29

15.5K 1.6K 9
                                        

"Lepasss!!!"

"Apa yang ingin kau lakukan sebenarnya?!" aku menghentakkan tanganku kencang, "Kau sudah gila ya?"

Bukannya menyerah dan melepaskan tanganku Zeth justru terseyum miring menatapku, "Apa?" Ucapnya tanpa rasa bersalah.

Ugh yatuhan pria ini benar benar!!!

"Kau tau aku lelah di permainkan, apa yang sebenarnya kau inginkan dariku setelah melamarku di hadapan semua orang lalu kini membawaku kabur keluar istana?" Emosiku sedikit demi sedikit mulai memuncak, "Zeth, aku tidak ingin kawin lari denganmu."

Ia menatapku tanpa berkedip hingga beberapa detik kemudian terdengar suara tawa yang keras dari mulutnya, apa ada yang salah? "Dengar Demy, aku hanya membantumu."

Membantuku?

Membantu mendapat masalah lebih besar tepatnya?!

Mata tajamku masih terarah kewajahnya, "Lihatlah sekelilingmu, aku tidak mungkin membawamu kabur lewat jalan yang sedang ramai dilewati banyak orang." Akupun mengikuti arah pandangnya dimana keramaian mewarnai tengah kota saat ini, Alunan musik khas begitu menyamarkan segala pembicaraan yang ada dan juga banyak orang yang sedang berjualan di sepanjang jalan diliputi oleh senyuman ramah tamah mereka ditambah anak anak kecil sedang bermain berlarian justru menambah kesan hidup dalam kota. Kalau begitu Ini adalah... "Sesuatu yang sangat kau dambakan, bukan begitu?" Seru Zeth kembali melanjutkan ucapannya.

Aku mengangguk cepat, "B-bagaimana kau tau?" Tanyaku ragu. Semenjak aku di bawa kesini, tidak pernah ada kesempatan sekalipun untuk berjalan jalan di tengah kota. Mereka mengurungku seakan aku adalah tawanan yang berbahaya. Bagaimana Zeth tau bahwa aku sangat ingin keluar dari kastil?, "Jadi kau tidak akan membawaku kabur?"

"HAHAHA." Ia menertawakanku lagi, "Konyol sekali, aku tak menyangka kau akan berbicara hal bodoh seperti itu Demy."

Bibirku mencebik kesal mendengar ucapanya, jelas sekali ia baru saja merendahkanku. "Aku tidak sedang bercandaa Zeth!! Seriuslah sedikit!"

Tawanyapun seketika berhenti bergantikan tatapan teduhnya sama seperti ketika terakhir aku bertemu dengannya, "Apa aku terlihat seperti pria brengsek di matamu Dementieva?"

"Atau kau berharap aku memaksamu untuk kawin lari denganku?" Wajahnya yang sayangnya tampan semakin menggelikan, "Aku tidak keberatan ngomong ngomong."

"Tapi aku yang keberatan!" Protesku cepat sambil melipat kedua tanganku kedepan dada.

Zeth

Meski aku tau yang dikatakannya hanyalah sebuah candaan namun entah mengapa sebagian diriku merasa jika sebagian dari ucapannya terasa memiliki arti lain. "Kau tida-"

Tanganya mengusap pucuk kepalaku kasar membuatku kembali terdiam, "Pangeran utama sepertiku tidak akan melakukan hal rendah seperti itu terutama dengan wanita hmm ya sepertimu." Pandanganya seakan menilaiku semakin rendah lagi sebelum akhirnya ia berjalan mendahuluiku.

"Memangnya apa yang salah denganku?!"

"Kau jelek dan juga bawel, aku tidak yakin ada yang mau membawamu kabur." Jawabnya sedikit kencang masih sambil terus berjalan menjauh.

Grrrr.... apa maksutmu hah?! ini kedua kalinya aku merasa direndahkan setelah Karsius brengsek itu pergi. "ZETHHH!!!" Teriakku kesal sambil berlalu menyusulnya yang entah sudah dimana.

.

.

.

"Jadi bagaimana?"

"Bagaimana apanya." Ucapku masih sambil menikmati rasa dingin yang mengabur dalam mulutku menguarkan perisa Vanilla. Setelah aksi mogok bicaraku berhasil pada akhirnya Zeth menyerah dan membelikanku sebuah es krim sebagai tanda permintaan maaf, meski aku terlihat gampang toh aku juga tidak bodoh bodoh amat karena di dunia aneh ini harga es krim jauh lebih mahal dari daging yang entah alasannya aku sendiri juga tidak fahami. "Ah jika apa yang kau maksutkan adalah es krim ini tentu saja enak."

The Empress Choice'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang