Chapter 29

99 15 28
                                    

Tak perlu bersikeras menjelaskan siapa dirimu, karena orang yang mencintaimu tak butuh itu dan orang yang membencimu tak akan percaya itu.

Ali bin Abi Thalib
____________

Terkadang pada pagi hari Mataharinya terlihat begitu cerah seakan tidak mau memberikan  kesedihan di langit dengan menurunkan air-airnya, tapi tidak dengan sore ini seakan-akan air yang berjatuhan itu rasanya engan untuk berhenti menurunkannya.

Sambil menunggu hujan reda Aqila memilih untuk berdiri lebih dekat dengan air yang terjatuh dari atap-atap supermarket yang ia datangi sekarang. Sebelumnya Aqila sedang belanja di dalam dan ketika mau pulang hujan turun dengan derasnya, niat untuk pulang di urungkan karena hujan ini. Jadinya, disinilah dirinya sekarang menunggu hujan reda di teras supermarket.

Aqila memfoto tangannya yang terkena rintikan hujan itu dan mempostingnya di Story WhatsApp. Bisa dikatakan sedikit alay sih, tapi Aqila hanya mencoba menghilangkan kebosanan yang sudah mulai menghampiri, sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad selalu terucapkan dibibirnya tapi tidak tahan lama karena rasa kantuk juga mulai menyerang apalagi sedang hujan begini, ditambah lagi disini banyak orang, tapi tak satupun yang ia kenal dan solusi yang paling baik adalah pura-pura sibuk  dengan Handphone padahal nggak ada yang nge chat.wkwk

Jujur pada diri sendiri itu lebih baik Qil! Wkwkw.

Belum sampai satu menit postingan itu terkirim tiba-tiba ada notif yang masuk. Syukurlah, setidaknya Aqil nggak me scroll beranda aja, hehe. Batinya.

M.Alif

Tumben Alif menchat Aqil, apakah ada tugas?. Monolog dirinya ketika melihat nama Alif tertera di layar canggih itu. Bukan tanpa sebab dia berpikiran seperti itu, tapi belakangan ini mereka memang jarang chatting apalagi dengan hal yang tidak penting setelah kejadian tempo hari. Ketika chatting hanya untuk tugas itupun hanya sekali setelah kejadian hari itu. Sampai sekarang nggak ada lagi. Jujur saja, Aqila sering menghindar dari Alif, karena ia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, ketika mereka bersama ada perasaan yang tidak bisa Aqila pahami dan kenapa ia merasa kesal jika ada perempuan yang mendekati Alif?. Ini yang belum bisa ia pahami.

Dimana?

Bunyi pesan Alif, dengan mengomentari story' Aqila yang baru terposting satu menit yang lalu.

Kening Aqila berkerut apanya yang dimana? 

Aqila
Siapa, Aqil?

M.Alif
Iya

Aqila
Ooh, sekarang lagi di supermarket

M.Alif
Disini nggak hujan! Kenapa disana hujan? Aqil Boong ya?

Ditempatnya sekarang Alif tersenyum dengan isi pesannya sendiri, mana mungkin Aqila akan berbohong sedangkan kebohongan itu adalah hal yang paling dibencinya. Tidak-- Alif hanya bercanda soal itu karena dia juga sedang menunggu hujan reda, entah kenapa membuat Aqila kesal sudah termasuk pada hobinya sekarang. Mungkin dengan begitu kecanggungan yang ia buat dengan bicara tanpa dipikir-pikir lebih dulu, pada saat di mushola kemaren.

Itulah kekuasaan Allah hanya dia yang bisa seperti itu, Jika Allah berkehendak maka akan terjadi. Misalnya saja kita masih berada dibawah langit yang sama tapi terkadang cuaca di setiap daerah itu berbeda-beda, padahal langitnya tetap itu juga, mau dilihat dari manapun yang namanya langit pasti ada di atas juga kan? Itulah ketetapan Allah jika ia berkehendak apapun akan terjadi dan kita tidak bisa menyangkal itu.

Aqila menghembuskan nafas panjang membaca pesan itu, ingin kesal rasanya tapi pada siapa? Ya udah lah mending sabar aja mungkin Allah menguji kesabarannya lewat perantara makhluknya yang bernama Alif itu.

Takdir Yang Menentukan [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang