Chapter 26

86 17 12
                                    

"Bi, Atih mau mainan itu" rengeknya pada Abinya, mendengar itu membuat Afnan tertawa dan Aqila cemberut kesal lihatnya.

"Iya nanti kita beli mainannya, tapi sekarang mainan Fatih kan masih banyak, mainin apa yang ada dulu" jelas Afnan sambil menunjuk tumpukan mobil mainan itu, disana berbagai banyak macam mobil mainan. Mulai dari mobil truk angkutan, pemadam kebakaran, mobil balapan, mobil polisi dan berbagai banyak jenis lainnya. Bocah kecil yang satu ini benar-benar sangat menyukai mobil-mobilan.

"Gini ya Qil, setiap orang itu pasti menginginkan jodoh yang baik, jika Aqil menginginkan pasangan yang baik agamanya, seorang yang juga menghafal Alquran--" Afnan mulai serius dan Aqila mendengarkan "maka sebaiknya persiapkan diri sendiri untuk menjadi seorang yang siap berubah menjadi lebih baik lagi. Karena Allah sudah berfirman dalam Al-Qur'an yang artinya, Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula".

"Jika kita baik maka in sya Allah jodohnya juga baik pula tapi jika kita masih sering melakukan maksiat atau lalai terhadap tugas kita sebagai hamba Allah yang beriman maka akan mendapatkan orang yang seperti itu juga" Afnan diam dia melihat Aqila yang terus mendengarkan dan begitu banyak rasa penasarannya.

Tapi Mirisnya, di zaman sekarang banyak orang yang menyebarkan dakwah tapi tidak dengan niat yang tulus melainkan hanya untuk dapat dilihat oleh orang banyak bahwa dirinya itu baik, dan bisa mendapatkan followers yang banyak, jika kita seperti itu maka kita akan mendapatkan orang yang seperti itu juga baiknya hanya di sosmed tapi tidak dengan kenyataan. Sudah banyak orang yang tertipu oleh namanya Sosial media itu. Sebaiknya kita berhati-hati menggunakannya, tebarkan lah kebaikan lewat Media-media itu dengan niat karena Allah bukan hanya untuk pansos saja.

"Jadi jodoh itu adalah cerminan diri kita?" Tanyanya

"Iya, itu benar sekali. Jodoh itu adalah cerminan diri sekaligus yang saling melengkapi" Aqila manggut-manggut

"Kalo misalnya kita yang hanya biasa saja dapa jodoh yang sholenya luar biasa, gimana? Atau perempuan yang baik-baik dapat laki-laki yang sangat jauh dari kata baik, itu gimana?" Mendengar itu Afnan tersenyum, belum seharusnya Aqila menanyakan ini di usia yang sekarang tapi untuk menambah ilmu dan wawasan kenapa tidak ia lakukan.

"Takdir Allah atas hamba-hambaNya tak pernah cacat sedikitpun Qil. Seperti sabda nabi 'Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketentuan Allah) kecuali doa dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali berbuat kebaikan.' bisa saja Allah takdir kan itu untuk menguji keimanan atau mungkin lewat dirinya pasangan itu bisa menemukan jalan hidayahnya" terjawab sudah apa yang Aqila pikirkan, sejujurnya pertanyaan terakhir inilah yang selalu mengganjal di pikirannya karena dirinya sering diberikan pertanyaan seperti ini oleh teman-temannya.

"Cerita apa ini?" Tanya Afni yang tiba-tiba datang .

"Astaghfirullah kakak kok hobi ngagetin banget sih" kaget Aqila sambil beristighfar dan mengusap dadanya. Yang hanya dibalas senyuman jahil oleh kakaknya.

"Jadi kesimpulannya jika kita baik maka akan mendapatkan orang yang baik pula ya bang, berarti Aqil harus memperbaiki diri dan Aqil mau menambah hafalan biar nanti bisa memberikan mahkota pada Ayah dan ibu" Aqila berkata dan tidak menghiraukan pertanyaan kakaknya, dalam pikirannya 'nanti dia juga tau sendiri'. Afnan tersenyum mendengarnya dan Afni bingung, 'mereka bahas apa?'.

