "Maju enggak ni, kalo enggak gua aja yang maju" mendengar itu Aqila langsung berlari kearah depan walau tetap dalam mode kaget dan malu juga mendominasi. Orang-orang disekeliling Aqila sungguh bingung melihatnya seperti itu, bukan karena sombong, tapi Aqila memang tidak mendengarkan namanya juga ikut terpanggil karena dia sibuk melambai-lambaikan tangannya dan terus tersenyum kearah Zahira.
"Ya Allah demi apa gua punya sahabat kayak dia, pintar sih iya tapi o'onnya jangan ditanya" Nindi geleng-geleng kepala melihat Aqila dan tidak lupa dengan istighfar dalam hatinya
"JUARA 1 DIRAIH OLEH ANAK KAMI MUHAMMAD ALIF MUDZAKKY"
Tepuk tangan dan ucapan selamat juga banyak yang ditujukan kepada Alif.
Setelah sesi memberikan hadiah dan sebelum kembali ketempat masing-masing masih ada sesi foto, dan kesempatan inilah digunakan Aqila untuk mengucapkan selamat pada Alif.
Aqila melihat kearah Alif disampingnya dan tersenyum padanya walau Alif tetap melihat kearah depan tanpa menghiraukan Aqila..
Setidaknya Aqila masih bersikap biasa saja, seolah tidak pernah terjadi masalah di antara mereka."Congratulation Alif, selamat ya" ucap Aqila dengan senyum bahagianya.
Namun tidak dibalas Alif dengan ucapan selamat kembali jangan kan itu menjawab kata 'iya ataupun terimakasih' saja tidak, karena tatapannya tetap kedepan, seolah dia tidak pernah mendengar Aqila berbicara padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Menentukan [End] ✅
Teen Fiction{Part Lengkap} Bagaimana jadinya jika seseorang yang awalnya bersahabat baik tiba-tiba menjadi diam tanpa alasan yang jelas? Waktu demi waktu jarak itu tercipta sangat jauh. Itulah yang dirasakan oleh Afifah Mariah Aqila seorang perempuan manis nan...