27

16.9K 1.8K 13
                                    


"-dia sangat baik dan juga asik tapi tetap saja Agi merindukan papa."

"Eng... Demy kau bersamaku?"

Aku mengerjapkan mataku tersadar,"Y-ya Agi? Kau bilang sesuatu?"

Alis kecilnya meruncing penasaran, "Demy kau baik baik saja? Aku tidak merasa jika fikiranmu disini."

Ugh apa yang sebenarnya kupikirkan? "Mungkin itu hanya perasaanmu saja." Aku memaksakan senyum, "Tapi aku disini bukan?"

"Demy katakan yang sejujurnya." Mata kecilnya membulat menuntut jawaban selanjutnya dariku, sangat menggemaskan.

"Aku tidak memiliki hal untuk di katakan lagi gadis kecil." Ucapku sambil menarik pipinya gemas.

"Aww." Ia meringis samgil memegangi pipinya yang chuby, "Sakit."

Aku terkikik geli melihat tingkahnya, sangat lucu dan juga cantik. Aku bertanya tanya bagaimana wajah asli Putri Anastacia dulu.

Eh!

Tidak seharusnya aku berfikir sampai sana, aku bukanlah siapa siapa disini dan aku tidak pantas untuk mengetahuinya pula.

"Demy!" Aku kembali menatapnya, "Kau melakukanya lagi!" Kali ini sepertinya Agi sangat kesal dari sebelumnya.

"Maaf, putri kau terlalu gemuk untuk tidak dicubit, bisa bisa aku memakan pipimu ini."

Pipinya langsung menggembung, aku sangat suka jika gadis kecil ini sudah marah. Jika seperti ini aku sangat rela membuatnya marah terus terusan. "Hahaha hanya bercanda Agi, kau adalah gadis malaikatku, bayi kecil." Tanganku bergerak membelai wajahnya lembut.

Iapun meraih tanganku membuatku terhenti, "Demy, apa kau sedang mengkhawatirkan papa?" Tanyanya langsung dengan pandangan berbinar. "Aku tau sedari tadi kau sedang memikirkan sesuatu."

"Tentu, tidak ada seorangpun yang tidak memikirkan para prajurit kita yang sedang bertempur Agi."

Mungkin menghkhawatirkan Alarick adalah sekian dari banyaknya kekhawatiran yang sedang kupikirkan saat ini, mungkin.

"Tidakkah papa memiliki arti tersendiri untukmu Demy?"

Sebisa mungkin aku mengembangkan senyumku, "Semua orang memiliki arti tersendiri untukku manis."

"Maksut Agi secara spesifik, apa Demy tidak menyukai papa?"

Apa aku menyukai Alarick?

Terkadang akupun bertanya pada diriku sendiri karena aku tidak tau, aku tidak tau apakah aku menyukainya atau tidak. "Tentu aku menyukainya, tidak ada yang tidak menyukai kaisar bijak seperti beliau bukan?"

Agi mengerutkan alisnya, oh tidak sepertinya gadis ini terlalu kecil untuk menanyakan sesuatu yang besar seperti sekarang. "Demy aku tau kau mengerti maksutku."

Walau bagaimanapun juga dia masih anak kecil, aku tidak mungkin mengatakannya secara terang terangan, "Apa Agi tidak keberatan jika aku menyukai sang kaisar?" Saat seperti ini sebaiknya mengalah dulu.

"Tentu saja Agi sangat senang!" Wajahnya seketika kembali menjadi ceria, "Dan tentu saja papa juga akan senang!"

"Kenapa kaisar harus senang, manis? Aku menyukainya tidak ada hubungannya dengan dia bukan."

Yang ada mungkin saja aku langsung dipenggal secara langsung setelah mengetahui berani beraninya jatuh cinta pada sang kaisar.

"Karena papa menyukai Demy! Begitu juga Agi yang sangat sangat suka dengan Demy."

Aku menenggak teh di hadapanku, "Tidak Agi, itu tidak mungkin. Dia tidak menyukaiku."

"Tentu saja Demy! Tidakkah kau melihatnya pada hari itu, aku tau karena papa tidak pernah memperlakukan wanita seperti ia memperlakukanmu sebelumnya." Ucapnya menggebu gebu antusias. Apa ia sedang berusaha membicarakan tentang hari itu?

The Empress Choice'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang