41

13.5K 1.3K 72
                                        


Begitu aku mengucapkan kalimat tersebut, sebuah lingkaran yang terang melingkari sekitarku dan membentuk dinding pelindung.Kemudian tepat di sampingku seseorang menggenggam tanganku dengan senyum tulusnya. Sama seperti dulu.

"Kau kembali." Ujarku terdengar sumringah.

"Berkat anda yang telah berhasil menghancurkan penghalang sihir hitam saya dapat mendengar panggilan anda." Jawabnya sambil menunduk, "keturunan sang dewi."

Aku mengangguk kemudian menatap sekeliling dimana waktu terasa seakan terhenti, tidak ada yang bergerak selain kita berdua tanpa terkecuali Amera. "Kau menghentikan waktu?" Tanyaku.

"Ketika anda berdiri di lingkaran suci ini dengan kesungguhan hati maka waktu di dunia akan terhenti."

Aku menyentuh wajahnya, masih terasa percikan listrik ketika kulit kami bersentuhan. "Kalau begitu ini adalah waktunya Baltazhar, bantu aku untuk mengakhiri segalannya. Bantu aku mengakhiri penderitaan seluruh orang."

"Lalu bagaimana dengan anda? Meski penderitaan semua orang berakhir pada akhirnya anda sendirilah yang akan paling menderita."

Senyum kecut mengembang di bibirku, "Apa yang kurasakan tidaklah penting, justru akan sangat egois jika aku terus merasa beruntung. Untuk kembali melihat dunia saja itu sudah sangat cukup bagiku."

"Sejak pertama, saya sudah mengetahuinya."

"Mengetahui apa?"

"Jiwa anda." Jawab Baltazhar, "jiwa anda bukanlah berasal dari sini."

"Apa itu buruk?"

"Tentu saja tidak." memandangku dalam, "tapi... tidak akan ada jalan untuk kembali setelah kita melakukan penyatuan ini apakah anda yakin dengan keputusan anda sendiri? Melihat konsekuensi besar yang akan terjadi."

"Terlalu banyak pertumbahan darah apa menurut ada konsekuensi lain yang membuatku takut Baltazar?"

"Sihir putih dan hitam tidak akan pernah dapat bersatu." Lanjutnya lagi.

Tubuhku meremang,

Dengan kata lain yang diucapkannya adalah bahwa aku tidak akan pernah bisa kembali bersama dengan Alarick, sihir kami bersebrangan bahkan mungkin saja dapat membunuh satu sama lain. Tapi bukankah itu adalah keputusan terbaik dari segelanya? Lagi pula kami hanya akan saling menyakiti satu sama lain.

Tapi apakah aku bisa merelakannya?

"Ambil waktu anda untuk berfikir sejenak sebelum meng-"

"Aku siap, apapun untuk menghilangkan Amera dari muka bumi ini. Tidak ada waktu lagi untukku berfikir karena itu mari bersatu dan mengakhirinya."

Baltazhar tersenyum sekilas kearahku, "Meski hati anda tidak berkata demikian namun saya akan menghargainya. Jangan ragu untuk mengatakan apapun nantinya pada saya putri karena anda juga berhak untuk bahagia." ia lalu mengeratkan genggamannya pada tanganku yang menyentuh tongkat, menatap wajahku sekali lagi baru menekan energi miliknya kepadaku.

Rasa yang begitu sakit dan terasa panas membara mengaliri dari tangan hingga menyeluruh ke seluruh tubuhku, tanganny yang begitu erat berusaha menahan tanganku  agar tidak terlepas dari tangan miliknya.

"Putri Dementieva sang keturunan dewi dan pembawa cahaya, sebagai penyihir putih saya akan memberikan sumpah saya kepada anda, sampai akhirpun saya hanya akan setia kepada anda meski sekalinya memberikan keabadian saya. Ikatan ini tidak akan dapat dipatahkan menggunakan sihir atau benda apapun karena antara tuan dan penyihirnya kekuatan mereka adalah satu."

The Empress Choice'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang