The call

13.5K 1.4K 26
                                    


"Yang mulia."

Tok tok tok

"Yang mulia?"

Tok! Tok! Tok!

Argh...

Aku mengerjapkan mataku perlahan dan mengedarkan pandanganku kesekitar, sial lagi lagi aku tertidur dalam posisi duduk. Membuat badanku terasa pegal  dan kepalaku sakit saja.

"Yang mulia!"

Tok tok tok!

"Demi tuhan masuklah! Sial." Geramku ketika terus saja terdengar gedoran pada pintu ruang kerjaku.

Perlahan pintupun terbuka dan masuklah Antonio yang tampak berjalan sangat cepat ke arahku, dari raut wajahnya ia terlihat panik.

"Yang mulia terdapat berita buruk yang begitu mendesak."

"Katakan." Ucapku sambil terus saja memegangi kepalaku yang masih terasa berputar.

"Clarendon mendeklarasikan perang dengan kita."

"Lalu?" Aku tidak mengerti mengapa wajah Antonio seserius itu, padahal mereka bukanlah apa-apa.

"Yang mulia, ini bukanlah kabar baik.."

Antonio, aku masih dapat melihat kilatan amarah yang ia pendam tergambarkan jelas melalui tatapan matanya dan tetap ia berusaha berdiri di sisiku, "Kau mengerti apa yang harus kau lakukan, tidak perlu menunggu perintah."

"Tapi ini bukanlah mas-"

"Apa perintahku masih kurang jelas di telingamu?"

Wajahnya langsung tertunduk, "Tidak yang mulia, sangat dimengerti."

Untuk beberapa saat, kukira ia akan langsung pergi namun nyatanya ia masiu terus saja berdiri di depan mejaku. "Apa ada hal laij lagi?"

"Apa tidur anda tidak nyenyak, yang mulia?"

"Tidak perlu mencampuri urusanku." Jawabku singkat, "kau boleh pergi."

Lagi-lagi kerajaan sampah itu membuat masalah, mungkin selama ini aku sudah cukup bersabar untuk mendiamkannya."Saya rasa anda memang menganggap remeh pasukan Clarendon namun sepertinya kali semua akan berbeda."

"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan Antonio."

"Raja Nikolai yang akan memimpin secara langsung dalam penyerangan ini." Aku tidak mengerti mengapa Antonio menanggapi masalah pangeran ingusan ini begitu serius, "Ratu Amera yang berada di sisinya serta para prajurit Clarendon yang terlatih saya khawatir ia akan mengajukan-"

"Petarungan antar raja." Selaku membuatnya mengangguk setuju, "Raja Nikolai hem?"

"Kukira pangeran ingusan itu hanya akan terus berlindung di bawah sang ratu, tak kukira ia akan menunjukkan ke beradaannya dengan status raja yang kini di milikinya." Aku terkekeh pelan, "ah tidak bahkan ia ingin merebut gelar kekaisaranku."

Clarendon

Berapa kali aku harus berurusan dengan mereka hanya karena perempuan itu.

"Yang mulia anda tidak dapat menganggap remeh pertarungan ini, jika anda kalah maka seluruh bagian dari kekaisaran akan menjadi miliknya." Antonio mengingatkan, "dan terlebih dengan kondisi anda yang seperti saat ini, saya khawatir..."

Brakkk

"Kondisi apa yang kau katakan Antonio." Geramku penuh peringatan, "apa kau mengira aku akan dapat dikalahkan semudah itu?"

"Saya tidak akan berani menduganya, yang mulia ." Tunduknya lagi, "tetapi saya hanya ingin mengingatkan anda untuk tidak terlalu memaksakan diri."

Memaksakan diri? aku tidak mengerti, di saat seperti sekarang ini siapa yang sebenarnya jauh lebih memaksakan dirinya.

The Empress Choice'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang