23

17.5K 2K 7
                                    

"Hai putri kecil." Sapaku begitu memasuki kamar yang terbilang sangat luas untuk ukuran anak seusia Agi, "Bagaimana keadaanmu?"

Agi tersenyum lemah menatapku dari tempat tidurnya, ia terlihat sangat pucat dan juga memerah. "Demy!"

"Apa kau tau, kau membuatku sangat kesepian untuk makan siang tadi." Akupun berjalan mendekat ke arahnya, begitu menyelesaikan makan siang tadi aku langsung saja bergegas menuju ke kastil timur untuk menemui gadis kecil ini.

Tanganku terulur menyentuh dahinya yang terasa hangat, sepertinya ini tidak terlalu parah jika dilihat dari pengalamanku dulu.

"Begitu juga denganku Demy! ditambah dengan hidung yang tersumbat ini." Ia menunuk ke arah hidungnya yang memerah seperti doraemon itu.

Hmm jika seperti ini, jelas sekali ia terkena flu. "Aku tau, maaf jika kemarin membuatmu sangat kelelahan."

"Tapi aku sangat senang, sangat amat." Ucapnya membuat hatiku menghangat, aku tidak akan pernah membayangkan untuk memiliki seorang adik dulu namun nyatanya ini tidak terlalu buruk juga.

"Aku juga." Kemudian aku merogoh saku yang berada di dalam lipatan gaunku, "Ini hadiah untukmu karena telah menjadi temanku." Sebuah gelang yang senada dengan milikku, gelang sihir yang akan mendeteksi keberadaan satu sama main. Aku harus berterimakasih pada Antonio nanti karena telah memberiku sebuah hadiah yang kemudian kuberikan lagi ke orang lain hahaha.

Binar kagum terlihat di wajahnya, "Wow itu sangat cantik Dementieva."

Akupun membantunya mengenakan di pergelangan tangan gemuknya itu, "Tentu saja, sepertimu."

"Dengan ini kita tidak akan terpisahkan." Ucapku pelan kemudian mengedipkan sebelah mata, "Hmm kurasa seperti itu saja, aku akan pergi. Beristirahatlah Agi."

Ia kemudian menggapai tanganku, "Disini saja, aku masih ingin bersama Demy."

Akupun juga seperti itu tapi..."Kau tau Mary sedari tadi melihatku dengan ganas karena tidak ingin meninggalkanmu, apa kau ingin aku dihukum?" Bisikku pelan yang kemudian membuatnya tertawa.

"Baiklah." Membujuk anak seorang raja ternyata tidak sesulit yang aku fikirkan. "Demy, apa papa akan kemari?" tanyanya dengan lemah.

Aku tersenyum menenangkan, untuk sekedar bertatapan saja aku sudah tidak pernah bagaimana aku dapat menjawab pertanayaan seperti ini. "Tentu, kau adalah putri kecilnya tidak lama lagi kaisar akan mengunjungimu."

"Benarkah?! Agi sangat merindukan papa."

Begitu juga denganku...

EH?!
APA?!!!

Tidak tidak pasti kau hanya refleks menjawabnya Dementieva, mana mungkin aku akan merindukan pria arogan itu.

"Sekarang beristirahatlah, Mary akan membangunkanmu jika kaisar Alarick datang." Agi langsung saja memposisikan tubuhnya senyaman mungkin dan memejamkan matanya sangat antusias.

Melihatnya yang sudah tertidur tentram akupun melangkah keluar dari kamar Agi melewati Mary si pengasuh galak. Aku tidak mengerti apa masalah sebenernya yang di miliki pengasuh itu denganku hanya saja ia selalu saja menatapku sinis sejak awal pertemuan pertama kami.

.
.
.

Ketika melewati aula kastil, aku dapat melihat Karsius yang sedang berbicara dengan beberapa pengawal miliknya. Dari raut wajahnya sudah kutebak, rencananya tidak berjalan sesuai rencana.

Dan dia tidak menyukai jika itu terjadi. Yang kutahu ksatria hitam Skrates sangatlah menegrikan jika sudah berbicara mengenai politik.

Ditambah mengingat bahwa dia adalah pria yang sama menyebalkannya seperti Alarick, akupun berjalan dengan cepat berharap ia tidak menyadari keberadaanku. Namun sepertinya dewa neptunus tidak sedang berpihak padaku hari ini.

The Empress Choice'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang