Chapter 38

73 9 14
                                    

"Aqil itu bagaikan huruf Nun mati diantara Idhghom Bilagunnah, ada tapi nggak dianggap"

______________

Jam kosong, ah tidak lebih tepatnya pergantian jam, dan guru selanjutnya belum masuk. Kelas yang awalnya diam langsung heboh karena guru yang didalam sudah keluar. Ada yang langsung berjalan, bercerita, bahkan ada yang keluar kelas atau bahkan berdiri di pintu kelas.

Aqila ingin bicara, ini sudah dipikirkannya, ia sangat ingin sekali untuk merasakan buka bersama di hari lain kecuali bulan ramadhan. Karena setiap tahunnya di bulan ramadhan pasti ada yang namanya bukber atau buka bersama, bubar atau buka bareng, dan masih banyak singkatan lainnya. Walau saat ini bulan Ramadhan masih sangat lama, tapi mereka ingin merasakan buka bersama. Tidak, lebih tepatnya Aqila yang rindu suasana itu.

"Hey, Guys hari Senin besok kita sekolah?" Tanya Aqila dengan suara yang keras. Dan benar saja, semua orang menatapnya. Sebenarnya ia ragu bahkan takut jika nanti suaranya tidak didengar oleh mereka.

"Lah, emang ada pengumuman libur Qil?" Itu suara Bilal. Aqila memperlihatkan gigi rapinya dan jangan lupa dengan gingsul yang ia punya sebagai pemanisnya.

"Enggak, Aqil punya rencana. Gimana kalo Senin besok kita puasa Sunnah bersama dan juga buka bersama" ucapnya menatap mereka yang disana secara bergantian.

Alif yang awal juga menoleh pada Aqila ketika Aqila memanggil tadi, dan ketika mendengar ucapan Aqila tentang puasa Sunnah, ia langsung melangkahkan kakinya keluar kelas. Entah apa urusannya hanya dia yang tahu.

Oke, Aqila melihat itu, ia hanya berusaha menguatkan hati, bukan hal yang baru untuknya melihat Alif seperti ini.

"Setuju, gue setuju" jawab Zahira.

"Kangen puasa dan bukber juga gue sekarang"

"Usulan yang bagus" tambah Lia. Dan yang lainnya juga setuju.

Lega, itulah yang dirasakan Aqila. Usulannya diterima dengan baik, bahkan nyaris tidak ada yang menolak. Ya, kecuali sikap Alif, Aqila tidak bisa mengartikannya.

"Buka bersama, hmm bagus juga" Nizam, meangguk-anggukkan kepalanya setuju.

"Sahur nya juga bersama nggak?" Tanya Nizam, mendengar itu mereka tertawa.

"Boleh juga" jawab yang lain sambil tertawa.

"Sahurnya Via zoom aja" ucap Nizam kembali, yang bikin mereka tertawa sambil geleng-geleng kepala. Tapi ada juga yang menyetujui hal itu.

"Sekarang kan hari Sabtu, besok diingetin lagi ya, biar nggak lupa" ucap Reno yang diacungkan jempol oleh Aqila.

____________

XI APM

Zahira
"Assalamualaikum, jangan lupa besok puasanya ya, teman-temanku yang beriman"

Aqila
"Waalaikumussalam, wihh di ingetin.
Oke ibuk sekre"

Dara
"Ikut semua kan?"

Feri
"Gue nggak puasa besok"

Dara
"Terserah"

Takdir Yang Menentukan [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang