Flashback
Waktu terasa berjalan begitu cepat, baru saja Jumat kemaren mereka mengadakan acara Muhadarah, acara rutin yang dilakukan setiap hari Jumat dan sekarang acara itu di adakan lagi. Dua orang sahabat yang dari tadi sibuk bertengkar hanya karena barisan, yang satu ingin didepan dengan alibi ingin melihat penampilan kelas lain dan yang satu lagi tidak mau ke depan karena dibelakang lebih nyaman. Begitu alasannya.
"Disini aja Qil, aku males didepan nanti diliatin orang"
"Lah orang kan juga punya mata, apa hubungannya sih. Ayok ke depan nanti acaranya dimulai"
"Aku males aja kedepan, kalo dibelakang kan lebih adem"
"Alasanmu ada-ada aja ya joy, yaudah kalo nggak mau Aqil aja kedepan" putus Aqila sambil berjalan kearah depan dan meninggalkan Zoya yang menggerutu kesal. Tau kalau Zoya itu adalah orang yang pantang ditinggal sendiri itu sebabnya Aqila melakukan itu.
"Eh eh Aqila jangan tinggalin aku dong" kesalnya sambil mengejar langkah kaki Aqila "ya udah kita kedepan, tapi jangan tinggalin aku sendirian"
Yes, berhasil. Sorak Aqila riang dalam hatinya.
"Joy, yang Tahfiz itu siapa ya? suaranya adem banget, bikin hati sejuk dengarnya" bisik Aqila karena ia penasaran siapa pemilik suara itu. Barisan mereka tidak terlalu didepan masih ada orang didepannya, bisa dikatakan di tengah-tengah dan masih ada orang didepan yang menghalangi pandangan mereka untuk melihat.
"Oh itu namanya Alif, emang suaranya bagus dan dia juga anak unggul tu"jawab Zoya kembali berbisik.
"Kok Aqil nggak pernah lihat dia ya, itu orangnya kayak mana?"
"Gimana mau lihat, kamu aja diajak jalan-jalan mengelilingi sekolah aja susah aku bujuknya, keluar kelas pas lapar aja" menjawab sambil mengejek Aqila. Tapi memang begitulah adanya..
"Hehehe, iya jugak ya" Aqila tidak marah tapi dia hanya cengengesan saja ketika Zoya mengucapkan itu. Bukannya tidak mau tapi lebih tepatnya Aqila malas berkeliling Madrasah ini, karena kelasnya banyak dan muridnya ribuan. Itu sebabnya Aqila malas jalan-jalan walau di jam istirahat, lebih baik duduk didalam kelas sambil membaca buku atau ngemil, walau membosankan tapi itu lebih baik.
"Dia itu Hafiz Al-Qur'an loh Qil, dia juga aktif di kegiatan sekolah, dan dia anak yang pintar bahkan teladan"sambung Zoya lagi.
"Hah serius Joy? Masya Allah dia itu hebat sekali, siapa namanya tadi Ya?" Tak dipungkiri Aqil kagum mendengar itu.
"Ya Allah ni anak, perasaan baru tadi dibilang namanya, udah lupa aja! Pikun itu jangan dipelihara neng "
"Hehe maaf maaf, Aqil sering lupa kalo masalah nama?" Aqila hanya bisa cengengesan, walau ucapan Zoya itu terkadang menyakitkan tapi apa yang dia bilang selalu benar. Satu lagi, Aqila sudah terbiasa.
"Siapa ya nama lengkapnya, hmmm?"kata Zoya sambil mengingat-ingat namanya. Keusilan Aqila muncul dia ingin mengejek Zoya kembali karena dia saja tidak ingat namanya. Tapi sebelum itu terjadi.
"AHA, namanya Muhammad Allif Mudzakky kalo nggak salah" belum sempat Aqila berucap tapi lebih dulu Zoya yang mengagetkan Aqila karena suaranya yang sedikit keras.
Aqila hanya bisa mengelus dadanya. Sabar Qil sabar.
"Ooh, namanya bagus ya Joy, orangnya ganteng ngak?"
"Ni anak ya bikin aku kesel aja, nama aku itu ZOYA MAHENDRA, enak aja dipanggil Joy Joy emangnya aku Kinderjoy apa!" Greget lama-lama jika terus bersama Aqila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Menentukan [End] ✅
Novela Juvenil{Part Lengkap} Bagaimana jadinya jika seseorang yang awalnya bersahabat baik tiba-tiba menjadi diam tanpa alasan yang jelas? Waktu demi waktu jarak itu tercipta sangat jauh. Itulah yang dirasakan oleh Afifah Mariah Aqila seorang perempuan manis nan...