11

29.8K 3.8K 36
                                    

Salju perlahan mulai turun menumpuk diatas permukaan tanah membuat semuanya terlihat putih. Rasa dinginpun terasa semakin menyengat, aku tidak ingat sudah berapa lama tepatnya dikurung di menara ini dan dibiarkan seorang diri. Tubuhku terasa sangat lengket dan gatal, rambutku
pun sangat berminyak jika seseorang melihatku seperti ini mereka pasti berfikir bahwa aku adalah gelandangan yang menjijikan.

Aku kembali mengeratkan selimut kumuhku, Sejak saat itu Baltazhar tidak pernah menampakkan dirinya kembali namun ia selalu memberikan minuman dan makanan yang cukup banyak disaat aku tertidur. Jika ia seperti ini terus bukankah lebih baik membantuku keluar dari sini sekarang juga?!

Dan lagi, ketika kejadian yang lalu kembali terlintas dibenakku itu sangatlah membuatku kesal karena aku adalah seseorang yang dijebak disini! sialll...

Saat hendak kembali menutup mata, tubuhku tiba tiba saja bergetar begitu juga dengan menara yang mengurungku disini. Aku berlari ke arah jendela besar dan mendapati salju yang seharusnya putih kini berubah menjadi kehitaman.

 Aku berlari ke arah jendela besar dan mendapati salju yang seharusnya putih kini berubah menjadi kehitaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang terjadi?" Salju hitam semakin banyak diikuti dengan serombongan orang yang berpakaiam zirah besi. Mereka berdatangan mendekat ke arah kastil utama, "Perang? apa yang mereka inginkan disini!" Aku melemparkan selimutku dengan panik, satu satunya hal yang harus kulakukan saat ini adalah pergi dari sini secepat mungkin.

Karena dulu saat aku membaca beberapa kisah lama di perpustakaan kampus, para tawanan yang dimiliki kerajaan saat perang akan dirampas dan mereka diperlakukan sangat biadab dan aku tentu saja tidak mau hal tersebut terjadi padaku.

"HEY!!" Ucapku sambil menggedor pintu besi yang kokoh, "SIAPAPUN! KELUARKAN AKU DARI SINI KERAJAAN SEDANG DISERANG!" Teriakku sangat panik. Aku tau perang ini tidak akan berjalan dengan mudah, melihat para prajurit musuh yang terlihat sangat mengerikan dengan zirah hitam milik mereka.

"Diamlah, Raja Abertus mungkin akan dengan senang hati memberikanmu jadi santapan mereka." Jawabnya kasar kemudian diikuti dengan suara tawa.

Aku berusaha tidak terpancing, "KUMOHON, AKU MEMILIKI FIRASAT TIDAK ENAK AKAN HAL INI."

"Kalau begitu berdoalah putri, seperti yang kau lakukan seperti biasanya."

Saat aku kembali melirik ke arah jendela, asap mengepul dimana mana dan pertumpahan darah terjadi. Sangat kacau aku tidak dapat memalingkan wajahku, untuk pertama kalinya dalam seumur hidupku aku dapat melihat begitu banyak tubuh yang tak bernyawa dan juga anggota tubuh yang terpisah.

Salju yang seharusnya bewaran putih kini telah bewarna darah dan abu.

SREKK SRASHH

Suara itu membuatku memandang ke arah pintu, gesekan pedang yang terdengar sangat jelas. "APA SEMUA BAIK BAIK SAJA?" Tanyaku kencang pada pengawal yang selalu berjaga di depan pintu. "KELUARKAN AKU!"

DUM...

Seseorang melemparkan sesuatu ke arah pintu membuatku kembali mengatupkan bibir. Suasanapun kembali hening namun tidak dengan jantungku. Seseorang berusaha membuka pintu besi ruanganku ketika aku mendengar bunyi kunci besi yang bergemerincing dan berdecit ketika diputar.

The Empress Choice'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang