Epilog

20.7K 1.5K 144
                                    

"Dementieva..."


"Dementieva."

"Buka matamu, ini adalah waktunya kau untuk terbangun."

Suara itu,

"Benar sekali seperti itu, secara perlahan."

Kemudian seakan menuruti ucapannya mataku terbuka sepenuhnya, aku memandang sekeliling dimana kegelapan itu sudah tidak ada lagi melainkan...

aku tidak dapat mendeskripsikannya, dimana ini?

"Ratu Chorine?" Ujarku tak percaya begitu tatapanku jatuh pada sesosok yang tidak asing di hadapanku. Seorang wanita cantik yang bersinar menyilaukan hingga aku harus beberapa kali menyipitkan mata. "Ini benar-benar anda, kalau begitu a-apa aku sudah mati?"

"Hampir, tapi kau tidak." Jemarinya memebelai wajahku lembut dengan suara yang begitu menenangkan, "Putriku, apa kau ingin menyerah?"

Menyerah?

Tapi ini semua adalah pilihanku, aku telah menukarkan kehidupanku untuk kehidupanya. Mungkin lebih baik saat ini aku tidak perlu lagi memikirkan dirinya.

"Menyerah atau tidak bukankah aku sudah berada di ambang kematian?"

"Aku bisa menolongmu." Jawabnya lembut, matanya berbinar penuh kasih sayang bahkan sang ratu jauh lebih cantik dari apa yang terakhir kulihat.

"Bagaimana?"

"Tubuhmu belum sepenuhnya sekarat, masih ada secerah titik kecil yang dapat kuselamatkan dari dalam."

"Tapi aku tidak dapat merasakan apapun, aku merasa begitu kosong..."

"Semakin lama kau memutuskan maka perasaan itu akan semakin mematikanmu perlahan, kau harus segera memutuskanya putriku."

Aku tidak tau

Apakah aku harus kembali atau tidak

Ia terkekeh pelan, "Aku dapat merasakan keinginanmu untuk tetap hidup sayang, namun kau terus saja mengelaknya. Apa kau sudah lelah?"

"Ya, aku sangat lelah."

"Kau tau Demenetieva dengan kehadiranmu di dalam tubuh putriku, itu membuatku sedikit legah." Mataku langsung saja menatapnya, "kau memberiku harapan."

"Yang mulia ratu mengetahuinya?" Tanyaku bingung.

Ia kembali terkekeh pelan, "Tentu saja, aku tidak pernah melepaskan perhatianku padamu sedetikpun karena kau adalah putriku. Maafkan aku selama ini yang tidak dapat membantumu untuk menghadapi segalanya."

"Tapi aku bukanlah sang putri, jika aku pergi apa sang putri akan kembali kedalam tubuh aslinya?"

Ia menggeleng, "kalian berdua adalah satu, jika kau menyerah maka kalian berdua akan menghilang."

Aku tersenyum samar, "jadi itulah alasan selama ini anda menjagaku."

"Kalian berdua adalah alasanku sayang, Dementieva aku menyangi kalian berdua." Di dalam suaranya aku dapat merasakan ketulusannya sebagai seorang ibu.

"Terimakasih, atas seluruh kebaikanmu padaku Ratu Chorine." Ujarku padanya.

Tapi bagaimanapun juga Sang ratu pasti merasa hancur melihat takdir putrinya sendiri bahkan setelah kematiannyapun,

dimana Sang putri tidak dapat terbebas untuk menikmati kehidupannya sendiri. Membuat ingatan kami saling tercampur dan lambat laun kami adalah satu seutuhnya, melihat hal tersebut bukankah jika aku menetap bersama sang ratu itu akan membahagiakannya? Dan lagipula itu bukanlah pilihan yang buruk.

The Empress Choice'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang