Terkadang perhatian yang kita tunjukkan bisa menyebabkan kesalah pahaman bagi mereka yang tidak mengerti arti dari perhatian itu sendiri
__________
"Selamat ya! Cie Ketua sama wakil ketua deket-deket terus nih. Ngak mau pisah apa? Ngak bakalan kabur salah satu dari kalian nantinya!?" Mendengar ocehan anak kelas XI IPS Bimo si badan gembul itu sukses membuat El dan Alif tertawa tidak hanya mereka saja tapi orang-orang yang juga duduk dimeja panjang kantin itu juga.Mereka sekarang sedang berada dikantin sekolah setelah melaksanakan sholat Dzuhur berjamaah di mushola sekolah. Ada yang langsung pergi ke kelas ada juga yang mengisi perut dulu baru masuk kelas diantaranya mereka ini.
"Hehehe, bukan gitu Bim . Kebetulan aja ketemu dikantin, yaudah langsung aja kita makan satu meja" kata El membenarkan.
"Lagian nggak ada salahnya juga kan! Malahan lebih baik seperti itu" sambung Deni sebelum memasukan bakso ke mulutnya. Siang-siang begini emang enaknya makan bakso ditambah dengan Es buah.
Duhh, segerr, bikin ngiler..
"Aqil ini aja, zahir yang mana?" Kata Aqila langsung mengambil teh botol yang ada dalam lemari es.
"Seenak jidatnya aja lo ganti nama gua" ucap Zahira tidak terima namanya diganti atau di pelesetan seperti itu, sambil menyubit lengan Aqila.
"Heheh, ampun ampun" sambil menghindari tangan Zahira "enakan gitu kan, Zahir- Zahir lahir dan batin" ucapnya sambil tertawa.
"Ck.Dasar lo Qil" kesal Zahira dan pergi meninggalkan Aqila dengan setengah berlari.
Benarkah dia ditinggalkan dan Zahira ngambekkan?
Tuh kan Zahira itu orangnya ngambekan digituin aja udah marah.
"Lah kok Aqil ditinggal sih,"gerutunya, setelah itu " loh ini yang bayar siapa?" Dirinya kembali bicara tapi entah pada siapa sambil mengangkat kedua air yang ia pegang, karena tadi Zahira langsung pergi dan memberikan airnya pada Aqila.
Sambil melihat punggung Zahira yang sudah mulai menghilang dari pandangan, Aqila hanya mampu geleng-geleng kepala. Setelah itu Aqila langsung membayar kedua minuman yang sudah diambilnya tadi.
setelah membayarnyaAqila baru sadar ternyata disitu juga ada seseorang yang beberapa hari ini mulai akrab dengannya.
Nanti Aqil tanyain. Geming Aqila sambil berlalu meninggalkan kantin.
"Yah, Ra jangan ngambek kayak gini dong, Aqil nggak pandai ngebujuknya, Aqil minta maaf deh, tadi itu cuman bercanda, Aqil nggak tau kalo Zahira mar---"
Tiba-tiba mulut Aqila dibungkam oleh tangan Zahira.
"Siapa yang ngambek Qil?" kedua alis Zahira menyatu menandakan pemiliknya keheranan.
'Lah tadi itu apa?'. Pikir Aqila
"Tadi kamu ninggalin Aqil dikantin, kata Aqil Zahira marah"
Plak. Zahira menepuk jidatnya,karena nggak nyangka kok bisa dia punya sahabat seperti Aqila sih.
"Sebelum ke kantin kan udah di bilang kalo gue itu kebelet pipis, kata Lo ke kantin nya cuman bentar tapi ngajak ribut Lo nyampe disana, ya gue nggak tahan lagi, gua tinggal aja tadi"
Bukan Zahira yang ngambekan tapi Aqila yang kelupaan.
"Iya kah?" Tanyanya Aqila polos sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. Dalam hati Aqila tertawa kok bisa dia se pelupa itu sih dan bodohnya lagi dia udah kayak orang yang nggak waras karena menggerutu sepanjang jalan menuju kelas karena mikirin gimana cara ngebujuk Zahira nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Menentukan [End] ✅
Teen Fiction{Part Lengkap} Bagaimana jadinya jika seseorang yang awalnya bersahabat baik tiba-tiba menjadi diam tanpa alasan yang jelas? Waktu demi waktu jarak itu tercipta sangat jauh. Itulah yang dirasakan oleh Afifah Mariah Aqila seorang perempuan manis nan...