2 bulan telah berlalu semenjak kejadian yang cukup membuat istana sedikit gempar, aku tidak percaya jika sekarang aku masih dapat hidup dengan baik dan tentunya jauh lebih baik dari sebelumnya.
Pengaruh sihir hitam itupun telah benar benar lenyap dari Skrates, aku tidak akan lagi menduga duga apa yang membuat tingkah seseorang menjadi berubah pada saat itu jika bukan karena ulah sihir hitam. Termasuk Anne yang menjadi korbannya.
Namun setelah semuanya berakhir tidak ada yang berubah dalam keseharianku, seperti Anne yang masih saja selalu menemaniku kemanapun aku melangkahkan kaki, Emma yang selalu membuatku tampak mengesankan setiap harinya, dan juga kebiasaanku yang hanya membantu beberapa pelayan merapikan kebun ataupun hanya sekedar duduk berdiam diri sambil membaca semua buku yang terlihat membosankan itu.
Tentu saja aku menunggu hingga dimana pada akhirnya Alarick menyadari bahwa keberadaanku disini sangatlah membebani kehidupannya yang kemudian ia memustuskan untuk segera mengusirku, hingga hari itu tiba aku akan berusaha mengumpulkan beberapa perhiasan disini lalu menjualnya di pasar gelap. Untuk sekedar jaga jaga.
Hmmm, mengenai Istana Amestyhst sudah cukup lama aku tidak berkunjung ke situ setelah kejadian yang terakhir kali. Lagipula Anne selalu melarangku untuk pergi kesana lebih tepatnya Alarick yang melarangku. Keberadaan para wanita itupun aku hampir tidak dapat merasakannya, tapi dari hal yang kudengar dari beberapa pelayanan tidak ada lagi yang berani keluar dari kastil kecil itu setelah Alarick menghukum beberapa wanita yang hampir membuar wajahku rusak.
Terdengar sangat seram meski aku hanya mendengarnya sekalipun, apa seserius itukah Alarick menghukum mereka?
"Putri, teh anda." Ucap seorang pelayan menghampiriku yang langsung saja membuatku kembali ke realita.
Aku segera meraih cangkir tersebut, "Terimakasih, Lili."
"Bukan masalah besar, putri." Iapun tersenyum tipis sebelum kembali menyelesaikan pekerjaannya yang pastinya sangatlah banyak itu.
Dan lagi mengenai gelarku ini, aku sudah beberapa kali mencoba memaksa mereka agar tidak memanggilku dengan sebutan tuan putri atau apalah itu serta tidak usah berbicara terlalu formal kepadaku namun hasilnya nihil bahkan untuk menatapkupun kadang mereka masih takut. Serius, aku tidak mengerti apa masalah yang dimiliki orang orang dizaman ini jika menghadapi bangsawan. Lagipula aku adalah putri yang terbuang, tidak akan ada yang menghukum mereka sekalinyapun mereka merendahkanku.
Akupun menghirup aroma Chamomille yang sangat kentara di dalam teh dan menyesapnya sedikit demi sedikit membiarkant indra perasaku perlahan lahan tergelitik akan kehangatannya, hidup di abad ini tidak terlalu buruk ternyata.
"Putri, setengah jam lagi adalah waktu makan siang." Ucap Anne mengingatkanku yang jusrtu membuatku terkaget jika ia sedari tadi masih berdiri di sampingku.
"Tentu aku tidak akan melewatkannya." Jawabku Antusias, bagaimana aku dapat melewatkan makanan siang kualitas bintang lima yang sangat lezat disini. Dulu untuk mendapatkan seporsinya saja aku hanya akan mendapatkannya di sebuah restauran berkelas dengan harga ratusan ribu yang mana tidak akan pernah rela ku habiskan uangku karenanya. "Anne, aku menyiapkan beberapa hadiah kecil untuk Agi nanti bagaimana menurutmu?"
"Putri, sepertinya Putri Georgiana tidak akan bergabung dengan makan siang anda hari ini."
Eh? "Apa ada suatu masalah?" well karena ini untuk pertama kalinya Agi membatalkan makan siangnya denganku.
"Saya mendapatkan kabar dari Mary, jika putri Gerogiana sepertinya terkena demam."
Apa?! jangan bilang karena aku kemarin mengajaknya bermain di danau! "Apa demamnya sangat tinggi?" Aku tidak dapat lagi menyembunyikan wajah khawatirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress Choice's
Fantasi'Only one can take the emperor heart' Aku hanyalah seorang mahasiswi tingkat akhir biasa, keseharianku benar benar membosankan. Namun semua itu berubah ketika aku secara tidak sengaja tertabrak truk yang sedang melaju begitu kencang tepat di hari uj...