Tidak sekarang namun nanti kau pasti akan mengetahui, bahwa diam adalah adalah cara pamit yang paling menyakiti
_____________
Persaingan karena prestasi adalah hal wajar yang terjadi diantara pelajar. Atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari itu adalah hal biasa yang terjadi karena tidak mungkin hidup itu selalu berjalan dengan mulus pasti ada kerikil-kerikil yang dilewati. Dan dengan adanya kerikil itulah yang membuat seseorang semakin semangat untuk mencapai kesuksesannya.
Tapi gara-gara persaingan sampai menimbulkan rasa benci, apakah itu wajar?
Itulah yang dipikirkan Aqila setelah mendengar kata-kata Lia, Tidak ada yang salah dalam kata-katanya tapi apakah benar itu alasan Alif membencinya?.
Mengingat kebelakang kembali, pernyataan Lia itu diperkuat dengan adanya bukti yang sudah pernah terjadi tapi tak pernah disadari.
"Eh tunggu dulu, gua inget--- oh iya, saat itu gua dan Lia ada di perpustakaan mau ngembaliin buku dan tidak sengaja ketemu Alif yang sedang baca buku disana, trus gua ketempat duduknya tu anak berniat untuk gangguin dia, tapi tiba-tiba dia nanya gini. 'ulangan bahasa Arab kemaren dapat berapa?' tanya dia. Trus gua jawab 'KKM' sambil tertawa karena itu memang kenyataannya kan. Trus dia ngomong lagi 'kalo sahabat Lo?', gua bingung sahabat yang mana kan, ya gua tanya lagi dan dia jawab 'berapa nilai Aqila?'. Ya udah gua jawab '98'. Dan gua nanya nilai dia, dia jawab '96'. Setelah itu dia berjalan keluar" ucap Nindi ketika mengingat kejadian beberapa Minggu yang lalu.
"Iya bener, tapi waktu itu kami sih biasa aja kali ya. Karena itu kan hal wajar dan nggak ada yang aneh" lanjut Lia.
"Benarkah? Kapan?" Tanya Qila
"Kapan ya, gua lupa!"
"Kenapa nggak bilang sama Aqil?"
"Lupa" jawab mereka cengengesan.
"Udahlah, ngapain bahas dia, bahas yang lain aja kenapa. Bikin mood ilang kalo bahas soal dia" ucap Aqila.
"Yakin? Bukanya Lo yang semangat kalo bahas tentang dia?"
Ha? Benar-benar fitnah ini. Sejak kapan Aqila semangat membahas dia, yang ada semangat Aqila ilang ketika dengar namanya.
"Whahah, ya kan? Jujur aja lah Qil!"
"Bodo amat Aqil mau tidur" ucapnya melipat tangan diatas meja sambil meletakkan kepalanya.
Ting Ting Ting
Bel masuk berbunyi
"Hahahaha, tu makanya Qil kalo malam tu tidur bukan mikirin dia terus. Kan gini akibatnya, lo ngantuk bel bunyi" ledek Nindi tertawa sambil berlari ke arah bangkunya sebelum Aqila mengamuk.
"Nindi, awas kamu ya" geramnya yang ingin berdiri dan menghampiri Nindi tapi.
"Assalamualaikum" salam seorang guru memasuki kelas.
Hahahahahaha, terdengar suara tawa mereka yang duduk sekeliling Aqila. Dan Aqila hanya memasang wajah kesalnya.
___________
Di sebuah rumah makan yang sedikit sunyi, bukan sunyi tapi sedang tidak ramai, disanalah mereka sekarang. Pulang sekolah mereka memang sengaja kesini untuk makan bersama satu kelas. Itung-itung untuk nambah kenangan sebelum hari perpisahan, padahal itu masih lama.
"Satu dua cekrek"
"Sekali lagi"
"Memori gua padat bego, isinya muka lu semua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Menentukan [End] ✅
Teen Fiction{Part Lengkap} Bagaimana jadinya jika seseorang yang awalnya bersahabat baik tiba-tiba menjadi diam tanpa alasan yang jelas? Waktu demi waktu jarak itu tercipta sangat jauh. Itulah yang dirasakan oleh Afifah Mariah Aqila seorang perempuan manis nan...