"AMADEUSH!" Teriakku berusaha memanggil penyihir sialan itu.Pada akhirnya setelah beberapa lama, pria lusuh berpakaian kuno tersebutpun muncul. Dan langsung merapal mantra ke arah penyihir putih milik Dementieva, aku tidak akan terkejut karena itu adalah salah satu insting seorang penyihir ketika bertemu dengan lawannya.
Cahaya biru kemudian melesat sangat cepat menghancurkan dinding perlindungan mereka, seakan melihat kesempatan aku segera berlari ke arah Dementieva dan menindih tubuhnya agar terhindar dari serangan Amadeush yang naasnya langsung mengenai penyihir putih itu.
Sekilas ia menatapku terkejut dengan wajah pucatnya yang kemudian berusaha memberontak dari dekapanku. Benar benar merepotkan.
"Menyingkirlah! Apa anda t-tau yang baru saja anda lakukan yang mulia?!" Hidungnya kembang kempis menahan amarah yang sangat kentara di wajahnya.
Aku menekan telapak tanganku di atas bahunya dan membuatnya mengerang sakit, "KAU INGIN MATI HAH?!" Bentakku penuh penekanan yang langsung membuat dirinya tidak bergeming.
Para prajuritpun langsung saja bergerak menjauh dan membentuk lingkaran siaga, tentu saja semua ini membuat mereka takut. Dua penyihir yang berbeda elemen di pertemukan secara langsung, percayalah tidak akan pernah ada yang ingin menyaksikan mimpi buruk ini.
"Amadeush selesaikan ini." Perintahku yang langsung membuatnya tunduk.
"Segera yang mulia." Iapun segera berbalik dan langsung menghadap Baltazhar sang penyihir putih agung itu.
"Tidak!!!" Teriak Dementieva yang terus saja memberontak dalam dekapanku, memusnahkan penyihir miliknya adalah pilihan yang tepat. Lagipula penyihir putih jauh lebih gampang untuk di habisi terlebih lagi ketika mereka belum terikat satu sama lain, "Membunuhnya maka kau akan kehilangan seluruh kerajaanmu." Ancamnya padaku.
Wow aku tidak mengira akan mendengar ucapan seperti itu, "Benarkah? Membunuh penyihir hitam memliki banyak cara selain hal bodoh yang hendak kau lakukan saat ini!" Jawabku dengan tersenyum miring. "Dan untuk perhatianmu saja, kerajaanku tidak akan dapat dihancurkan semudah itu."
"Lalu kenapa anda melakukan semua ini! Kenapa anda ingin sekali membunuhnya!"
"Karena aku ingin." Aku selalu melakukan apa yang kumau, "Demi keberlangsungan hidupmu Dementieva, menyerahlah jika kau tetap keras kepala maka aku tidak akan memiliki pilihan." Mendengar ucapanku tubuh Dementieva semakin meronta ronta untuk melepaskan diri dari kekanganku yang mana untuk berdiri saja kedua kakinya mungkin saja tidak akan kuat menopang tubuhnya yang lemah itu.
"Giliranku." Ucapku yang membuat ia memicingkan mata, "Kenapa kau ingin mengorbankan dirimu sendiri Dementieva? disaat aku tidak mengiginkannya."
Ia langsung saja memalingkan wajahnya dariku seakan itu sangatlah mengganggunya. Apa pertanyaanku cukup berat?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress Choice's
Fantasy'Only one can take the emperor heart' Aku hanyalah seorang mahasiswi tingkat akhir biasa, keseharianku benar benar membosankan. Namun semua itu berubah ketika aku secara tidak sengaja tertabrak truk yang sedang melaju begitu kencang tepat di hari uj...