"Dari ayat Alquran dan Hadis itu menegaskan bahwa muslim yang baik adalah untuk muslimah yang baik dan lelaki yang buruk adalah untuk wanita yang buruk pula, maka tugas seorang muslim/muslimah yang baik adalah berikhtiar dengan sungguh-sungguh dan berdoa kepada Allah agar mendapatkan jodoh yang baik, dan menyerahkan sepenuhnya ikhtiarnya tersebut pada ridho dan ketentuan Allah dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai Islam"

Sekarang Afni tau mereka membahas apa, setidaknya dirinya paham sedikit! Tapi apakah Aqila sudah mau nikah? Afni kaget dengan pikirannya sendiri.

"Sebagai mana janji Allah didalam Alquran bahwa manusia sudah diciptakan berpasang-pasangan bahkan saat masih menjadi ruh, lalu untuk apa kita masih meragukan perihal jodoh?. Sebagai manusia tidak sepantasnya meragukan ketetapan Allah SWT mengenai jodoh, yang bisa kita lakukan adalah terus berdoa dan terus berusaha berikhtiar untuk memperbaiki diri dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperdalam ilmu agama agar mendapatkan jodoh yang terbaik" tambah Afnan.

"Sama seperti kakak yang mendapatkan jodoh idaman kayak bang Afnan, itu karena kakak juga idamannya, udah cantik Sholeha pula" kata Afni sambil memegang tangan Afnan. Aqila rasanya ingin muntah mendengar itu bukan karena apa yang disebut Afni, tapi caranya bicara ke PEDE an amat dan jujur saja melihat adegan itu jiwa ke jombloan Aqila meronta-ronta.

'Ya Allah semalam Aqil mimpi apa sampai lihat adegan romantis didepan mata secara live'. Batinnya. Namun disisi lain dirinya juga bahagia melihat keluarga yang harmonis itu.

"Jangan berharap dapat jodoh yang tampan bak pangeran di negeri dongeng, yang datang menunggangi kuda putih kayak novel-novel yang Aqil baca itu. Aqil aja nggak secantik itu" Ledek Afni sambil tertawa.

"Kaakaaaaakkkkkk" udah buat Iri sekarang malah buat marah.
Afni dan Syafira itu memiliki hobi yang sama yaitu mengganggu Aqila.

"Bang, coba makan goreng bakwan ini" tidak menghiraukan omelan Aqila, Afni justru menawarkan gorengan pada suaminya. Afnan mengambil bakwan itu dan memakannya.

"Gimana? Ini adek yang masak loh"

"Enak, ini gorengan terenak yang pernah Abang makan" jawab Afnan.

"Masak sih?"

"Iya beneran, masakan istri Abang itu yang paling enak" Afni tersenyum malu-malu, dan Aqila yang melihat kakaknya seperti itu, dirinya juga ikutan malu. Untung Aqila nggak tepuk jidat disana.

"Tau kenapa?" Tanya Afnan pada istrinya. Afni menggeleng dan mengulang pertanyaan itu "kenapa?

"karena masaknya pake cinta" mendengar itu Afni tersipu siapa yang tidak baper jika yang ngegombalin adalah suami sendiri?

'Ya Allah kuatkan lah hati Aqil ya Allah- batin Aqila menangis melihat ini. Apakah mereka tidak sadar bahwa masih ada yang jomblo didepannya?.

"Semoga mata Aqil nggak ternodai" ucap Aqila sambil berdiri dan meninggalkan tempat itu. Dalam hati ia tertawa, ia hanya bercanda mengatakan itu, tapi ia juga ingin mereka berdua sadar dan kembali ke dunia nyata karena mereka telah lupa dunia dan melupakan keberadaan Aqila. Hadeh!

Sabar mblo.

Sebaik-baik bacaan adalah Al-Qur'an 💕
Jangan lupa pencet ikon 🌟 dipojok kiri bawah ya, dan tinggalkan komentarnya

Salam hangat dari Zi ❤️

Takdir Yang Menentukan [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang