24

17.5K 2.1K 34
                                        

Untuk beberapa saat aku dapat mendengar debaran jantungku yang cukup kencang serta helaan nafas yang entah sudah keberapa kalinya keluar dari mulutku.

Tak hentinya aku menatap sebuah pintu besar menjulang kokoh dihadapanku, ukiranya yang rumit membuat pintu tersebut terlihat jauh lebih mencolok dari pintu pintu yang lainnya.

Ruang kerja kaisar adalah salah satu dari sekian banyaknya pintu yang belum pernah kumasuki, hanya sekedar untuk mengetuknya aku bahkan tidak mampu.

Ayolah Dementieva! kau dapat melakukanya... hanya sekedar memberikannya makan tidak lebih!

Aku menatap dua wajah pengawal yang menjaga di depan pintu, begitu aku mengangguk pada mereka terbukalah pintu besar di hadapanku ini. Hal pertama kali yang kulihat adalah tentu saja ruangan yang sangat luas bahkan dua kali lebih luas dari kamar milikku namun hiasan di dalamnya jauh lebih terlihat sederhana karena sebagaian besar terdiri dari rak-rak yang penuh oleh buku ataupun mungkin saja berkas kerajaan yang sangat penting.

"Dementieva? apa yang membuatmu kemari" Sebuah suara memanggilku, Antonio ia menatapku dengan tatapan yang tentu saja terlihat sangat senang. Ketika aku melihat ke arahnya aku juga dapat melihat sang kaisar yang masih terfokus dengan kertas yang berada di genggamannya itu.

"Segala berkat dan pencerahan atas kekaisaran Sokrates." Ucapku sambil menunduk hormat berusaha untuk sesopan mungkin tanpa menghiraukan pertanyaan dari Antonio sebelumnya.

Jika dilihat semenjak terakhir kali pertemuan kita, Alarick tentunya terlihat jauh lebih berantakan. Kantung matanya sangatlah mencolok jika dibandingkan dengan biasanya namun yang membuatku heran semua itu sama sekali tidak mengurangi kadar ketampanannya.

"Maaf mengganggu yang mulia, saya membawakan untuk makanan anda."

Tidak ada jawaban.

"Mungkin anda dapat beristirahat sebentar?" Ucapku lagi namun sang kaisar tidak berkata apapun bahkan sekedar untuk menatapku ia enggan melakukannya.

Apa aku salah dalam melakukan sesuatu? Kenapa aku merasa jika Alarick telrihat marah padaku.

"Ehm, putri bagaimana jika saya yang menerimanya." Tawar Antonio berbaik hati yang masih mengingat jika aku berada di satu ruangan yang sama dengannya.

Aku akan dengan senang memberikan nampan ini jika ucapan Karsius tidak kembali terngiang di dalam benakku, "Tidak, saya akan menunggu hingga yang mulia sendirilah yang mengambilnya."

Dan sepertinya ucapanku memberi beberapa efek tersendiri karena Alarick langsung saja melirikan matanya padaku, "Kau tidak perlu melakukannya, taruh saja di meja itu aku akan memakannya nanti." Lalu kemudian iapun kembali berkutat pada berkas di hadapannya.

Cuih! apa kau mengira aku akan menyerah begitu saja!

"Baiklah kalau begitu saya juga akan menunggu disini." Ucapku sambil berjalan ke arah sofa yang kemudian duduk dengan senyaman mungkin disitu dan kembali menatap ke arah sang kaisar.

"Keluarkan dia." Perintahnya pada Antonio, tentu saja aku tidak akan menduga jika ia akan mengusirku.

Ini sedikit menyakitkan kau tau, "Yang mulia saya melakukan ini untuk anda." balasku tak terima.

"Mungkin Putri Dementieva benar sebaiknya anda beristirahat sebentar yang mulia." Hah lihat? bahkan tangan kananmu mendukungku!

Mata tajam violet itu menatap Antonio sekilas lalu berganti ke arahku, "Terserah." Ucapnya pada akhirnya, seperti sebuah kemenangan untukku aku mengedipkan sebelah mataku pada Antonio.

Aku tau mungkin saja Antonio sangat terkejut melihat tingkahku hanya saja Kini aku mengerti mengapa Karsius lebih memilihku dalam hal ini.

.

The Empress Choice'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang