"Kau." Tunjukku pada salah seorang pengawal yang berdiri menjaga pintu tenda milikku, "Ambilkan kudaku, sekarang."
"Anda akan pergi yang mulia?" Aku hanya menatapnya tanpa berniat untuk menjawab, "b-baik saya akan segera mengambilkannya."
Sudah sangat larut mungkin saja beberapa jam lagi petang akan segera tiba, tapi aku harus segera kembali.
Melanjutkan peperangan tanpaku mungkin tetap akan berjalan sesuai dengan rencana meskipun aku tahu jika resikonya sangatlah besar.
Terlebih aku masih belum mengetahui siapa mata mata diantara mereka semua.
Drap drap drap
Bunyi langkah tapakan kuda terdengar dari luar tendaku, tidak ada lagi kata mundur. Aku harus pergi sekarang dan kembali secepat yang kubisa.
"Yang mulia." Pengawal itu berlari kecil sambil menenteng kuda hitam milikku, "Apa anda benar benar harus melakukan ini ?"
Tanpa berniat menjawabnya aku langsung saja menaikki kudaku dan memacunya.
Dementieva, apa wanita itu baik baik saja.
Ketika baru beberapa saat aku menuju ke arah perbatasan luar, lonceng besar sebagai tanda peringatan darurat base berbunyi.
Untuk beberapa saat tubuhku tak bergeming, aku tidak mengira jika semua ini akan terjadi jauh lebih cepat dari dugaanku sebelumnya.
Kalau begitu hanya ada dua pilihan.
Perempuan itu atau kembali.
Kilat kilat api mulai dilesatkan ke arah base pertahanan terdepanku, Karsius pasti tahu apa yang harus dilakukanya untuk saat ini.
"Sial!" Umpatku begitu melihat dari kejauhan puluhan pasukan Andros sedang menuju ke arah base militer. "Hyahh" tangankupun menggenggam erat tali kekang dan berusaha kembali secepat yang kubisa.
Puluhan anak panahpun kembali di lesatkan, setidaknya seluruh kejadian ini telah ku perhitungkan semuanya.
Kupikir aku dapat merelekan dan menyerahkan semua ini pada Karsius namun nyatanya aku tidak bisa. Suara lonceng itu seakan menarikku kembali ke tempat dimana semestinya aku memang harus berada.
"Amadeush!"
Hanya beberapa saat penyihir itupun telah hadir, "yang mulia."
"Pasang perlindungan dan pastikan tidak ada satupun dari mereka yang memasuki base kita."
Ia mengangguk patuh, "Laksanakan yang mulia."
"Dan pastikan juga tidak ada seorangpun prajurit yang terpengaruhi oleh sihir hitam mereka."
.
.
.
Sesampainya di base, Karsiuspun segera menghampiriku. "Yang mulia sesuai perkiraan anda." Serunya sambil memberikan helm armorku.
"Mari kita selesaikan disini."
"Bersama sama." Lanjutnya mengangguk penuh arti.
Panah panah yang semula terus berjatuhan perlahan mulai menghilang setelah Amadeush merapalkan mantra pelindung. Aku tau ini tidak akan lama namun setidaknya ini akan mengulur waktu untuk sementara.
"SERANGGG!!!" Seruku keras membuat semua prajurit yang telah bersiaga bersorak bringas yang kemudian berlari menerjang menuju arah mereka.
Ringikan kuda serta panas besi berbau anyir kembali menyeruak ke dalam indra penciumanku ketika pedang pedangku mulai menari. Tidak ada rasa takut sedikitpun yang menyelimuti tubuhku, justru aku sangat menyukai momen ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/189245292-288-k239840.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress Choice's
Fantasi'Only one can take the emperor heart' Aku hanyalah seorang mahasiswi tingkat akhir biasa, keseharianku benar benar membosankan. Namun semua itu berubah ketika aku secara tidak sengaja tertabrak truk yang sedang melaju begitu kencang tepat di hari uj...