Rasa dingin serasa menusuk nusuk tulangku yang terdalam, aku berusaha memeluk diriku sendiri seerat mungkin berharap dapat merasakan kehangatan. Tidak ada seorangpun yang memberi makanan atau minuman selama beberapa hari, begitu juga dengan Anne serta Emma yang tidak terlihat dimanapun.
Bagus sekali Dementieva, belum ada satu hari dan kini kau sudah terkurung selamanya di sebuah menara tua yang terkutuk. Benar benar menakjubkan.
Ini semua tidak akan terjadi jika aku hanya pasrah saja kemana para pengawal itu akan membawaku pergi. Aku tidak tau mengapa harus mengambil pedang milik dari salah satu pengawal tersebut dan berlari kembali ke ruang singgasana.
Flashback
"Lepaskan!!!" Seruku memberontak berusaha melepaskan diri dari dua orang pengawal bertubuh besar yang mencekal kedua tanganku, "Kalian tidak dapat menyiksa pangeran mahkota seperti itu!"
Mereka semakin cepat menyeretku, "Oh tuan putri, apa yang kau pedulikan tentang pangeran Nikolai yang bahkan merebut tahtamu sendiri." Ucapnya kemudian disusul dengan tawa mengejek.
Menyebalkan sekali! pengawal rendahanpun kini berani mengejekmu Dementieva, kalau begitu mari kita lihat seberapa tangguh mereka.
"Apa kalian tau, mungkin Nikolai memang pewaris yang pantas!" Aku tersenyum semanis mungkin membuat mereka saling bertatapan bingung.
Dengan segera, aku menyikut leher salah seorang dari mereka lalu kemudian mencakar wajahnya. Saat ia hendak meraihku, aku dapat dengan mudah menghindarinya dan membuat mereka saling bertabrakan satu sama lain.Tidak berhenti disitu akupun meninju leher pengawal satunya lagi dan secara refleks mencabut pedang yang berada dipinggulnya, "Kalian akan menyesalinya."
Akupun kemudian berlari kembali ke arah ruang singgasana secepat yang kubisa sebelum kedua pengawal itu kembali menangkapku. Sesampainya di dalam ruangan, aku dapat melihat Pangeran Nikolai yang terduduk di tengah tengah dengan darah yang merembas keluar dari pergelangan tangannya yang tersayat. "KAKAK!"
Iapun menoleh ke arahku begitu juga dengan yang lainnya, "Ivy?" Ucapnya kaget melihat keberadaanku, "Apa yang kau lakukan dengan pedang itu? Apa yang kau lakukan disini?"
Aku menatap ke arah yang sama, letak diamana pedang yang kugenggam, "I-Iy tidak tau, apa kakak baik baik saja? Ivy sangat khawatir."
"Kembalilah Dementieva, aku dapat mengatasi ini." Sang pangeran masih berusaha melemparkan senyumnya padaku meski ia terus mendesis sambil memegangi lengannya
"Ta-tapi kau tidak terlihat bai-"
plok... plok... plok...
Suara tepukan keras membuat ucapanku terhenti dan mendongakkan kepala menatap lurus ke arah singgasana, "Bagus sekali, Dementieva." Raja Abertus mencemoohku, "Apa yang sebenarnya kau inginkan kali ini?"
Dan aku hanya dapat terdiam. Aku tidak tau. Aku tidak tau apa keinginan Putri Dementieva dari ayahnya selain kasih sayang dari seorang ayah
"Aku tidak tau mengapa semenjak kepulanganmu dari Skrates aku sangat merasa jika kau memiliki kepribadian yang berbeda putriku. "
Bulu kudukku meremang, takut jika sang raja telah mengetahui semuanya. Karena nyawa sekalipun belom cukup untuk mengampuni seseorang yang berpura pura menjadi putri raja.
"Mungkin kau dapat mengelabui putra mahkota, sayangnya tidak denganku Dementieva." ucapnya lagi. Aku tidak tau apa kesalahan Putri Dementieva pada ayahnya tetapi jelas sekali jika pria tua itu sangatlah membenciku. "Apa keinginan terdalammu, anakku." Ulang sang raja masih terus menatap mataku.
![](https://img.wattpad.com/cover/189245292-288-k239840.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress Choice's
Fantasi'Only one can take the emperor heart' Aku hanyalah seorang mahasiswi tingkat akhir biasa, keseharianku benar benar membosankan. Namun semua itu berubah ketika aku secara tidak sengaja tertabrak truk yang sedang melaju begitu kencang tepat di hari uj...