Untuk apa guna Cinta jika menjauhkan kita dari sang pencipta:)
-Alif-
______________
Sebenarnya Aqila tidak ingin lagi ikut dalam organisasi sekolah seperti yang diikutinya dikelas sepuluh kemaren yaitu Organisasi OSIM. Kenapa Aqila tidak menginginkannya? Itu karena anak anggota Osim itu sangat sibuk dan dituntut untuk aktif, sementara Aqila tidak suka sering-sering keluar kelas hanya untuk rapat ataupun acara yang diadakan sekolah, dan itu semua tidak luput dari pengaruh Osim. Aqila hanya ingin fokus belajar tidak ada diselingi oleh kegiatan lain walaupun kegiatan itu akan menambah nilai keaktifan siswa.Namun itu hanya keinginannya karena nyatanya dia kembali ikut dalam organisasi itu, bahkan yang lebih parahnya lagi dialah yang menjabat sebagai Sekretaris Osim. Perlu di perjelas s-e-k-r-e-t-a-r-i-s Osim.
Kenapa yang dilakukan dengan yang dipikirkannya berbeda? Itu karena Aqila yakin dengan mengikuti organisasi ini lagi akan bisa memperbaiki komunikasi yang sempat buruk itu dengan Alif. Karena ketua Osim itu sendiri adalah Alif. Namun sayangnya apa yang diharapkan Aqila tidak sesuai dengan kenyataannya. Contohnya saat ini.
"Alif, Aqil mau nanya" Aqila masih berusaha tetap baik-baik saja, karena jujur sampai saat ini pun Aqila tidak tahu apa alasan Alif menjauhinya dan bertegur sapa pun tidak ada.
Ya Allah, apa yang dilihat Aqila sekarang? Alif sama sekali tidak menggubris panggilannya. Aqila hanya ingin bertanya tentang urutan acara yang akan diadakan nanti. Jika Alif tetap begini pada siapa lagi Aqila bertanya?.
Alif tidak menggubris panggilan Aqila, dan lebih fokus kepada bukunya, sedangkan kehadiran Aqila pun tak di anggap.
"Qil, gimana udah ditanya? Yang ini urutan keberapa?" Tanya Zahira pada Aqila, karena Aqila dan Zahira lah yang menjadi sekretarisnya, sekretaris satu dan dua.
"Hoi, kok bengong sih?" Kata Zahira lebih kuat dari sebelumnya sambil menggoyangkan bahu Qila. Yang diajak bicara hanya menatap datar.
"Nih, tanya sendiri aja!" Jawab Aqila sambil memberikan buku itu setelah itu dia berlalu pergi. 'Ngapain mikirin dia sih Qil, udah jelas nggak dianggap harus sadar diri dong Qil'..! Ucapnya dalam hati.
"Lah tu anak kenapa?" Tanya Zahira pada dirinya, tidak menghiraukan Aqila yang sudah pergi, ia langsung menemui Alif.
Kesal? Pasti iya. Cuman sekarang Aqila hanya menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan ini semua. Aqila tidak sanggup lagi diam dan terus diam seperti ini tanpa ada penjelasan ataupun alasan yang jelas. Aqila diam hanya tidak ingin memperbesar masalah tapi nyatanya batinnya yang tersiksa atas sikap Alif padanya.
"Aqiilaaa"
"Astaghfirullah, udah jelas suara ke toa mesjid, malah teriak lagi? " katanya sambil mengusap dada.
"Hehe, dari tadi gua manggil sih nggak didengerin, liatin apa sih Lo?" Heran Nindi dari tadi dia ngomong nggak didengerin, Mengikuti arah pandang Aqila setelah itu ia mengangguk-angguk seolah mengerti dan tau apa yang dipikirkan Aqila.
"Hmm, curiga gua Qil atau jangan-jangan Lo cem---"
"Ngomong apa sih Nin" potong Aqila cepat.
"Hahaha, biasa aja kali nengok gue Qil jangan natap kayak gitu, gue tau kok kalo gue cantik" ucapnya dengan bangga.
"Aish, sejak kapan kamu ngomong pede gini? Cantikan juga tante Iin." Kata Aqila dengan raut wajah seolah mengejek.
"Lah gua disamain dengan tante Iin lagi, emang gua suka menggoda apa?" Geramnya disamakan dengan Tante lin yang cantiknya karena bedak yang tebalnya 4 inci dan bibirnya yang merah Semerah darah. Wkwk padahal Nindi itu orangnya paling anti dengan yang kayak gituan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Menentukan [End] ✅
Teen Fiction{Part Lengkap} Bagaimana jadinya jika seseorang yang awalnya bersahabat baik tiba-tiba menjadi diam tanpa alasan yang jelas? Waktu demi waktu jarak itu tercipta sangat jauh. Itulah yang dirasakan oleh Afifah Mariah Aqila seorang perempuan manis nan...