Sakit? tentu saja, selama ini aku baru menyadari jika kebaikannya hanyalah sebuah kebohongan belaka. ia menyelamatkanku bukanlah karena rasa kasiannya melainkan separuh cahaya kehidupan milik sang ratu yang berada dalam tubuh ini.
Apa yang seluruhnya Antonio katakan di masa lalu terdengar jelas sudah saat ini, bukan takdir atau apapun itu yang membuat aku dan Alarick terikat juga dapat merasakan perasaan batin masing masing namun semua itu disebabkan karena kami memiliki frekuensi kehidupan yang sama. Frekuensi kehidupan milik sang ratu
Brengsek ALARICK BRENGSEK!
Setelah selama ini aku berusaha bertahan dan masih mempercayainya, aku tidak akan pernah menyangka jika-
"Uhukk uhukk." Tanpa sengaja aku tersedak oleh minuman yang sedang ku tenggak saat ini, sekuat tenaga aku berusaha menahan rasa gatal pada tenggorokanku yang membuatku terus saja terbatuk, "Uhukk Uhuk UHUKKk." Aku langsung berusaha membungkam mulutku sendiri ketika bunyi terakhir yang begitu keras hingga membut semua orang menolehkan pandangnya ke arahku.
Ugh tuhan cobaan apalagi ini... benar benar memalukan.
Seorang wanita dengan berpenampilan yang hampir sama dengan Oris segera menghampiriku dengan panik.
"Yang mulia anda baik baik saja?" Tanyanya khawatir, akupun menggeleng gelengkan kepalaku berusaha berkata bahwa ini bukanlah apa apa, "Jika anda kurang sehat sebaiknya anda segera beristirahat." lanjutnya lagi dengan lembut meski dari segi penampilan ia terlihat cukup sinis.
"Aku baik baik saja." Jawabku, ini adalah makan pertamaku secara official maka aku tidak boleh mengacaukannya.
Perempuan yang setauku bernama Rhea itu segera kembali ke tempat duduknya setelah mendengar jawabanku yang terlihat meyakinkan. Paras rupawan serta tubuh moleknya sangatlah membuat diriya tampak menonjol dan juga berbau bangsawan, suka atau tidak dia adalah wanita terdekat dari Oris.
Sang tangan kanan kerajaan Dortos.
Dan tentu saja hal tersebut membuatku bertanya tanya mengapa Oris tidak menikahi saja wanita sesempurna dan secantik Rhea daripada hanya sekadar menjadikanya orang kepercayaan dalam kerajaan.
"Sudah sangat lama kami tidak melihat anda." Ujar seorang pria yang duduk berhadapan denganku. "Putri Dementieva."
Aku tersenyum seramah mungkin, "Mungkin karena selama ini saya berada di Clarendon dan juga Skrates."
"Ah, begitu. Kami sangat sangat senang menyambut anda kembali."
"Begitu juga dengan saya tuan." Masih seperti yang kupikirkan, orang orang di negri ini sangatlah baik kepadaku, "Jika bukan karena kakak mungkin saja aku tidak akan pernah kembali kesini."
"Ka-kakak?" Ucapnya dengan pandangan bertanya, hey! Apa mereka melupakan hubungan darahku dengan sang raja karena saking lamanya Putri Dementieva tidak kemari? "Maksut anda adalah Yang mulia Osiris?"
Oris dan Osiris, terdengar mirip.
"Kakaku adalah Oris apa kalian tidak mengenalnya? Dan aku adalah adiknya apa kalian juga sudah melupakanku atau bagaimana?" Ucapku berusaha menjelaskan namun yang terjadi hanya kebingungan yang membisu.
"Ehm." Rhea berdehem memecah keheningan lalu ia tersenyum maklum ke arahku, "Sepertinya kalian belum mengetahui jika belum lama ini tuan putri telah kehilangan sebagian dari ingatannya maka untuk itu saya harap kalian dapat memakluminya." Jelas Rhea sambil menatap wajah para petinggi kerajaan satu persatu.
Terimakasih untuk itu setidaknya aku tidak terlalu repot repot untuk menjelaskan secara detail.
Tepat ketika para Dewan kembali diam, Oris memasuki ruang makan bersama dengan beberapa pengawal yang mengikutinya dari belakang dan tentunya juga Rhea yang langsung sigap membantu sang raja untuk duduk di kursi kepala yang mana itu berada di sebelahku.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress Choice's
Fantasy'Only one can take the emperor heart' Aku hanyalah seorang mahasiswi tingkat akhir biasa, keseharianku benar benar membosankan. Namun semua itu berubah ketika aku secara tidak sengaja tertabrak truk yang sedang melaju begitu kencang tepat di hari uj...