"Bagaimana anda dapat menyimpulkan hal seperti itu." Aku tidak akan mengira jika Alarick mengetahui tentang hal ini lebih cepat dari yang kuduga, "Saya tidak terikat denganya!""Belum lebih tepatnya." Desak Alarick yang semakin mendekatkan tubuhnya ke arahku, dari tatapanya aku sangat yakin jika pria itu sedang berusaha membongkar seluruh rahasiaku, "Apa kau bisa menjelaskan bagaimana wajahmu dapat kembali seperti semula dan usahamu untuk melindungi penyihir itu?"
Sial! Apa yang akan pria ini lakukan jika aku benar benar terikat dengan Baltazhar!
"Ah it- saya..."
"Kau bahkan tidak bisa menjawabnya, sudah sangat jelas sekali jika kau Dementieva terikat dengan penyihir putih itu." Ucapnya memojokkanku, "Dan tubuhmupun menerima energinya tanpa adanya tanda penolakan."
Ditengah momen seperti ini, aku mendapati diriku goyah membayangkan bagaimana keputusan terburuk yang akan terjadi kedepannya. "Dimana dia." Tanyaku berusaha berfikir setenang mungkin.
"Aku mengurung dan menyegelnya untuk sementara."
Apa?! Baltazhar tidak akan dapat bertahan, jika penyihir dipisahkan dari kekuatanya sama saja dengan membunuhnya secara perlahan! "Anda tidak bisa melakukannya!"
"Kenapa tidak? Keberadaanya mengancam kerajaanku."
Dasar kau pria licik, pembohong. "Dari lubuk hati andapun tau jika semua ini bukan karena saya ataupun Baltazhar! Dengan menyegel kekuatanya anda dapat membunuhnya secara perlahan yang mulia."
Alarick masih menatapku tajam, "Aku tau."
"Lalu kenapa anda melakukan ini semua!"
Terdengar helaan nafas berat darinya,"Mengertilah Dementieva, sihir hitam telah memasuki kastil ini dan memnyihir beberapa orang kepercayaanku tidakkah kau berfikir mengapa aku melakukan semua ini?!" Ucapnya membuatku terbungkam.
Ya benar, apa yang dilakukan Alarick saat ini bukanlah hal yang salah. Jika saat ini aku berada di posisinya maka aku akan melakukan hal yang sama. Hanya saja aku tidak ingin kehilangan Baltazhar, kumohon jangan penyihir itu.
Alarickpun kembali duduk di sebuah kursi yang berada di samping tempat tidur. Entah kenapa saat ini aku merasa bersalah padanya.
"Malam itu." Ucapku memecah keheningan, "seorang prajurit mengatakan jika seseorang telah memasuki belakang istana hingga menimbulkan korban jiwa, ia berucap beberapa saat setelah saya menemui Baltazhar untuk pertama kalinya setelah di Clarendon. Saya tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi disini."
"Sepertinya kau dengan penyihirmu telah lama saling mengenal." Sindirnya yang sedikit membuatku terjekut karena pada awalpun aku tidak yakin dia akan merespon ucapanku.
"Hmm tidak juga, karena Baltazharlah saya dapat bertahan hidup di menara tua itu." Menara tua tempat penyihir, yang nyatanya penyihir itu justru terikat denganku, sangat sangat kebetulan sekali.
"Apa yang terjadi?" Tanyanya kemudian, hey! Bukankah aku baru saja menanyakan hal yang sama!
"Bukankah seharusnya sayalah yang bert-"
"Apa yang terjadi hingga kau harus di kurung dimenara itu, dementieva." Ia mengganti posisi duduknya agar dapat melihatku lebih jelas, "Tentunya Abertus tidak akan melakukan hal sejauh itu, jika kau tidak lebih dulu mencari masalah denganya."
Aku tersenyum kecut, "Saya berusaha membunuh ratu Amera." Ya tentu saja jawabanku membuat Alarick tertarik.
"Itu sangatlah-"
"Haha Bodoh?" Selaku sambil tertawa sarkas, "Saya tau, tapi tindakan tersebut adalah hal yang benar benar berada di luar kendali saya." Mengingat ketika tubuhku dengan sendirinya berusaha membunuh sang ratu.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress Choice's
Fantasy'Only one can take the emperor heart' Aku hanyalah seorang mahasiswi tingkat akhir biasa, keseharianku benar benar membosankan. Namun semua itu berubah ketika aku secara tidak sengaja tertabrak truk yang sedang melaju begitu kencang tepat di hari uj...